Gerombolan ikan kecil warna-warni menyerbu Mei dan Kai tatkala keduanya masuk ke dalam air. Hamparan koral dan terumbu karang segera saja memanjakan mata.
Hari ini jadwal snorkeling mereka berdua, setelah semalam menginap di salah satu resort terdekat, kini tibalah saatnya menjelajahi lautan Gili Trawangan.
Mei naik ke atas permukaan air, tidak seperti Kai yang hanya memakai masker khusus snorkeling, snorkel, dan fin. Peralatan snorkeling yang digunakan oleh Mei justru lebih ribet. Perempuan itu memakai baju renang, pelampung, masker khusus snorkeling, snorkel, dan fin. Kata Kai, itu semua gunanya demi keamanan. Pria itu, tidak mau melihat istrinya lecet sedikit pun.
Tak berselang lama, Kai ikut naik ke atas permukaan air. Bagi seseorang yang sudah ahli berenang seperti Kai, mudah saja naik-turun ke permukaan air.
Kai mendekat ke arah istrinya.
"Kenapa kamu?" tanya Kai.
Mei balas tersenyum. "Aku lapar!"
Kai mendengus geli mendengar jawaban polos istrinya.
*****
Usai makan siang, Kai dan Mei melanjutkan menjelajahi Gili Trawangan. Kali ini naik sepeda yang sengaja di sewa dari penduduk. Keduanya berboncengan. Mei yang duduk mendayung, sementara Kai duduk di bangku belakang.
"Kamu berat banget sih," keluh Mei, perempuan itu dengan tenaga ekstranya berjuang sekuat tenaga untuk mendayung pedal sepeda.
"Ihh tapi tadi kamu kan yang ngotot mau bawa sepedanya!" balas Kai cengengesan.
"Tapi aku nggak nyangka kamu seberat ini! Kamu makan apa sih?!"
Kai tertawa. "Sebenarnya ini agak memalukan sih, tapi jujur nih, aku berat bukan karna banyak makan sih."
"Terus karna apa?"
"Karna selalu banyak dapat asupan kasih sayang dari istri tercinta!" ujar Kai lebay, detik itu Kai segera memeluk pinggang istrinya erat.
"Ihh gak masuk akal."
"Ya namanya juga cinta, pasti nggak masuk akal kan?"
"Tapi kamu akhir-akhir ini berat badan kamu kayaknya nambah juga tuh," ujar Kai pula.
"Masa sih?" tanya Mei tak percaya.
"Iya, kemarin pas aku gendong, kamu rasanya agak berat dari sebelumnya," kata Kai.
"Iya, itu karna selalu dapat asupan kasih sayang dari suami tercinta," balas Mei pula.
Kai tertawa mendengar jawaban istrinya.
*****
Huek!
Ini kali ke-lima Kai bolak-balik kamar mandi untuk muntah. Mei menatap khawatir, perempuan itu membantu menepuk-nepuk punggung suaminya sambil sesekali memijat lehernya.
"Ini pasti karna kamu kelamaan berenang tadi nih," tebak Mei.
Kai hanya beringsut lemah, badannya sedikit lesu untuk berjalan kembali ke arah tempat tidur.
Mei menuntun suaminya. Membantu Kai untuk naik ke kasur, lalu setelahnya segera menutupi tubuh suaminya dengan selimut hangat.
Tangan Mei mengarah ke atas nakas. Perempuan itu mengambil sepotong kain yang telah dicelupkan ke dalam air hangat kuku, untuk setelahnya ditempelkan ke kening Kai.
Badan suaminya panas. Mei jadi khawatir. Sepanjang hari ini, pria itu memang terlalu bergerak aktif. Kai mungkin kelelahan karna terlalu lama berenang atau justru masuk angin.
Sejenak perhatian Mei teralihkan, saat menyadari suaminya menarik-narik ujung bajunya seperti anak kecil.
"Kenapa?" tanya Mei sambil tersenyum kecil.
"Kamu mau aku sembuh kan?" tanya Kai dengan suara lirih.
Tentu saja mau, Mei mengangguk cepat ke arah suaminya.
"Kalo kamu mau sembuh kamu harus cari ..." Kai ragu untuk melanjutkan kalimatnya.
"Cari apa?" tanya Mei penasaran.
"Ini agak aneh sih, tapi tolong maklumi ya ... rasanya aku pengen banget ..." lagi-lagi Kai ragu untuk melanjutkan kalimatnya.
"Pengen apa?" tanya Mei tak sabaran.
"Pengen ..." Kai menautkan jari-jarinya. Sesekali manatap ke istrinya dengan tatapan memohon.
"Pengen apa sih?" tanya Mei jengah. Dari tadi Kai tidak juga menjelaskan keinginannya.
"Aku pengen makam es krim rasa daging kuda mentah," jawab Kai membuat Mei seketika cengo saat mendengarnya.
"Es krim rasa kuda mentah?" ulang Mei dengan tatapan ngerinya.
"I-ya pliss! Rasanya pengen banget makan itu," mohon Kai.
"Kamu kok aneh gini sih?"
"Pliss! Aku pengen banget!"
Mei menepuk dahinya. "Apa jangan-jangan kamu ngidam ya?!"
*****
Hari ini Kai dan Mei sepakat untuk pergi ke klinik terdekat di Gili Trawangan untuk cek kesehatan.
Setelah beragam tes dilakukan, akhirnya keduanya sama-sama duduk di depan meja dokter.
"Untuk Bapak, kondisi kesehatannya normal. Perihal demam yang sempat Bapak alami tadi malam itu sebenarnya cuma faktor kelelahan saja." Dokter laki-laki berkaca mata itu menjeda kalimatnya.
Mei bernapas lega saat mendengar kalimat dokter tersebut.
"Terus kondisi kesehatan istri saya gimana Dok?" tanya Kai.
Sejenak dokter laki-laki itu melepas kaca matanya. "Seperti yang sudah saya tes tadi, istri Bapak sebenarnya di diagnosis mengalami ..." dokter itu menghela napasnya, perlahan lalu memasang kaca matanya lagi.
"Mengalami apa Dok?" tanya Mei yang sudah penasaran setengah mampus.
"Mengalami gejala kehamilan yang sama sekali tidak disadari, padahal dari tes dan pemeriksaan tadi istri Bapak bilang kalo dia udah telat mens selama dua bulan," jelas dokter itu.
Kai melirik ke arah istrinya. "Hamil? Kamu hamil?!" tanya Kai tak percaya, raut-raut bahagia terpancar di wajahnya.
Mei seketika menatap perutnya. Ia tidak menyadari hal ini sama sekali.
Jadi selama ini ...
Kai yang selalu moodyan, tukang cemburuan, sensitif, dan over protektiv itu sebenarnya gejala-gejala hamil yang memang dialami oleh seorang ayah.
Lalu, berat badan Mei yang bertambah. Itu juga termasuk tanda-tanda jika kandungan di dalam perut Mei itu mulai berkembang.
Terakhir, Kai muntah-muntah. Sepertinya itu bisa disebut dengan gejala morning sickness (meski gejalanya tidak selalu datang di pagi hari).
Satu lagi, Kai yang menginginkan es krim rasa daging kuda mentah. Ehh apa itu bisa disebut dengan ngidam?
Kai meraba perut istrinya. Raut wajahnya tersenyum saat merasakan perut istrinya. "Anak Papa apa kabar?" tanya pria itu lembut.
******
Sksksksksksk
Hahh ... maap ya kalo feel-nya kurang
dapet.
Maap kalo banyak typo.Eh iya kemaren ad yg bilang "coba Kai yang dibuat nyesel, masa Mei terus yang menderita."
Ngokey sabilah kita coba :)
Nantikan tanggal mainnya,
Ya, sebenenrnya gw pribadi gk suka damai-damai gini hehe ...Eh, bentar lagi puasa kan? Nah, gue minta maaf lahir batin sama readers semua yah. Ya dosa gue besar banget. Mungkin bikin lu pada jadi halu, bikin lu berpikiran kotor, atau membikin kalian menangis karna membaca adegan uwu yang gk pernah kalian rasain.
Ciee gk pernah uwu-uwu an ya?! Sama gue juga gk pernah:v
Dahlah kesannya cringe banget.
Sekian :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Bapak Muka Datar (COMPLETE)
General FictionKALO LU BAPER GUA NGGAK NANGGUNG! Judul : Dear, Bapak Muka Datar Genre : romance/slice of life Status : TAMAT Meski Kai disebut siluman es batu, tapi jangan salah, hatinya Kai itu kadang sehangat kompor gas. Disuruh ngebunuh nyamuk aja nggak tegaan...