53-Seirin vs Kirisaki Dai Ichi (3)

1K 169 32
                                    

*warn, typo guys ...

Kagami langsung tersentak kaget, begitu juga dengan anggota lainnya. [Name] dan Kuroko, mereka berdua orang yang menjunjung tinggi kerja sama tim dan sekarang mereja berdua mengatakan agar itu melakukan kerja sama. Apa maksudnya itu?

“Perbedaannya 11 poin. Meskipun sudah menghentikan serangan mereka, kita tidak mencetak banyak angka” ucap Furuhashi kepada anggota setimnya.

“Masalahnya ada di no. 7. Gaya menyerang dan reboundnya itu tidak main-main” sahut Yamazaki sehabis minum.

Hanamiya malah terkekeh. “Kalau begitu tidak ada masalah. Kiyoshi sudah banyak terluka. Satu serangan lagi, maka selamat tinggal” ucapnya santai.

Peluit berbunyi nyaring, quarter keempat akhirnya di mulai. Skor saat ini 47-56, dengan Kirisaki Dai Ichi yang memimpin.

“Kita harus mencetak angka!” seru Riko dari bench.

“Dia masuk” ucap Kasamatsu yang melihat Kuroko di antara pemain Seirin lainnya.

“Mereka mengeluarkan kartu truf mereka-ssu” ucap Kise ikut khawatir dan serius.

“Ini semakin menarik” ucap Imayoshi menyeringai lebar.

Kuroko mulai berlari, Izuki mendribble bola dan mengamati sekelilingnya. Kiyoshi mengangkat sebelah tangannya, Seto meliriknya dan kembali fokus ke depan.

Flashback.

“Apa maksud kalian, Kuroko, [Name]?” tanya Kagami mengerutkan keningnya.

“Tepat seperti yang dikatakan [Name]-chan tadi. Kalian berempat tetap bermain seperti biasa” jawab Kuroko.

Jaa, aku akan memberikan kuncinya. Buka mata kalian dan lihat sekeliling kalian baik-baik selama quarter keempat nanti” ucap [Name] tersenyum penuh makna. Seperti biasanya matanya berkilat licik.

“Begitu ya” ucap Riko yang menangkap sesuatu. “Ini perjudian, [Name]-chan” ujarnya khawatir.

“Perjudian itu soal menang atau kalah. Ini bukan perjudian. Tim ini pasti bisa melakukannya” ucap Kiyoshi penuh keyakinan.

Present.

Izuki melirik sekelilingnya dnega lebih cermat. Hanamiya dan Seto bergerak secara bersamaan, Izuki mengoper bola pada Kiyoshi. Hanamiya merentangkan tangannya, saat itulah Kuroko tiba-tiba muncul di depan Hanamiya. Di merubah arah operan menuju Kagami dengan cepatnya.

Kagami yang tertangkap tidak siap, secara refleks menangkap operan Kuroko. Dia berlari menuju ring Kirisaki Dai Ichi dan berhasil memasukkannya.

Yatta!” seru pemain di bench. Riko menghela nafasnya lega, [Name] hanya terkekeh. Riko segera memeluk [Name] erat.

Kagami dak Kiyoshi menempelkan tangan mereka berdua dan mengangkatnya tinggi-tinggi. “Ya!” seru mereka berdua bersamaan.

Kuroko mengelap keringatnya menggunakan wirstband miliknya. Hyuga berlari kecil dan menepuk bahu Kuroko.

Nice!” ucap Hyuga.

Para pemain Kirisaki Dai Ichi segera merasakan keanehan, Hanamiya terdiam sebelum akhirnya dia menangkap sesuatu dan menoleh ke arah Seirin.

“Aku tidak percaya ini. Serangan itu...” ucap Imayoshi yang merinding melihat permainan Kuroko.

“Heh?” tanya Sakurai tidak mengerti.

“Umpan Kuroko selama ini adalah untuk bermain secara kolektif. Meski mereka bermain seperti menggunakan trik yang tidak terduga, mereka bisa menguatkan gaya serangan ini. Tapi umpan itu tidak diperuntukkan untuk menyerang. Rekan tim sama-sama tidak tahu soal umpan itu. Dengan kata lain, Kuroko mengubah aliran umpan sesuai dengan keinginannya” jelas Imayoshi.

“Tapi bagaimana dia bisa memberi umpan seperti itu?” tanya Sakurai masih tidak mengerti.

“Bisa” ucap Aomine menarik atensi mereka. “Jika kalian berlatih dengannya setiap hari, kalian akan mengerti cara berpikir Tetsu. Yang dibutuhkan bukan logika, tapi kepercayaan. Pasti ini ide [Name] juga, mereka berdua percaya dengan rekan tim mereka” jelasnya malas sambil menyangga kepalanya dengan tangan kanannya. Satsuki menoleh kerahnya dengan wajah cemberut.

Pertandingan terus berlanjut, Izuki berlari mendribble bola. Dia mengoper bola, Kuroko langsung mengubah arah operan. Bola terpantul terkena papan ring, Kiyoshi segera melompat, menangkap dan memasukkannya ke ring.

Hanamiya berusaha merebut operan, Kuroko datang dari depan dan merubah arah operan. Begitu seterusnya, setiap Hanamiya ingin meraih bola, Kuroko selalu ada didepannya dan merubah arah operan. Dan Seirin berhasil mencetak angka terus menerus dan mengejar ketinggalan angka.

Papan skor saat ini, 53-60 masih dengan Kirisaki Dai Ichi yang memimpin. Satu maslaah teratasi, namun Riko masih khawatir akan sesuatu. Riko menatap ke arah Hyuga yang melemparkan bola tapi masih meleset.

“Dia meleset!” ucap Furihata frustasi.

Kiyoshi menahan Furuhashi dan Seto sendirian, mereka bertiga bermaksud melakukan rebound. Saat itulah Seto melirik Kiyoshi, dia menyikut kuat perutnya. Furuhashi tidak mau ketinggalan dia juga menyerang Kiyoshi, mereka berdua menghantam tubuh Kiyoshi. Riko tersentak melihat itu.

Koganei mencengkram kepalanya panik melihat Kiyoshi yang gagal melakukan rebound. “Apa Kiyoshi baik-baik saja?” tanyanya khawatir.

Nee, Riko senpai lakukan apa yang menurutmu benar. Jangan sampai menyesal” ucap [Name] tersenyum lebar pada Riko.

Riko menutup matanya rapat, sebelum akhirnya menoleh pada [Name]. Dia sudah memutuskan akan melakukan apa.

“[Name]-chan, minta time out” ucapnya.

[Name] menganggukkan kepalanya. “Ha’i, Riko senpai” jawabnya. Dia segera berdiri dan menuju meja juri.

Peluit berbunyi, wasit berseru. “Seirin, time out!”

“Menjengkelkan, menjengkelkan sekali...” gumam Hanamiya. Dia berhenti berlari dan sorot matanya sudah berubah.

Riko mengerutkan keningnya, seolah keputusan yang diambilnya sangat berat. “Ada beberapa hal yang ingin aku katakan, tapi...” ucapnya sebelum akhirnya menatap Kiyoshi. “Pertama, kau sudah mencapai batasmu. Kau akan di ganti, Teppei”

Kiyoshi tersentak, dia langsung berdiri menuju ke arah Riko. “Apa? Tunggu dulu! Sedikit lagi! Jika kau mengeluarkanku sekarang...”

“Tidak” seru Riko memotong penjelasan Kiyoshi. Riko menatap Kiyoshi dengan mata yang sudah berlinang air mata. “Jika kejadian yang sama seperti tahun lalu terulang, lebih baik kau membenciku” ucapnya dengan nada bergetar.

“Riko...” ucap Kiyoshi lirih.

“Aku setuju” ucap Kuroko.

“Kuroko...” ucap Kiyoshi berbalik menatap Kuroko.

“Aku tidak punya kakak, tapi ketika kau berkata ingin melindungi kami,kau seperti kakak buatku. Itu membuatku bahagia. aku ingin kau terus bisa melindungi kami. Aku tidak mau kau terlalu memaksakan diri di pertandingan ini” ucap Kuroko.

“Aku juga setuju dengan Tetsuya. Dari dulu aku sudah mengagumi Kiyoshi senpai, karena itu jangan sampai terluka lagi senpai. Jarang-jarang lho, Tetsuya berkata seperti itu” ucap [Name] tersenyum tipis pada Kiyoshi.

“[Name]-chan...”

“Aku sudah muak!” seru Hyuga. Dia segera berdiri dan mendekatkan tubuhnya pada Kiyoshi. “Maksud kami adalah serahkan semuanya pada kami! Diam dan duduklah! Apa menurutmu janji kita tidak akan terpenuhi?!” omel Hyuga.

Kiyoshi terdiam, sebelum akhirnya menoleh pada Mitobe yang berjalan mendekat padanya. Dalam diam Mitobe mengulurkan tangannya dan mengangguk pada Kiyoshi. Dia menoleh pada Izuki yang dibalas senyum keyakinan.

Kiyoshi mengangkat tangan kanannya dan menatapnya lamat. “Kau benar. Aku serahkaan sisanya pada kalian” ucapnya mentoskan tangannya pada Mitobe.

“Tentu saja, aho! Diam di sana dan tunggulah seperti anak kecil yang baik! Kami akan membawakanmu tiket menuju Winter Cup!” seru Hyuga bersemangat. Dia dan yang lainnya masuk ke dalam lapangan dalam mode on fire.

Pertandingan di mulai lagi, Seirin sudah bersiap.

“Mereka menarik keluar No. 7?” tanya Kasamatsu.

“Dia menjadi target permainan kasar mereka-ssu” sahut Kise.

“Dia harus di tarik keluar sebelum terlalu fatal” ucap Kasamatsu setuju.

“Apa ini akan menjadi kehancuran Seirin?” tanya Kise khawatir.

“Tidak” ucap Kasamatsu, Kise langsung menoleh kearahnya. “Mungkin inilah alasan kenapa mereka tidak akan hancur”

Izuki mendribble bola, Hanamiya segera menghadang didepannya. izuki melemparkan bola ke arah Seirin, Kuroko muncul tiba-tiba dan membelokkan arah operan. Bola terlempar mulus ke arah Hyuga, Izuki menatap ke arah temannya itu. Hyuga melompat dan melemparkan boal ke ring, lagi-lagi boal terpantul keluar. Semua pemain Seirin di bench menghela nafas.

“Hampir saja!” ucap Fukuda.

“Hyuga belum membuat angka satu pun hari ini. Dia harus benar-benar bisa mencetaknya sekarang” ucap Wakamatsu jengah. Dia menoleh pada Sakurai yang menatap ke arah lapangan serius. “Menurutmu bagaimana, Sakurai?”

“Bebannya lebih berat daripada biasanya. Dia seperti terlalu bersemangat. Membuaat tiga angka itu seperti mengambil perjudian. Sebagus apa pun tembakan itu, terkadang bola tidak mau masuk” jelas Sakurai.

“Jadi...”

“Tapi... sekali bola itu masuk, tidak akan bisa berhenti. Dia orang yang seperti itu” ucap Sakurai.

Kiyoshi menundukkn wajahnya. “Riko...” panggilnya lirih. Riko pun menoleh pada Kiyoshi. “Maaf karena tadi aku berkata seperti itu padamu”

Riko tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Aku mengerti perasaanmu. Alasan kenapa luka yang dirasakan anggota tim lain sangat sedikit melawan tim sekasar itu adalah karena kau yang melindungi mereka, Teppei. Hyuga-kun dan yang lain akan mengurus sisanya” ucap Riko.

Hyuga berlari mendribble bola. “Mitobe!” seru Hyuga.

Mitobe segera bersiap, Hanamiya segera menghadang Hyuga seraya menyeringai lebar.

“Apa menurutmu kalian melakukan apa saja tanpa Kiyoshi?” ejek Hanamiya. Hyuga menggertakkan giginya, melihat provokasinya berhasil membuat Hanamiya semakin senang. “Siapa berikutnya setelah sampah itu?”

“Aku akan menghadapimu, Hanamiya. Aku berjanji tidak akan lari darimu!” ucap Hyuga dengan geramnya. Dia berusaha melewati Hanamiya.

“Hyuga!” seru Koganei senang.

“Kapten!” seru Furihata.

Saat akan berhasil lewat, Hanamiya mendecakkan lidahnya dan menepis bola dari tangan Hyuga. Mereka berdua berlari mengejar bola yang teruss memantul hingga keluar lapangan.

Wasit segera membunyikan peluit. “Out of bounds! Bola putih!” seru wasit lantang.

Hanamiya dan Hyuga berhenti berlari bersamaan. Kiyoshi datang dan memungut bola, Hanamiya dan Hyuga yang melihatnya tersentak kaget. Kiyoshi dan Hyuga saling bertatapan lama, seolah hanya itu saja mereka bisa berkomunikasi. Hanamiya berjalan pergi meninggalkan mereka, Izuki berlari kecil ke arah Kiyoshi dan mengambil bola.

Hyuga menarik nafas dan tersenyum tipis. Ingatannya dengan Kiyoshi dan ucapan [Name] akhirnya menyadarkannya. Izuki yang memegang bola memberikannya isyarat, Hyuga segera berlari dengan senyum lebar tanpa beban. Furuhashi langsung menghadang Hyuga, namun dia menaikkan sebelah alisnya melihat perubahan ekspresi kapten Seirin itu.

Hyuga menarik nafas lagi, dia terlihat lebih tenang. Dia segera berlari ke samping, Mitobe segera datang dan melakukan screen pada Furuhashi. Kuroko sudah membelokkan operannya.

“Sial” ucap Furuhashi.

Hyuga berhasil mendapatkan operan, dia menarik nafas lagi dan melompat. Dia melemparkan bola ke ring Kirisaki Dai Ichi, bola melambung tinggi. [Name] yang melihatnya langsung tersenyum semakin lebar.

“Ini...” ucap Sakurai terkejut.

“Apa? Meleset lagi?” tanya Wakamatsu malas.

“Justru sebaliknya. Perfect. Itu tidak akan meleset” jawab Sakurai.

Bola masuk ke ring dengan mulusnya, penonton segera bersorak.

“Bagus!” seru Tsuchida bersemangat.

“Dia membuat tiga angka!” seru Furihata tidak kalah bersemangat.

“Dia berhasil-ssu” ucap Kise.

“Mereka tidak akan hancur” sahut Kasamatsu.

Yosha!” seru Hyuga mengangkat tinjunya tinggi. Kiyoshi tersenyum lebar, begitu pun dengan Izuki sebelum akhirnya dia serius menghadapi Hanamiya.

Hanamiya berlari mendribble bola ke arah Izuki yang sudah bersiap. Hanamiya berusaha melewatinya, namun Izuki mampu mengimbangi gerakan Hanamiya dan menahannya. Begitu Hanamiya akan melewati Izuki, dari samping Kuroko datang dan menepis bola hingga terlepas dari tangannya. Izuki segera mengambil bola yang bebas, dia segera mengopernya pada Hyuga.

“Maju, serang balik!” seru Tsuchida.

Three Point!” seru Koganei.

Hyuga berhenti dan bersiap melemparkan bola lagi, Furuhashi segera menghadangnya. Dengan terburu-burunya dia melompat tinggi, Hyuga memantulkan bola ke lantai pada Izuki. Segera mendapat bola Izuki melompat dan memasukkannya ke ring.

“Kita menembak dari dalam kali ini!” seru Furihata bersemangat.

“Sekarang bolanya berputar!” sahut Kawahara yang tidak kalah bersemangat.
Para pemain Kirisaki Dai Ichi mulai kewalahan dengan serangan balik Seirin.

“Mereka melakukannya-ssu” ucap Kise serius.

“Sekarang sejak mereka berhasil mencetak dari luar, bagian dalam pun mulai hidup” sahut Kasamatsu.

“Hebat” puji Sakurai.

“Jaring laba-laba Hanamiya... Kuroko menghancurkan jaring laba-laba dan tiga poin Hyuga membebaskan timnya. Bukan hanya itu [Name]-chan menarik benang baru yang mengendalikan permainan. Menghentikan Seirin akan semakin sulit” ucap Imayoshi membuka matanya dan menatap tajam lapangan.

Hanamiya mendribble bola, Izuki segera bergerak dan menghadangnya. Hanamiya mengoper bolanya pada Seto, Mitobe berusaha menghentikannya sayangnya bola berhasil masuk ke ring.

“Mereka juga mencetak angka” ucap Kasamatsu.

“Kirisaki juga tidak mau diam-ssu” ucap Kise menyipitkan matanya.

“Ubah strategi! Kita rebut kembali poin itu!” seru Hyuga.

Ou!” jawab mereka serempak.

Flashback.

Riko POV.

“Apa? Yang terbaik di Jepang? Lagi-lagi Hyuga-kun asal bicara seenaknya” omelku seraya menaruh tas hitam besar di samping kasur inap Kiyoshi.

Sebenarnya, aku menguping pembicaraan mereka’ batinku melirik ke arah lain.

Kiyoshi masih saja tersenyum lebar. “Benarkah? Kurasa kita bisa melakukannya” ujarnya.

“Kau yakin sekali” ucap Riko kembali menoleh pada Kiyoshi.

“Ini bukan keyakinan. Ini firasatku” ucap Kiyoshi percaya diri.

Aku tersentak mendengar ucapannya. “Apa maksudmu?” tanyaku tidak mengerti.

Kiyoshi kembali tersenyum penuh arti. “Tim ini akan menjadi lebih kuat. Aku punya firasat itu akan terjadi” jawabnya.

Present.

Author POV.

“Kita berhasil memimpin!” seru trio kelas satu senang.

Three point dari Hyuga senpai!” seru Kawahara hingga mengangkat kedua tangannya.

Winter Cup tepat di hadapan kita!” seru Tsuchida.

“Sial” geram Yamazaki.

“Brengsek” timpal Hara.

Furuhashi hanya diam menatap pemain Seirin, sebelum akhirnya berakhir pada Kuroko. Detik itu dia merasakan ada yang aneh dari Hanamiya, dia segera menoleh kearahnya.

“Hanamiya?” panggil Furuhashi. Begitu melihat Hanamiya lebih jelas, mata Furuhashi melebar. [Name] mengerutkan keningnya dan menatap ke arah Hanamiya.

Hanamiya berjalan dengan tenangnya, Furuhashi berjalan mendribble bola mengikutinya. Hanamiya berlari, Izuki juga mengikutinya. Yamazaki segera melakukan screen pada Izuki.

Switch!” seru Izuki.

Furuhashi masih mendribble bolanya dengan tenang, dia melemparkan bola pada Hanamiya.

Hanamiya berhasil menangkap bola. “Ini benar-benar konyol. Semua ini... semua ini karena salahmu!” ucapnya geram.

Saat itulah Kagami mengerutkan keningnya dan [Name] segera berdiri.

“Jangan-jangan...” seru Kagami.

“Tetsuya, hati-hati!” seru [Name] lantang.

“Kuroko!” seru Kagami dan Hyuga bersamaan.

Hanamiya bermaksud menggerakkan tangannya dan mengenai kepala Kuroko menggunakan sikunya dengan keras. Untung saja Kuroko berhasil menghindarinya tepat waktu, Seto menggertakkan giginya melihat Kuroko yang berhasil menghindar.

“Dasar sampah. Seandainya kau tidak ada di sini...” geram Hanamiya, dia menggertakkan giginya. Kuroko menatapnnya serius dan tajam. “Aku bercanda, baka!” ucapnya menyeringai lebar.

Hanamiya melewati Kuroko dengan sangat cepat, Mitobe dan Hyuga bersiap menghadangnya. Hanamiya segera melompat tinggi condong ke belakang, Hyuga dan Mitobe ikut melompat. hanamiya lebih cepat, dia melemparkan bolanya ke ring dan masuk.

Teardrop?” ucap Sakurai tidak percaya. “Masaka?”

“Dia baru mengeluarkannya sekarang?” sahut Wakamatsu.

“Mereka punya kartu andalan lain rupanya” timpal Imayoshi.

Mata [Name] berkilat semakin tajam, dia juga menyeringai lebar. “Hee, akhirnya kau mengeluarkannya juga. Ini akan semakin menarik, aku tidak sabar melihat wajah kalahmu” ucapnya.

“Apa kalian pikir aku hanya bisa bermain kasar dan mencuri bola? Tentu saja tidak hanya itu, baka. Bahkan tanpa trik, aku bisa mencetak angka kapan saja” ucapnya merendahkan sambil menjulurkan lidahnya. “Jujur saja, aku kecewa tidak bisa menghancurkan kalian, maa ii. Jika aku menang, mimpi kalian akan berakhir, ini juga akan menjadi akhir bagi pertemanan kalian yang menjijikkan”

“Jangan main-main. Aku memilih untuk bertarung karena aku merasa permainan basket Kiseki no Sedai itu salah. Tapi mereka tidak pernah bermain licik sepertimu. Dengan gaya bermainmu itu, jangan menghalangi jalan kami, senpai tachi dan mimpi kami semua!” seru Kuroko mulai serius. Bola melambung didepannya, Kuroko kemudian memukul bola dengan kuatnya. Bola langsung meluncur melewati Hanamiya, Kagami yang ada di dekat ring Kirisaki Dai Ichi melompat tinggi bersamaan dengan Hara. Kagami yang berhasil mendapatkannya.

“Masukkan, Kagami!” seru Kiyoshi.

Kagsmi langsung memasukkan bola ke ring.

“Memimpin lagi!” seru Fukuda.

Sugee!” seru Kawahara.

“Pertandingan ini...” ucap Sakurai.

“Kita masih belum selesai! Jangan lengah sampai semuanya selesai!” seru Hyuga.

Ou!” jawab mereka serempak.

Hara membawa bola dia mengopernya pada Hanamiya, Hyuga segera membotong operan. Hyuga menghadap ke arah ring Kirisaki dan melompat, Hanamiya dan Yamazaki berusaha menghalaunya. Hyuga melemparkan bola dan masuk ke ring dengan mulusnya. Penonton segera bersorak histeris, tinggal tiga puluh detik lagi sampai pertandingan berakhir.

Seirin melakukan serangan balasan tanpa henti. Bola yang gagal masuk ke ring sekali pun berhasil di tangkap oleh Kagami.

“Tinggi sekali!” seru Seto tidak percaya.

Kagami segera mengoper bola pada Izuki dan bola langsung di oper ke Hyuga. Dengan cepatnya Hyuga mengoper bola pada Kuroko, Furuhashi membalikkan badannya. Kuroko membalikkan bola pada Hyuga lagi.

“Apa?!” seru Furuhashi tidak percaya.

Hyuga melompat dan melemparkan bola ke ring, bola langsung masuk ke ring dengan mulusnya. Dan pertandingan selesai, peluit segera berbunyi nyaring. Skor akhir 76-70, dengan kemenangan Seirin. Para penonton dan pemain Seirin segera bersorak. Pemain Seirin di bench segera berdiri dengan semangatnya.

Yosha!” teriak Hyuga.

Yatta!” seru Izuki.

Kagami juga ikut berteriak kencang, Mitobe hanya menutup matanya erat saking senangnya.

“Kita berhasil!” seru Koganei.

Yosha!” seru trio anak kelas satu dan Tsuchida.

Riko juga melompat senang dengan air mata di sudut matanya, Kiyoshi tersenyum lebar. [Name] mengembalikan wajahnya seperti biasa, dia tersenyum lebar tanpa beban.
“Kita lolos ke Winter Cup!” seru Kagami melompat tinggi.

[Name] langsung berlari kencang dan memeluk Kuroko erat. Trio anak kelas satu termasuk Tsuchida dan Koganei juga ikut berlari menyusul gadis itu.

Arigatou, Tetsuya... sudah mau melakukan permintaanku” ucap [Name] lirih.

Kuroko menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis. “Sama-sama, [Name]-chan

“Seirin berhasil” ucap Kasamatsu ikut tersenyum.

Osu-ssu” jawab Kise menganggukkan kepalanya. Dia juga tersenyum lebar.

Hyuga menatap Kiyoshi, dia mengerutkan keningnya seakan ingin mengatakan sesuatu tapi kata-kata susah keluar dari mulutnya. Kiyoshi hanya tersenyum lebar pada kapten Seirin itu. Dalam diam Hyuga berjalan mendekat pada Kiyoshi dan mengangkat tangan kanannya tinggi. Kiyoshi pun mengangkat tangan kanannya juga, mereka berdua saling tos dalam diam.

“Hyuga senpai dan Kiyoshi senpai sangat keren” ucap [Name] yang terkagum dengan persahabatan kedua senpai-nya.

Riko yang melihat itu menahan isak tangisnya, wajahnya mulai bersemu merah. Sebelum akhirnya dia tersenyum lebar dan air matanya lolos begitu saja.

Saa... waktunya menagih hutang” ucap [Name]. Dia mulai tersenyum licik melirik ke arah Hanamiya yang mendekati Kiyoshi dan Hyuga. Perlahan dia berjalan mendekati laki-laki itu.

“Aku kalah, Seirin. Dan Kiyoshi... maaf untuk semuanya” ucap Hanamiya lirih sambil menundukkan kepalanya. Dia kembali menyeringai lebar. “Jangan berharap aku mengatakan itu, baka! Kaulah orang pertama yang menghancurkan rencanaku. Aku akan membuat kau menyesal untuk seumur hidupmu. Lain kali, aku akan menghancurkanmu!” serunya penuh emosi.

“Hanamiya” panggilnya. Hanamiya berbalik, dengan cepatnya [Name] menyikut perut Hanamiya dengan kerasnya saat melewati lelaki itu. Gerakannya hampir tidak terlihat karena saking cepatnya. [Name] berhenti dan memunggungi Hanamiya.

“Itu bayaran karena manyakiti senpai tachi, Tetsuya dan Taiga. Sebenarnya aku masih ingin menghajarmu, demo... kau sebenarnya mencintai basket dari lubuk hatimu kan. Lain kali ayo bermain lagi, jadilah dirimu sendiri tanpa trik kotor murahan itu. Permainan terakhirmu tadi sangat hebat, Hanamiya senpai” ucapnya lirih yang hanya bisa di dengar oleh mereka berdua. Para pemain Seirin segera sweatdrop berjamaah melihat tingkah [Name].

“Hanamiya... tembakan terakhirmu tadi itu... menurutku sangat hebat” ucap Kiyoshi tersenyum lebar pada Hanamiya. “Ayo kita bermain lagi”

Hanamiya menggertakkan giginya. “Jangan main-main. Sial. Sialan!” serunya.
Aomine berdiri dari duduknya dan berjalan pergi, Satsuki segera menahan jasnya.

“Aomine—kun?” panggil Satsuki.

“Aku mau pergi” ucap Aomine malas.

“Pergi? Tapi pertandingan Shuutoku belum selesai” ucap Satsuki.

“Dia tidak akan kalah” jawab Aomine melirik ke arah lapangan. “Mereka punya banyak waktu. Selama dia mengingat pesan dari Akihiro-san dan janji itu, dia tidak akan kalah. Aku sudah tidak sabar” ucapnya mulai menyeringai. Satsuki hanya diam, dia melepaskan tangannya yang memegang jas Aomine.

“Maju, maju, Shuutoku!” sorak pemain Shuutoku di bench.

“Sial” keluh seorang pemain Senshinkan.

Midorima berhenti berlari dan melirik ke arah lapangan Seirin bertanding. Takao yang di hadang segera melemparkan bola kebelakangnya dengan cepat, pemain Senshinkan langsung cengo di tempat. Takao tersenyum lebar, Midorima segera menangkap bola. Dia melompat dan melemparkan bola ke ring. Sempat-sempatnya dia menaikkan kacamatanya sebelum tersenyum lebar dan bola masuk dengan mulusnya. Pertandingan berakhir, pemenangnya Shuutoku dengan skor akhir 112-81.

Yatta!” seru pemain Shuutoku senang.

“Tembakan bagus, Shin-chan” ucap Takao mengacungkan jempolnya sambil mengedipkan mata.

“Tentu saja nanodayo” jawab Midorima tersenyum kecil.

“Shuutoku juga lolos ke Winter Cup” ucap Imayoshi yang melirik lapangan pertandingan lainnya. “Ya, sudah kuduga” ucapnya kemudian berdiri. Pemain Touou segera berjalan pergi bersama.

“Aomine-san tadi tersenyum” ucap Sakurai.

“Dari pertandingan hari ini, tentu saja dia tersenyum” sahut Imayoshi.

“Apa artinya?” tanya Sakurai tidak mengerti.

“Aku juga sudah tidak sabar” sahut Imayoshi tersenyum penuh arti.

Di ruang ganti SMA Seirin.

Minna, tidak ada yang ketinggalan, kan?” tanya Riko memastikan, dia mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan. “Are? Kuroko-kun wa?” tanyanya.

“Ah, Kagami dan [Name]-chan mencarinya” jawab Fukuda.

Mattaku, mereka selalu menghilang entah kemana” gerutu Riko.

Maa, aku mengerti perasaan Kuroko” ucap Kiyoshi. “Apa pun itu, segalanya akan bermula dari sini”

“Bermula? Maksudmu Winter Cup?” tanya Koganei bingung.

“Ya. Tapi bukan itu saja. Mungkin hanya tahun ini saja mereka menyediakan tempat khusus. Semua pemain Kiseki no Sedai, termasuk pemain ke-6 bayangan juga ikut berpartisipasi” jelas Kiyoshi.

Kuroko berlatih basket di lapangan umum dekat stadion mereka bertanding. Kagami dan [Name] duduk santai, sambil menatap lelaki bersurai baby blue itu berlatih.

“Semuanya mau pergi, aho” ucap Kagami.
Kuroko menghentikan latihannya dan menatap ke arah Kagami dan [Name] yang duduk di anak tangga.

“Jangan menakutiku seperti itu. Kau membuatku marah” ucap Kuroko datar.
Perempatan besar segera muncul di kepala Kagami. “Itulah yang kurasakan sejak tadi!” serunya. Dia berdiri dan berjalan mendekati Kuroko, dibelakangnya [Name] juga menyusulnya. “Mattaku... kau sedang apa?” tanyanya. Dia melepaskan tasnya dan menitipkannya pada [Name], setelah itu dia mengangkat tangan kanannya.

Sumimasen. Aku hanya tidak bisa diam” jawab Kuroko.

[Name] terkekeh mendengar ucapan Kuroko. “Tumben melihatmu bersemangat seperti ini, Tetsuya” ucapnya.

“Terlalu bersemangat, ya?” tanya Kagami memutar bola basket di ujung jarinya.

“Entahlah. Hanya saja, sejak kita menang dan lolos ke Winter Cup, aku sudah tidak sabar, sampai badanku tidak berhenti bergetar” jawab Kuroko menatap tangannya.

[Name] tersenyum semakin lebar, Kagami menghentikan kegiatannya dan memegang bola erat, lelaki bersurai merah gelap itu ikut tersenyum.

“Itu namanya terlalu bersemangat” omel Kagami melemparkan bola hngga mengenai kepala Kuroko.

Itte!” ringis Kuroko.

[Name] langsung menyikut pinggang Kagami dan menatapnya tajam.

Kise dan anggota tim Kaijou berjalan bersama keluar stadion, Kise berhenti dan menatap stadion lama dengan senyum lebar.

“Ayo” ajak Kasamatsu menoleh padanya.

Satsuki berlari menyusul Aomine yang terus berjalan pergi.

“Hei, tunggu!” panggil Satsuki. Aomine mengabaikannya dan terus berjalan. Dia tersenyum lebar dengan mata berkilat tajam
.
Midorima yang baru selesai bertanding pun mentapping jarinya di ruang ganti. Saat akan mentapping jari kelilingnya, plesternya habis.

“Shin-chan!” panggil Takao, dia melemparkan plester baru dari dalam tasnya pada Midorima. Lelaki bersurai hijau itu menangkapnya dan tersenyum.

Bulan purnama bersinar dengan terangnya, menyinari Murasakibara dan Himuro yang berjalan bersama. Murasakibara dengan santainya makan Mauibo kesukaannya dengan wajah malas.

Di gym sekolah yang gelap, hanya diterangi cahaya bulan. Akashi terdiam menatap ring sambil memegang bola, dia mendribblenya dan melemparkannya ke ring. Bola masuk dengan mulusnya.

Winter Cup menjadi perang habis-habisan melawan Kiseki no Sedai” ucap Kiyoshi pada anggota tim Seirin.


Kagami berakhir berlatih dengan Kuroko, [Name] sibuk mengirimkan pesan selamat kepada Midorima atas kemenangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kagami berakhir berlatih dengan Kuroko, [Name] sibuk mengirimkan pesan selamat kepada Midorima atas kemenangannya. Kagami melompat dan memasukkan bola ke ring.

Yosha! Aku merasa semakin baik!” seru Kagami senang.

“Jangan mengatakan itu!” seru Hyuga yang baru datang menendang Kagami.

Itte!” ringis Kagami.

“Kenapa kau bermain one on one dengannya, dasar bodoh?!” seru Hyuga, wajahnya berubah garang dengan perempatan diwajahnya.

Maa, itu lebih baik daripada takut” ucap Kiyoshi.

“Ayo! Winter Cup sudah menanti! Ayo kita kalahkan mereka semua dan menjadi tim terbaik di Jepang!” seru Hyuga lantang.

[Name] mulai gontai, matanya mulai memberat dan tubuhnya perlahan lemas. Kagami yang ada disampingnya segera menahan tubuhnya.

“Ada apa, [Name]?” tanya Kagami khawatir.

“Aku sedikit mengantuk, aku tadi habis minum dua pil obat penenang” bisik [Name] lirih. Kagami mengerutkan keningnya saat mendengar pengakuan gadis itu.

Dia langsung berjongkok di depan [Name]. “Naiklah, aku akan membawamu sampai apartemen” ucap Kagami. [Name] menganggukkan kepalanya dan naik ke punggung Kagami. Tidak berselang lama, gadis itu langsung tertidur pulas. Kagami langsung menggendongnya dan berjalan dengan tenang.

“[Name]-chan, kenapa?” tanya Kuroko mendekatkan diri pada Kagami.

“Dia habis minum obat penenang, sepertinya efeknya baru terasa. [Name] bilang dia mengantuk” jawab Kagami lirih.

Kuroko mengangguk mengerti, dia mengelus pucuk kepala [Name]. Gadis itu tertidur semakin pulas.

-●●-

Hai, hai, hai...

Sesuai janji nih, double up...
Akhirnya bagian melawan Kirisaki Dai Ichi kelar juga, author jadi tenang, hehehe...

Akhirnya Winter Cup di mulai, persiapkan hati kalian ya. Sampai jumpa chapter berikutnya...

Jaa ne...

Everything About Us [KnB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang