PART 31

6.9K 533 3
                                    

Sebenarnya Mei tidak terlalu menyukai kegiatan ini. Ya, mencoba gaun pengantin.

Ini saran Erik, pria paruh baya itu segera mengatur pernikahan begitu tau Mei adalah calon menantunya.

Tidak perlu berlama-lama sih, Kai dan Erik segera saja mengatur acara pernikahan. Secepat itu, hingga Kai dengan semangatnya membawa Mei ke sebuah butik ternama.

Mei menghela napasnya. Sebenarnya ini semua terasa seperti mimpi, tidak pernah terpikirkan olehnya, jika ia akan menikah secepat ini.

Di dalam ruang ganti itu, Mei mematut diri di depan cermin. Mengembangkan senyumnya, saat sebuah gaun putih melekat indah di tubuhnya.

Perlahan kaki Mei keluar dari ruang ganti. Pelan-pelan menghampiri Kai--pria yang kini sedang berbicara dengan pemilik butik sembari melihat-lihat gaun pengantin yang ada di sekitarnya.

Mei berdehem, membuat perhatian Kai segera teralihkan.

Dan sukses saja mata Kai membulat begitu melihat penampilan Mei. Takjub. Gadisnya cantik sekali batin pria itu dalam hati.

Wanita pemilik butik itu juga menatap takjub.

"Calon istrinya cantik banget Pak," puji pemilik butik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Calon istrinya cantik banget Pak," puji pemilik butik.

Kai balas tersenyum. "Iya, calon ibu dari anak-anak saya memang cantik."

Melengos di bilang begitu oleh Kai. Ah! Sial muka Mei pasti merah.

"Fix, gaun yang ini cocok banget, gimana? Mau ambil yang ini aja?" tanya wanita pemilik butik itu.

Kai mengangguk cepat, ketimbang gaun sebelumnya, gaun pengantin kali ini lebih cocok dengan tubuh Mei. Bahkan gadis riangnya itu terlihat tambah cantik.

*****

Urusan gaun selesai. Kai juga sudah memesan setelan jas yang akan ia pakai di acara resepsi pernikahan nantinya.

Untuk lokasi resepsi, nantinya Kai akan memesan sebuah tempat di Gunung Pancar. Resepsi itu akan digelar dengan konsep outdoor. Dengan diberi tambahan dekorasi yang semenarik mungkin.

Semuannya berjalan cepat. Bagi Sean Organizer, tidak sulit mengatur acara pernikahan dengan waktu singkat. Catering, undangan, pelaminan dan sebagainya bisa diurus dengan cepat.

Aneh rasanya, Kai yang biasanya mengatur acara pernikahan orang lain, kini sibuk mengatur acara pernikahannya sendiri. Begitu juga dengan Mei, dia gadis yang dulunya sering membantu merancang desain pelaminan, kini sebentar lagi justru akan duduk di pelaminan.

"Gimana? Udah siap jadi istri belum?" tanya Kai. Saat ini Mei dan Kai sedang duduk bersebelahan di halte bis. Menikmati matahari senja yang baru saja membungkus kota.

"Sebenarnya Mei itu belum siap, tapi yaudah deh disiap-siapin aja," tutur Mei dengan polosnya.

"Kok gitu sih jawabannya? Harusnya kamu bilang siap. Sangat siap!"

Mei tertawa melihat muka kesal Kai. Senang saja, melihat wajah pria itu kesal.

"Eh tau enggak, Mei sekarang otw jadi guru biola lho?" ucap Mei mengalihkan topik pembicaraan.

"Serius?" tanya Kai tak percaya.

Mei mengangguk mantap.

"Wuihh, kamu sekarang keren ya!" puji Kai, sambil mengacak-acak rambut Mei.

Mei terkekeh sejenak. "Kalo diinget-inget, kita berdua aneh banget nggak sih? padahal dulu kita berdua kan sering banget berantem."

"Itu kan gara-gara kamu yang sering ngeselin," balas Kai.

Mei menjulurkan lidah, "biarin ngeselin, yang penting pinter main biola."

"Sombong banget." Kai mendengus.

"Itu bukan sombong tapi percaya diri," elak Mei.

"Percaya diri atau ke-pede an?"

Mei tertawa. "Ya, antara percaya diri sama kepedean sih, hehe."

*****

Resepsi sama ijab kabul itu beda acara, pakaian yang dikenakan juga beda model. Seperti sekarang, saat detik-detik ijab kabul bermula.

Mei memakai kebaya putih, rambut yang dibentuk sanggul cantik, beserta polesan make-up yang membuatnya terlihat menawan. Juga Kai, menggunakan jas hitam, beserta peci hitam di kepala, membuat pria itu kelihatan seperti suami-eble.

Situasi perlahan sunyi. Tamu undangan mengikuti acara ijab kabul dengan khidmat. Lengkap, dari jejeran staf kantor, rekan kerja, sampai cleaning servis pun ikut serta dalam acara sakral itu. Sebagai informasi karna Mei tidak punya wali nikah maka wali nikahnya digantikan oleh wali hakim.

Kai menjabat tangan wali hakim, berselang menit giliran Kai pula yang mengucapkan Ijab kabul dengan lantang. Detik-detik yang membuat dada berdesir hebat. Hingga para saksi mengucapkan kata "sah" secara bersaman, dan doa pun kemudian dilantunkan.

Sah! Kai menatap wanita yang duduk di sebelahnya. Wanita yang kini menjadi istrinya. Wanitanya terlihat begitu cantik.

Mei menyalami tangan Kai, bentuk penghormatannya sebagai seorang istri. Lalu beralih menyalami tangan ayah mertuanya, Erik.

Erik tersenyum damai. Menatap menantunya dengan raut bahagia. "Semoga kamu menjadi istri yang sholehah ya," doa Erik untuk Mei.

Mei mengaminkan doa ayah mertuanya. Lalu berbisik terima kasih pada Erik.

Acara ijab kabul selesai, berganti dengan acara tukar cincin.

Sederhana, namun dilakukan dengan penuh kekhidmatan. Kai memasangkan cincin permata berkilauan itu ke jari manis Mei. Lalu berganti dengan Mei yang memasangkan cincin platinum putih terang ke jari manis Kai.

Usai Mei memasangkan cincin, Kai segera saja mencium kening istrinya. Menciumnya lembut. Membuat orang-orang di sekitarnya bersorak baper.

*****
Tbc ...
Ijab kabul finish
Resepsi otw

Eh, jan lupa datang ke nikahan mereka ya?

Vote+koment+follow akun gw = doble up

Dear, Bapak Muka Datar (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang