PART 46

5.4K 396 4
                                    

Meski sudah berkali-kali mengganti posisi tidur, Mei tetap tidak mengantuk. Perempuan itu menghela napasnya. Sebenarnya ia merasa sangat bersalah. Ya, seharusnya tadi ia tidak marah berlebihan pada Kai.

Mei melirik ke samping, melihat punggung Kai. Pria itu tampaknya sudah tidur. Tidur dengan posisi yang membelakangi Mei.

Aahh sial! Mei sama sekali tidak bisa tidur. Perempuan itu melirik jam dinding. Sudah pukul 11:58, itu artinya dua menit lagi  tengah malam, dan artinya sebentar lagi hari akan berganti.

Sebentar ...

Hari berganti?

Ia tidak salah kan?

Mei melirik kalender kecil yang terletak di atas nakas. Melihat hari yang sebentar lagi akan datang. Ah tidak! Mei menutup mulutnya yang ternganga. Di sana tepat di tanggal empat belas.

Di sana ...

Tepat di bawah tanda silang merahnya terdapat tulisan "Hari ulang tahun suami"

Seketika Mei melirik Kai yang tidur membelakanginya. Suara dengkur halus terdengar dari sana. Bersamaan dengan itu Mei kembali melirik jam dinding, tepat tengah malam. Jarum jam panjang perlahan berdetak melewati angka dua belas.

Tepat!

Tanggal empat belas sudah datang. Hari sudah berganti, artinya usia Kai juga berganti.

Di sebelah Mei, Kai tampak menggeliat. Mencari posisi ternyaman. Dan sialnya, pria itu tanpa sengaja memeluk Mei.

Mei tersentak ketika sebuah tangan tiba-tiba saja melingkar di pinggangnya. Kai, pria itu tanpa sadar bertukar posisi menjadi berhadapan dengan Mei. Satu tangan pria itu tanpa sengaja mendarat di pinggang Mei. Jarak Kai dan Mei jadi makin terpangkas.

Apa kata Kai kemarin? Huh ... Mei menghela napasnya. Saat di hari ulang tahunnya pria itu cuma ingin satu hal.

"Aku mau kamu cium aku duluan."

Seketika ucapan Kai itu terngiang-ngiang di kepala Mei.

Haruskah ia melakukan hal itu? Sial! Muka Mei langsung bersemu merah.

Tapi ah baiklah ...

Mei menatap Kai yang tidur nyenyak di dekatnya. Kelopak mata Kai yang terpejam begitu menggemaskan ketika dipandang. Sejenak Mei tersenyum tipis.

"Selamat ulang tahun sayang!" bisik Mei pelan ke  telinga Kai.

"Maaf ... karna kuenya gak ada, maaf bangett," bisiknya lagi.

Kai nampak tidur saja, mungkin tidurnya terlalu pulas. Hingga ucapan Mei tidak terdengar.

Dengan menguatkan hati, Mei segera memajukan wajah. Lalu setelahnya segera saja mencium bibir Kai.

Pipinya memanas saat melakukan hal ini.

Kai masih tidur.

Hingga beberapa detik kemudian dengan  secepat kilat Kai membuka kelopak matanya.

Mei terhenyak melihatnya. Namun, tidak dengan Kai. Pria itu justru mempereratnya. Dengan secepat kilat berganti posisi, Kai dengan gerakan cepat mengukung Mei dari atas, tanpa sedikit pun melepaskan tautan bibir itu.

*****

"Semalem enak kan?"

"Apanya yang enak?"

"Ituloh ... pas tengah malam ..."

Muka Mei seketika memerah. "Ihhh apasih! Kok pikiran kamu jorok gitu?!"

Di tengah acara sarapan pagi ini, bisa-bisanya Kai mengungkit masalah itu. Dasar suami mesum!

"Apanya yang jorok? Orang yang aku maksud itu makanan tadi malam, yang kamu masak pas tengah malam itu," kata Kai menjelaskan.

Seketika Mei melirik Kai. Ternyata itu maksudnya. Iya sih, semalam ketika tengah malam itu ia sempat masak. Mei menghela napasnya. Ia pikir ... ah sudahlah.

"Emang kamu pikir apa?" tanya Kai.

"Nggak bukan apa-apa kok," balas Mei.

Kai menatap penuh selidik, "kamu mikir anu ya ..."

"Stttss!" Mei segera saja menempelkan jari telunjuknya ke arah bibir Kai. Menyuruh diam.

Kai diam, lalu beberapa detik kemudian menggigit jari telunjuk Mei. Ya siapa suruh punya jari imut sekali, jadi digigit kan. Batin Kai.

"S-sakit!" ringis Mei, perempuan itu mengerucutkan bibir, segera saja menjauhkan jari telunjuknya dari bibir Kai.

"Sakit tau?! Kamu makin tua kok makin nyebelin sih?!" Mei menatap jari telunjuknya yang merah akibat digigit Kai.

Kai terkekeh melihat muka sebal istrinya.

"Udah jangan marah lagi," pujuk Kai sambil mengacak-acak rambut istrinya.

Perempuan di hadapan Kai itu hanya bisa berkacak pinggang, wajah perempuan itu nampak begitu kesal. Ya, sebenarnya gabungan kesal dan sebal.

"Udah cepet abisin sarapannya!" perintah  Mei galak.

"Kenapa kamu galak? Ini hari ulang tahun aku lho? Masa iya kamu tetap galak? Aku kan pengen diperlukan dengan penuh cinta oleh istri tersayang," kata Kai lebay.

"Idihh kamu demam ya?" Mei menyentuh dahi Kai.

"Iya demam, soalnya aku panas dingin terus sih pas liat senyum kamu."

Muka Mei seketika memanas. "Jangan gombal pliss!"

"Kalo nggak mau gimana?"

"Harus mau!"

"Nggak ah mau tetap gombal!"

"Jangan buang-buang waktu, bentar lagi kamu berangkat kerja lho? Nanti kalo kamu telat gimana? Masa iya bapak CEO yang mimpin perusahaan datangnya telat? Nggak mencerminkan seorang pemimpin teladan banget sih," ujar Mei panjang lebar.

Melihat istrinya yang bicara sedikit cerewet ini membuat mood Kai makin membaik. Kai tersenyum tipis saat melihat mulut istrinya terus saja mengomel tentang "terlambat"

Mei masih menatap suaminya sebal. "Kamu kok--"

Cup!

Belum sempurna kalimat itu selesai, Kai sudah duluan menempelkan bibirnya tepat ke atas bibir Mei.

Jujur, Kai tidak tahan melihat mulut istrinya yang terus saja mengomel itu.

Cuma singkat, setelahnya Kai kembali pada kegiatannya semula. Melanjutkan sarapannya kembali, berlaku seolah tak terjadi apa-apa.

Padahal muka Mei sudah memerah. Ia ingin sekali mengutuk Kai.

Selalu begitu. Ya, hubungan mereka berdua tampak seperti pertemanan anak-anak. Sehari bertengkar. Namun, sehari lagi berbaikan. Saling marah dan kesal terhadap masing-masing, tapi juga rindu satu sama lain.

Ya begitulah ...

*****

Tbc ...

Hy! Makasih atas support kalian ya. Makasih udah baca cerita ini trus. Salut sama kalian, meski alur cerita gue gaje tetep semangat baca.

Thanks ya gess!

Smoga harimu menyenangkan ^_^

"Iya demam, soalnya aku panas dingin terus sih pas liat senyum kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya demam, soalnya aku panas dingin terus sih pas liat senyum kamu."
~Kai~

Tbc ...

Dear, Bapak Muka Datar (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang