PART 33

6.8K 498 10
                                    

Tubuh Mei membeku, suasana menjadi sunyi seketika. Bahkan sorakan para tamu undangan itu sama sekali tak terhiraukan.

Mei menatap pria itu lewat jarak yang begitu dekat. Dengus napasnya terasa hangat, tatapan pria itu dalam. Mei masih terdiam kaku. Ternyata ini nyata. Nyata jika Kai menempelkan bibirnya ke ke bibir Mei.

Seperti berhalusinasi rasanya. Saat tangan Kai beralih menangkup pipi kanan Mei, mempererat tautan bibir itu.

Hingga seperkian detik kemudian, akhirnya Kai menjauhkan wajah. Mei masih kaku, wajahnya merah. Teramat merah malah. Kai yang melihat hal itu justru balas tersenyum manis ke arah Mei.

Tak tau kenapa, semua perlakuan Kai itu membuat pikiran Mei porak poranda.

Perlahan Mei memegang bibirnya. Terasa hangat. Sial! Ciuman itu ternyata memang benar dan nyata.

*****

Mei mendengus sebal. Bagaimana tidak sebal coba? Selepas pulang dari resepsi pernikahannya itu Kai mendadak jadi manja.

Benar, resepsi pernikahannya sudah selesai. Malam ini, Erik menyuruh Mei dan Kai untuk tinggal berdua saja di rumah. Sementara Erik, katanya pria paruh bayah itu akan menginap di hotel malam ini.

Erik memaksa, meski Mei menolaknya. Bukan apa-apa sih, sebenarnya Mei cuma merasa tidak enak saja dengan ayah mertuanya.

Tapi ya sudahlah, keputusan Erik sudah bulat. Fix, malam ini Mei dan Kai akan bermalam berdua di rumah. Hanya berdua? Hal itu membuat Kai senyum-senyum sendiri sejak tadi.

Dan hal yang membuat Mei mendengus sebal sejak tadi adalah karna Kai terus-terusan bertingkah manja. Manja, karna sejak masuk ke dalam rumah pria itu terus saja memeluk pinggang Mei erat dari belakang. Terus-menerus, bagai takut ditinggalkan. Tanpa sedikit pun mau melepaskan.

Ya, otomatis saja Mei yang masih mengenakan gaun putih itu berjalan kesusahan. Kai sih, sama sekali tak menghiraukannya, masih tetap memeluk istrinya erat dari belakang.

Mei menghela napasnya. Ia sungguh kesusahan untuk berjalan. Dengan Kai yang memeluk dari belakang, ditambah lagi dengan dagu Kai yang sengaja rebah di pundaknya. Astaga! Mei baru tau jika suaminya adalah manusia yang teramat manja.

Hingga dengan susah payah Mei pada akhirnya sampai ke dalam kamar. Sampai di kamar, Mei melirik sekitar. Melirik kamar Kai yang dirancang menyerupai kamar pengantin.

Selepas melihat kamar, Mei beralih melirik ke bawah. Ya, dia melihat tangan Kai yang masih melingkar erat di pinggangnya.

Mei melirik ke belakang. Melirik suaminya yang masih setia meletakkan dagu ke atas pundaknya. "Bisa lepas nggak?" ujar Mei lelah.

"Nggak bisa, sayang."

Mei berdecak, ia lelah. Tidak bisakah Kai sebentar saja melepaskan pinggangnya? Mei mendengus, melirik kasur yang tak jauh darinya. Sial! Badannya terasa remuk, ingin sekali ia segera berbaring di atas kasur dengan nyaman.

Baiklah, Mei sama sekali tak peduli. Bodo amat dengan Kai, sekarang yang terpenting adalah mengistirahatkan diri.

Akhirnya tanpa pikir panjang, Mei berjalan menuju tempat tidur. Sontak saja segera menjatuhkan diri ke atas ranjang.

Refleks, Kai yang masih memeluknya dari belakang jadi ikutan terjatuh. Jatuh bersebelahan dengan Mei.

Hal itu membuat Kai melepaskan pelukan erat di pinggang Mei. Namun, itu tentu saja belum membuat Mei jadi bebas beristirahat. Selepas pinggangnya bebas, Kai justru menarik tubuh Mei agar berhadapan dengannya.

Dan hal itu membuat Kai tersenyum begitu menyadari wajah istrinya sudah terlihat amat sebal. Agar wajah istrinya tak lagi sebal, Kai segera saja mengecup kening istrinya. Dimulai dari kening, berlanjut ke kelopak mata, pipi, dan terakhir bibir.

Singkat saja, setelah melakukan hal itu Kai beranjak berdiri dari kasur. Segera masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Mei yang masih termangu menahan malu.

*****

"Sayang, tolong ambilin handuk dong!" teriak Kai dari arah kamar mandi.

Sudah lima menit berlalu, dan Mei masih saja termangu menahan malu akibat kejadian tadi. Namun, perempuan itu segera saja tersadar ketika suaminya berteriak minta tolong.

Mei cekatan berdiri, segera mencari handuk di lemari pakaian. Setelah mendapatkannya perempuan itu berjalan menuju kamar mandi.

Mengetuk pintu kamar mandi pelan. Lalu tak lama, bunyi suara "krek!" terdengar. Lewat celah pintu yang terbuka sedikit itu satu tangan Kai keluar, bertujuan untuk mengambil handuk.

Mei memberikan handuk Kai. Lantas saja Kai menerimanya.

Tapi, lagi-lagi ...

Tangan Kai dengan jahilnya menarik cepat tangan Mei. Sontak saja perempuan itu tak sengaja tertarik masuk ke dalam kamar mandi.

Degh!

Pintu kamar mandi dikunci rapat oleh Kai. Mei menelan ludahnya, melirik pria nakal itu tajam.

Jangan berpikiran yang aneh-aneh. Di dalam kamar mandi itu Kai masih memakai busana lengkap kok.

Garis bibir Kai tertarik ke atas. Tangan pria itu mengarah ke tombol shower. Menghidupkannya.

Suara kucuran air shower memenuhi seisi kamar mandi. Mulai membasahi tubuh Kai dan Mei. Kai menyugar rambutnya ke belakang.

Dan pada akhirnya mereka berdua basah oleh guyuran air di satu shower yang sama.

*****

Tbc ...
Gue mau ganti judul cerita. Kira-kira, judul yg bagus apa yak?
Vote + koment

 Kira-kira, judul yg bagus apa yak?Vote + koment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear, Bapak Muka Datar (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang