goodbye (Jookyun)

1K 86 17
                                    

Aku bertemu dengannya ketika aku baru saja pindah ke sekolah di Korea. Well, bisa dikatakan bahwa dia adalah pangeran sekolah sedangkan aku adalah pembantu sekolah.

Kenapa?

Sekolah baruku ini menjunjung tinggi seseorang dari penampilan dan kekayaannya, sedangkan aku tidak memiliki keduanya. Berbeda jauh dengan pangeran sekolah itu.

Aku hanyalah seorang Im Changkyun, namja super biasa, berpenampilan biasa -cenderung ke arah penampilan anak-anak kutu buku atau nerd. Seragam yang selalu kumasukkan ke dalam celana, tak lupa dengan ikat pinggangku yang hitam mengkilap. Poniku sudah hampir menutupi mata dan jangan lupakan kacamata super besar dan bulat yang bertengger di hidungku.

Kalian mau tertawa? Silahkan saja karena memang beginilah penampilanku.

Hmmm, dan kedua adalah kekayaan yang jelas-jelas tidak kumilikki. Di saat murid-murid lain membanggakan usaha sukses kedua orang tua mereka, aku hanya bisa membanggakan prestasi yang kuraih hingga bisa mendapatkan beasiswa di sekolah elit ini. Di saat mereka sibuk membicarakan bisnis perusahaan orang tua mereka, aku hanya bisa diam dan mendengarkan karena kedua orang tuaku hanyalah pemilik kedai kecil di tengah kota.

Sangat berbeda dengan orang tua mereka yang memilikki gedung tinggi maupun bangunan real estate megah di Korea.

Tapi satu hal yang perlu kalian ingat bahwa aku tidak pernah malu dengan pekerjaan orang tuaku. Kenapa harus malu? Selama pekerjaan mereka masih legal, aku akan selalu bangga kepada mereka yang telah membesarkanku hingga sekarang.

Okay, kembali kepada pertemuanku dengan pangeran sekolah.

Yang pertama adalah Son Hyunwoo. Namja tinggi (yang membuatku iri dengan tinggi badannya) dengan pundak yang lebar, wajah tampan dan oh! Jangan lupakan matanya yang seakan menghilang ketika ia tersenyum. Sangat menggemaskan!

Yang kedua adalah Shin Wonho. Namja dengan kulit pucat (entah kenapa terlihat sexy), tubuh atletis dan wajah yang tampan, namun benar-benar seorang playboy sejati yang selalu menggoda seisi sekolah dengan rayuannya.

Dan yang terakhir adalah Lee Jooheon. Namja dengan wajah datar dan tatapan dingin, kulit putih pucat yang entah kenapa sangat menawan bagiku. Dia hanya selalu terdiam disaat kedua sahabatnya -Hyunwoo dan Wonho- sedang bercanda walaupun sesekali menimpali dengan senyuman tipis tapi entah kenapa aku merasa sangat tertarik padanya.

Apakah aku lupa mengatakannya?

Ah, baiklah. Aku adalah seorang gay.

Dan aku menyukai Lee Jooheon.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ayah, ibu. Kita mau kemana?" Changkyun bertanya sedikit heran ketika orang tuanya memintanya untuk berpakaian rapi sehabis pulang sekolah. Apalagi tadi ibunya sempat mengajaknya ke salon untuk mengubah penampilannya. Rambutnya dipotong dan sekarang berubah warna menjadi coklat.

"Ayah ingin mengunjungi seorang sahabat."

Kening Changkyun berkerut.

Apa ini akan menjadi pertemuan seperti dalam cerita yang sering dibacanya?

Pertemuan orang tuanya dengan sahabat lama mereka yang berujung pada perjodohan?

Ah, semoga saja pikiran Changkyun salah kali ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Changkyun-ah, beri salam pada paman dan bibi Lee."

Changkyun mengangguk kecil sebelum membungkukkan badannya ke hadapan pria dan wanita yang kira-kira seusia dengan orang tuanya.

"Annyeonghaseyo, paman, bibi. Im Changkyun imnida." Ucap Changkyun tak lupa senyuman manisnya yang membuat bibi Lee memekik senang.

Monsta X collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang