Pagi datang, matahari mulai naik. Sinarnya perlahan menerabas tirai jendela. Membuat sepasang manusia yang tengah terlelap itu menggeliat.
Pasangan yang manis, keduanya tengah terlelap dalam posisi saling berpelukan. Meringkuk di bawah selimut, tanpa sadar jika masing-masingnya tengah berpelukan erat.
Mei membuka mata, sedikit memusatkan perhatian saat objek pandang pertama yang ia lihat adalah Kai. Mei tersenyum ke arah Kai, suaminya terlihat begitu menggemaskan ketika tidur.
"Kenapa senyum-senyum?"
Mei seketika membuang pandang, ia tertangkap basah senyum-senyum ke arah Kai ketika pria itu mendadak membuka mata.
Kai terkekeh melihat kelakuan istrinya.
"Selamat pagi sayang!" sapa Kai dengan memberikan senyum manisnya.
"Pagi juga!" balas Mei juga.
Kai tak menerimanya. "Pagi juga apanya?"
"Ya, pagi juga," ucap Mei mengulang sapaannya.
Kai menggeleng cemberut, bukan itu yang ia maksud. Pria itu menatap istrinya serius."Ulang, pagi apa?"
"Pagi juga sayangku!" ucap Mei gemas, lalu dalam sekian detik perempuan itu mengecup pipi suaminya singkat.
Kai tertawa puas. Pipinya memerah.
"Ternyata kamu sekarang udah berani?"
"Kalo berani kenapa emangnya?"
"Bagus deh, kalo kamu berani." Kai mengacak rambut Mei gemas.
Mei menatap tangan Kai yang masih melingkar di pinggangnya. "Sayang, ini pelukannya bisa dilepas nggak sih? Ini udah siang lho, masa iya kamu mau terus-terusan di kamar?!"
"Jangan pergi, tetap di sini," pinta Kai dengan suara khas bangun tidurnya.
Mei berdecak, "udah dong. Manjanya nanti-nanti aja ya. Sekarang mandi, sarapan trus baru manja lagi, oke?"
Kai menggeleng, matanya perlahan menyipit. Lalu kembali tidur.
"Terserah kamu deh, pokoknya sekarang kita harus bangun." Mei beranjak bangun dari tempat tidurnya, refleks saja pelukan Kai tersebut lepas dari pinggangnya.
Namun, itu tak berselang lama. Karna Kai pada akhirnya dengan gerakan cekatan langsung beranjak bangun dari tempat tidur, lantas dengan segera memeluk istrinya dari belakang. Lagi dan lagi ...
Kai merebahkan dagunya ke atas pundak Mei. Dengan kedua mata yang masih terpejam. Ikut ke mana pun Mei pergi.
*****
Mei tetap memaksakan memasak meski ... meski ia sedikit susah untuk bergerak. Bagaimana tidak? Lagi, Kai memeluk erat pinggang Mei dari belakang.
Bagai tidak mau kehilangan istrinya, Kai tak sedetik pun melepaskan pelukan erat itu. Mei menghela napasnya, ia sedikit kesusahan bergerak, ditambah dengan kepala Kai yang sengaja di tenggelamkan di perpotongan lehernya.
"Sayang, kamu duduk di meja makan aja ya. Tunggu masakannya selesai, jangan meluk terus," ucap Mei, saat ini perempuan itu tengah memotong beberapa bawang.
Sebagai respon, Kai hanya menggeleng lemah. Ia tidak mau kemana-mana. Saat ini ia hanya ingin berdua bersama istrinya.
"Pliss duduk dulu deh, nanti baru meluknya dilanjutin," mohon Mei. Namun, hanya dibalas dengan gelengan kepala oleh Kai.
Mei mendengus. Oh ayolah, tidak bisakah tingkah manja itu dikurangi sedikit?
"Selamat pagi anak-anak!" sapa seseorang. Suaranya terdengar tak asing, baru saja masuk ke dalam rumah.
Kai dan Mei menoleh ke asal suara, benar saja ternyata suara itu berasal dari pria paruh bayah yang sekarang tengah berdiri di belakang mereka berdua.
Erik baru datang, dan pria itu langsung saja disambut dengan melihat ke-uwu an pasangan baru itu. Erik membuang muka saat melihat Kai yang makin mengalungkan tangannya erat ke pinggang Mei.
"Kai, kamu kenapa?" tanya Erik tak habis pikir.
"Nggak papa," jawab Kai pendek.
Erik berdehem, "bisa nggak kalian uwu-uwu-annya dilanjut nanti?"
"Udah berkali-kali Mei bilang gitu ke dia Pa, tapi dia nggak mau," adu Mei.
"Sayang! Jangan gitu, kita ini suami-istri jangan malu," kilah Kai.
"Tapi kan ada Papa, emang gak malu kalo diliatin?" bisik Mei ke telinga Kai.
"Kalo aku nggak malu gimana?"
"Papa, maaf ya Pa ... mungkin kita berdua keliatan nggak sopan banget di mata Papa. Maaf banget Pa," ujar Mei.
Erik cuma bisa mengedikkan bahunya."Terserah kalian deh, sebenarnya Papa ke sini cuma mau nawarin paket liburan bulan madu di Bali, gimana? Mau nggak?"
Kai dan Mei seketika saling pandang.
"Mau banget," ucap keduanya bersamaan.
*****
Tbc ...
Anjrot, mau mabok nulisnya
vote & komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Bapak Muka Datar (COMPLETE)
General FictionKALO LU BAPER GUA NGGAK NANGGUNG! Judul : Dear, Bapak Muka Datar Genre : romance/slice of life Status : TAMAT Meski Kai disebut siluman es batu, tapi jangan salah, hatinya Kai itu kadang sehangat kompor gas. Disuruh ngebunuh nyamuk aja nggak tegaan...