PART 48

5K 391 15
                                    

Mei terbangun saat selarik cahaya menimpa matanya. Perempuan itu mengernyit, perlahan membuka matanya.

Ah, pandangan pertama yang ia lihat adalah suaminya. Kai, yang kini sedang memandangnya sambil tersenyum.

Tunggu? Kenapa ia bisa ada di kamar tidur?  Makan malamnya?

Ingatan Mei kemudian mengarah pada ingatan tadi malam. Saat Mei menunggu Kai yang lama sekali pulang.

"Kok aku bisa ada di sini?" tanya Mei bingung.

"Semalam kamu ketiduran," kata Kai menjelaskan.

"Jadi? Makan mal--"

Belum sempurna kalimat Mei terucap Kai sudah menyela duluan. "Maafin aku ya?" ucap Kai dengan tatapan memohonnya.

"Kenapa minta maaf?"

"Kamu pasti nungguin lama semalam," kata Kai.

"Harusnya aku yang minta maaf. Maaf, karna semalam ketiduran. Maaf karna nggak bisa rayaain ulang tahun kamu," balas Mei.

Kai menggeleng, pria itu mengenggam tangan istrinya erat. "Aku yang salah ... maaf karna pulang terlalu malam."

"Iyaa kamu nggak salah kok, kamu pulang malam karna lembur kerja kan?"

"N-nggak," jawab Kai sedikit terbata.

Alis Mei bertaut. "Terus?"

"Semalam Viona dan staf kantor yang lain, bikin acara di cafe untuk merayakan ulang tahun aku. Aku kesana, gak enak kalo gak ikut."

Mendengar hal itu Mei diam sejenak.

"Ooh." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Mei.

"K-kamu marah?" tanya Kai.

"Nggak."

Kai mengenggam erat tangan istrinya.  "Jangan marah pliss!"

"Siapa juga yang marah?"

"Aduh jangan marah, maafin aku ya?" mohon Kai.

Mei beranjak bangun dari tidurnya. Sekilas perempuan itu tampak merapikan rambutnya yang berantakan. Mengetahui Mei duduk, Kai juga beranjak bangun. Duduk bersebelahan dengan istrinya.

"Gimana kalo makan malamnya diganti sama makan siang hari ini?" usul Kai tiba-tiba.

"Nggak bisa, hari ini aku harus pergi."

"Kemana?" tanya Kai.

"Anak muridku ada acara di sekolahnya, aku harus ikut untuk ngeliat penampilannya," jelas Mei.

"Sama Marcel?" tanya Kai lagi.

"Iya."

"Nggak boleh," larang Kai.

"Kenapa nggak boleh?"

"Aku nggak suka ya, kamu dekat-dekat sama si Marcel itu."

Sejenak Mei terkekeh. "Lucu ya, kamu bebas boleh pergi sama siapa aja. Sedangkan aku sama sekali nggak diberi kebebasan."

"I-tu karna ..."

Mei segera memotong ucapan Kai. "Kamu nggak nanya ke aku, gimana perasaan aku kalo kamu pergi dan dekat-dekat sama Viona?"

Skakmat!

Kai langsung terdiam saat Mei mengatakan kalimat itu.

*****

Aula sekolah ramai saat Mei baru saja masuk ke dalamnya. Perempuan itu menatap sekelilingnya, menatap beberapa orang yang keluar masuk, sibuk mempersiapkan acara yang sebentar lagi akan dimulai.

Dear, Bapak Muka Datar (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang