Bold italic = lirik lagu
Song = But by Davichi
Semoga nge-feel :)Aku memandangi pantulan diriku di cermin. Mata yang sembab, kantung mata yang kentara, bibir pucat dan juga pipi yang tirus.
aku bertanya lagi
bertanya pada diriku di dalam cermin
seperti ini, apa kau bahagia?Aku terlalu banyak menangisi hidupku akhir-akhir ini. Semuanya berantakan dan hancur dalam sekejap mata. Hidupku serasa berakhir saat ia dengan mudahnya memperkenalkan orang ketiga itu kepadaku.
akankah kau tetap bahagia?
aku bertanya padamu ribuan kali"Ini Minhyuk, kekasihku yang baru."
Aku masih ingat senyummu saat kau memperkenalkannya padaku. Dengan entengnya kau menggandeng tangannya bahkan mencium keningnya di depanku. Aku ingin berteriak di depan kalian. Tapi aku tidak bisa.
Melihatmu tersenyum begitu bahagia dengan sahabatku membuatku tidak bisa melakukan apa-apa.
karna kau begitu egois
karena kau begitu jahat
akan ku buang semuanya"Kalau begitu ayo kita putus."
Aku masih ingat saat hatiku terasa perih ketika kata-kata itu terucap dari bibirku. Aku bahkan masih ingat saat kau menolak mentah-mentah keinginanku untuk putus.
"Kita tidak akan putus Im Changkyun."
"Kau egois Lee Jooheon!"
"Yah, begitulah aku."
Aku ingin berharap. Sungguh aku berharap bahwa di dalam hatimu masih ada sedikit tempat untukku. Itukan yang menjadi alasanmu untuk tidak putus denganku?
Tapi ternyata aku salah.
Kau hanya ingin menyakitiku, membunuhku secara perlahan dengan mempertontonkan kemesraanmu di hadapanku. Kau bahkan menyebutkan namanya ketika bercinta denganku.
"Ahh, saranghae Minhyuk-ah..."
Aku hanya bisa menangis dalam diam. Bahkan setelah itupun kau hanya membuangku seperti seonggok sampah yang tidak berguna. Dan aku sadar di kemudian hari bahwa aku hanyalah sebuah alat untukmu.
Alat pembalasan dendam."Kau itu benar-benar bodoh Im Changkyun! Apa kau tidak sadar selama ini aku hanya meperalatmu?! Ini semua karena orang tuamu yang sudah membunuh orang tuaku! Dasar anak pembunuh!"
Hari itu kau mengungkapkan semuanya. Hari dimana untuk pertama kalinya aku menyesal memiliki orang tua seperti mereka, orang tua yang sudah membuat hidupmu sulit, orang tua yang sudah membuat mu menderita. Dan sekarang aku paham mengapa orang tua ku dijatuhi hukuman mati 5 tahun yang lalu.
aku akan melepaskanmu
setiap hari kau selalu menyakitikuSampai saat itu tiba. Saat dimana aku sudah tidak tahan dengan semuanya. Aku mencoba untuk menjauhimu. Aku berusaha untuk pergi darimu, tapi entah kenapa aku selalu kembali padamu, seakan-akan takdir tidak memperbolehkanku untuk jauh darimu.
aku ingin menjauh darimu
namun aku kembali padamu, berputar dan terus berputar
pada akhirnya, aku mencarimuHanya karena sebuah cincin.
Cincin warisan milik nenekmu yang kau berikan padaku. Benda berharga milik keluargamu. Aku hanya kembali untuk memberikan cincin itu kepadamu, tapi kau menahanku agar tidak pergi. Dan bodohnya aku bertahan disisimu. Karena aku mencintaimu.meski aku lelah karna menatapmu
itu membuatku bahagia
tapi, aku masih mencintaimuTapi semuanya salah. Kau kembali mengabaikanku demi Lee Minhyuk. Kau bahkan mengulanginya lagi, bermesraan dihadapanku dengan Minhyuk. Apakah aku sebegitu tidak pentingnya bagimu?
apakah memang tak ada satu waktupun, maksudmu begitu?
kau tahu semua isi hatiku
jangan berpura-puraAku yakin kau tahu perasaanku padamu. Tapi kenapa kau lakukan ini? Jika kau memang mau balas dendam maka bunuh saja aku, jangan menyiksa perasaanku seperti ini.
karna kau begitu egois
karena kau begitu jahat
akan ku buang semuanyaChangkyun menatap sebuah benda yang mengkilat di tangan kanannya dengan tatapan sendu.
aku akan melepaskanmu
setiap hari, aku mencoba untuk menjauh darimuPerlahan-lahan, pemuda manis mendekatkan benda itu ke pergelangan tangan kirinya, tempat dimana urat nadinya berada.
seperti kebohongan, waktu membuat hatiku bergetar
seperti sebuah kebohongan, kau sudah begitu berubahChangkyun memejamkan matanya, mengingat kenangan manisnya bersama Jooheon, walaupun semua itu hanya sebuah kebohongan, tapi Changkyun merasa sangat bahagia.
aku tak percaya, aku memaksakan serpihan kenangan, begitu menyedihkan
Changkyun tersenyum kecil saat mengingat kenangan-kenangan itu. Yah, walaupun pada akhirnya Jooheon mengkhianati cintanya, namun Changkyun sudah terlanjur jatuh terlalu dalam untuk seorang Lee Jooheon. Hatinya hanyalah untuk Lee Jooheon seorang.
Sekarang...
Dan selamanya...
meski begitu, tetap saja dirimu
meski begitu, tetap saja dirimuChangkyun semakin menekankan benda yang dipegangnya itu ke pergelangan tangannya sebelum menggoreskannya secara cepat dan dalan. Changkyun bahkan tidak merasakan sakit pada pergelangan tangannya. Hatinya sudah terlampau sakit dan raganya pun terasa sudah mati. Changkyun hanya terus tersenyum dengan tatapan kosong walaupun air mata sudah mengalir di kedua pipinya.
seperti orang bodoh aku mencintaimu
meski aku diselimuti luka, tetap saja dirimu
pada akhirnya, padamuChangkyun merasa kepalanya pusing dan dirinya mulai melemah, matanya mulai terpejam namun Changkyun tetap tersenyum.
bahkan jika ini terulang kembali, aku kembali padamu
tapi, aku masih mencintaimu"Saranghae, Lee Jooheon." Bisik Changkyun sebelum akhirnya menutup mata untuk selamanya di tengah dinginnya angin malam yang menyelimuti apartemen kecilnya.
END