"Changkyun! Im Changkyun!"
Changkyun menggerutu. Kenapa juga dia menuruti sang ibu untuk menggantikannya menjadi pengasuh Jooheon ketika ibunya kembali ke kampung halaman untuk menjenguk kakeknya?
"Iya, iya. Kenapa hyung??"
"Minum~"
"Astaga hyung! Ish! Ya sudah aku ambilkan!"
"Air hangat ya!"
"Iya, iya!"
Changkyun berjalan ke arah dapur dan menuang air hangat ke dalam gelas kemudian kembali ke ruang makan dan menyodorkan gelasnya pada Jooheon.
"Terlalu panas!"
Changkyun memutar bola matanya kemudian kembali lagi ke dapur, membuang sedikit air di dalam gelas dan menuangkan air dingin.
"Kurang hangat!"
Hampir saja Changkyun melempar gelas itu, tapi dia menahan dan mencoba untuk bersabar.
"Ini!"
"Sudah tidak haus!"
BRAK!
"Ish! Terserah hyung saja!"
***
Pukul 1 dini hari, Changkyun masih berkutat dengan ponselnya. Biasa, melihat sosial media hingga lupa waktu meskipun matanya sudah setengah tertutup.
Hingga ponselnya berbunyi dan menampilkan panggilan dari Jooheon.
"Mau apa lagi hyung??"
"C-changkyun... ugh!"
Changkyun segera melompat dari kasurnya dan berlari ke kamar Jooheon.
"Hyung!"
Changkyun panik saat melihat Jooheon yang terbaring lemas di atas kasur dengan wajah pucat.
"Hyung! Panas sekali!"
"C-changkyun..."
"Eum? Kenapa hyung?"
"Dingin..."
Tanpa pikir panjang, Changkyun langsung menaikkan suhu AC kemudian masuk ke dalam selimut yang sama dengan Jooheon dan memeluk pemuda itu.
"Sudah tidak dingin kan?"
"Eum..." Jooheon menyamankan diri di dalam pelukan Changkyun. "I-ibu..."
Changkyun tertegun. Ia ingat ibunya pernah berkata bahwa orang tua Jooheon bercerai saat ia masih kecil dan sekarang kedua orang tuanya sibuk bekerja masing-masing.
Perkataan ibunya waktu itu benar. Memiliki kekayaan tidak menjamin akan hidup bahagia. Buktinya Lee Jooheon sekarang hidup kesepian tanpa adanya kasih sayang dari orang tuanya.
Changkyun pun mengeratkan pelukannya kemudian menepuk-nepuk pelan punggung Jooheon sambil menggumamkan lagu yang biasa ibunya nyanyikan dulu ketika menidurkan Changkyun.
"Jaljja, Jooheonie hyung..."
***
"Eit! Hyung mau kemana??" Cegah Changkyun saat melihat Jooheon sudah berpakaian rapi.
"Ke club sebentar. Temanku ulang tahun."
Changkyun menggeleng keras. "Hyung masih sakit!" Kemudian menempelkan punggung tangannya di kening dan leher Jooheon. "Lihat! Masih agak hangat! Tidak, tidak! Pokoknya tidak boleh pergi!"
Jooheon menghela nafas. "Ayolah, dia teman baikku."
"Eumm... Baiklah, tapi aku harus ikut!"
"Eh?"