*warn, typo...
“Lihat, protektif sekali kalian padanya. Semoga tidak terjadi apa-apa” sindir Hanamiya kemudian melenggang pergi.
“Lihat dia, sangat menyebalkan. Aku jadi semakin ingin membantingnya” ucap [Name] yang berhasil melepaskan bekapan tangan Kuroko.
“[Name] jangan bertindak gegabah” tegur Kagami men-chop kepala [Name].
“Ittai...” ringis [Name] mengelus kepalanya.
“Tenangkan dirimu [Name]-chan, kau membawa headset milikmu kan?” tanya Kuroko.
[Name] segera merogoh kantung seragamnya dan mengeluarkan sepasang headset miliknya. Kuroko mengambil alih headset milik [Name] dan memasangkannya di kedua telinga gadis itu.
“Apa pun yang terjadi nanti, jangan termakan emosimu [Name]-chan” ucap Kuroko serius sambil memegang kedua bahu gadis itu.
“Dan jangan terlalu khawatir, percayakan semuanya pada kami” timpal Kagami mengelus kepala [Name].
[Name] mengedipkan matanya sebelum senyum lebar terkembang diwajahnya. “Tentu, kuserahkan pada kalian. Tapi jangan minta aku tetap tenang jika terjadi sesuatu di pertandingan nanti, apalagi sampai fatal” ucapnya dengan mata berkilat tajam. Setelah mengucapkan itu, [Name] berbalik dan kembali berjalan ke bench.
Riko yang ada di sana mennyadari [Name] berjalan mendekat, namun wajahnya sudah berubah serius sejak berbicara dengan Hanamiya. Riko melirik sepasang headset yang sudah terpasang di telinga [Name], gadis itu menyadari kouhai-nya itu sudah masuk ke mode seriusnya. [Name] tersenyum lebar ke arah Riko, dia mendekat ke bench dan menarik nafas dalam-dalam.
Setelah sedikit lebih tenang, [Name] mengambil ikat rambutnya. Dia mengucir setengah rambutnya dengan rapi, matanya segera berkilat dingin dan tajam. Aura sekitar gadis itu berubah lebih tajam dan berat, bahkan para anggota Kiseki no Sedai yang ada di sana sampai merasakannya. Sudah lama sekali mereka tidak merasakan aura menekan milik [Name], fokus mereka segera beralih pada gadis itu yang berdiri di bench. [Name] sudah siap, membantu timnya dari belakang melawan Kirisaki Dai Ichi.
“Aku tidak tahu, [Name] mempunyai aura yang bisa menyaingi Kiseki no Sedai” ucap Kagami pada Kuroko.
“[Name]-chan dulu sering mengeluarkannya. Apalagi saat kami mencari lawan latih tanding, dia selalu senang melawan kami. Sudah lama sekali sejak aku melihat ini” jawab Kuroko tersenyum tipis.
“[Name]cchi, siapa yang membuatmu mengeluarkan aura seperti itu-ssu” ucap Kise mengerutkan keningnya.
“Orang sial mana yang membuatnya marah seperti itu” gumam Aomine lirih. Satsuki yang mendengar gumaman lelaki bersurai navy blue langsung menoleh padanya. “Lihat itu, [Name] benar-benar marah” jelas Aomine menunjuk ke arah [Name] dengan dagunya.
Kiyoshi duduk di bench dan melakukan tapping di lutut kirinya, [Name] yang sadar akan itu berniat menawarkan diri untuk membantu. Tapi gadis itu menghentikan langkahnya saat melihat trio anak kelas satu mendatangi Kiyoshi dengan wajah serius.
“Kiyoshi senpai!” panggil Fukuda.
“Kami akan membantu membalut kakimu!” ucap Kawahara.
“Biarkan kami yang melakukannya!” timpal Furihata.
“Apa? B-baiklah” jawab Kiyoshi sedikit terbata.
“Tidak banyak yang bisa kami lakukan, tapi... ya, uhm...” ucap Fukuda ragu.
“Tolong menanglah!” seru anak kelas satu bersamaan.
“Apa?” ucap Kiyoshi bingung. Dia mengerutkan keningnya dan menoleh pada Hyuga yang melakukan pemanasan di sebelahnya. “Hyuga, apa kau memberitahu mereka sesuatu?”
“Aku hanya memberitahu Kuroko dan Kagami. [Name]-chan sudah tahu tanpa kami mengatakan apapun padanya, dia pintar mencari data dan riwayat pemain basket. Tidak ada yang perlu disembunyikan” jawab Hyuga santai masih melakukan pemanasan. Kiyoshi tersenyum tipis melihat trio anak kelas satu yang membalut lutut kirinya.
“Selesai!” seru anak kelas satu. Mereka membalut tebal lutut kiri Kiyoshi hingga menyerupai gips.
“Selesai apanya! Memangnya dia itu mumi?!” seru Riko geram memukul kepala Fukuda dengan kipas kertas besar.
“Apa yang kalian lakukan! Bagaimana Kiyoshi senpai bisa bermain jika kalian membalutnya setebal itu? !” omel [Name]. Dia juga memukul kepala Furihata dan Kawahara dengan papan LJKnya.
“Mattaku...” ucap Riko membenarkan balutan di kaki Kiyoshi. “Ini dia! Selesai sudah” lanjutnya lagi memukul pelan lutut Kiyoshi.
Sementara [Name] dia menyeret kerah baju belakang trio anak kelas satu yang wajahnya sudah berubah horor. Senyum [Name] melebar dengan aura hitam disekitarnya. Gadis itu mengomeli mereka dan memberikan sedikit arahan cara membalut yang benar. Kiyoshi yang melihat kelakukan mereka langsung sweatdrop, dia langsung berdiri.
“Jangan terlalu memaksakan dirimu. Jika kau mendapat masalah, kami akan segera menggantikanmu” ucap Riko mengingatkan.
“Aku mengerti” balas Kiyoshi.
Kiyoshi mengusap kepala trio kelas satu. “Arigatou” ucapnya sebelum tersenyum lebar. Dia berhenti di depan [Name] dan mengelus kepala gadis itu juga. “Arigatou, [Name]-chan”
“Berhati-hatilah, Kiyoshi senpai” ucap [Name].
“Ya, tenang saja” balas Kiyoshi. Dia segera berjalan menuju ke lapangan.
Para pemain Seirin yang akan bermain di lapangan segera melingkar, mereka saling merangkul bahu satu sama lain.
“Yosh! Kita akan menang! Seirin, fight!” seru Hyuga lantang.
“Ou!” balas mereka serempak.
Hara pemain Kirisaki Dai Ichi menggembungkan permen karet hingga besar dan meletus menutupi mulutnya. “Mereka benar-benar menyebalkan, membuatku muak saja” ucapnya menghilangkan permen karet yang menempel diwajahnya.
“Pertandingannya akan segera dimulai! Bangun!” seru Yamazaki pada seorang anggota mereka yang masih saja tertidur pulas dengan perempatan dikepalanya.
“Dia bukan pemain reguler” ucap Hara lagi masih memperhatikan tim Seirin.
“Biarkan saja dia. Tidak ada masalah, kan? Semakin kerasa mereka berusaha, maka semakin keras pula akibatnya” sahut Furuhashi malas.
Hanamiya yang mendengarkan ucapan anggota timnya menyeringai semakin lebar.
“Pertandingan antara SMA Seirin dan SMA Kirisaki Dai Ichi akan segera di mulai! Hormat!” seru seorang wasit.
“Yoroshiku onegaishimasu!” seru semua pemain serempak.
“Di mulai juga-ssu” ucap Kise menatap lapangan dengan senyum lebar.
“Ya” sahut Kasamatsu.
“Pemenangnya akan lolos ke Winter Cup. Pertandingan yang menentukan” ucap Imayoshi.
Bola dilemparkan ke atas oleh wasit, Kiyoshi segera menepisnya dan Izuki menangkap bolanya.
“Yosh! Maju!” seru Riko mulai bersemangat dengan wajah seru.
Izuki berlari mendribble bola, dia mengopernya pada Hyuga, kemudian dia mengoper bola pada Kuroko. Setelah berhasil menangkap bola, Kuroko tidak segera mengopernya. Dia terus memegang bola, membuat Satsuki, Aomine dan Hanamiya tertegun.
“Secepat itu dia mau melakukannya-ssu! Vanishing Drive!” seru Kise yang juga sama terkejutnya.
Kuroko berhadapan dengan Yamazaki, lelaki bersurai baby blue itu bersiap melakukan drive-nya.
“Kau tidak akan bisa ke manamana, bocah!” seru Yamazaki.
“Aku bukan bocah” ucap Kuroko datar. Dalam sekejap dia sudah ada di belakang Yamazaki. [Name] tersenyum lebar melihat itu.
Kuroko berlari mendribble bola, seorang pamain Kirisaki menghalanginya. Kuroko berhenti dan mundur selangkah sebelum akhirnya mengoper bola ke ring. Kiyoshi yang melihat kesempatan itu melompat tinggi dan memasukkan bola yang sudah ada di atas ring.
Skor pertama Seirin berhasil mendapatkannya, para pemain Kaijou terkejut bukan main.
“Alley-oop!” seru Moriyama.
“Lumayan juga!” sahut Hayakawa.
“Yosha!” seru Koganei senang. Begitu pula dnegan Mitobe dan Tsuchida.
“Kita mencetak angka terlebih dulu!” seru Tsuchida.
Kuroko dan Kiyoshi berlari berdampingan, Kiyoshi menepuk punggung Kuroko keras hingga membuat lelaki bersurai baby blue itu terjungkal.
“Nice” ucap Kiyoshi.
“Jadi ini adalah tehnik baru Tetsu yang dikatakan Satsuki” ucap Aomine yang sedikit terkejut. Detik selanjutnya dia menyeringai lebar.
“Hahaha, pertandingan Seirin memang tidak pernah membosankan” ucap Imayoshi.
“Koordinasi mereka juga mengagumkan” ucap Satsuki serius.
“Mereka sedang berada di puncak performa. Mereka juga salah satu tim paling agresif di Tokyo. Bagaimana cara Kirisaki Dai Ichi mengatasinya?” sahut Imayoshi lagi.
“Sialan. Seirin sangat kuat. Kiyoshi si Jiwa Besi dan duet pendatang baru Kagami dan Kuroko. Hyuga clutch shooter dan Izuki pengendali permainan. Secara individual mereka sudah kuat” keluh Yamazaki.
Hanamiya terkekeh. “Dakara?” tanyanya remeh.
“Apa?” tanya Yamazaki balik.
“Aku selalu memberitahukan hal yang sama. Aku tidak peduli entah mereka itu jenius atau keajaiban. Hancurkan saja mereka, maka mereka akan menjadi sampah” ujar Hanamiya.
Pertandingan di mulai lagi, Hanamiya berlari mendribble bola. Izuki segera maju dan menghadangnya, Hanamiya masih mendribble bolanya dan menyeringai lebar. Furuhashi bergerak, Hyuga juga langsung bersiap dan menghadangnya.
“Hah? Kalian terlihat sangat agresif. Pertandingan baru saja di mulai. Tenanglah” ucap Furuhashi malas melirik Hyuga.
Furuhashi mulai bergerak lagi, Hyuga akan mengikutinya dari depan Hara datang dan melakukan screen pada Hyuga. Tapi yang screen yang digunakan Hara lebih kasar daripada screen kebayakan. Dia menggunakan sikunya untuk menahan Hyuga dan mengenai perutnya. [Name] yang terus mengamati setiap sisi lapangan langsung mengerutkan keningnya. Furuhasi mendapatkan bola, dia melompat dan melemparkan bola ke ring.
“Oh? Mungkin aku terlalu tenang” ucap Furuhashi sambil melemparkan bolanya.
Bola melambung tinggi namun terpantul keluar mengenai pinggiran ring.
“Yosh!” ucap Kagami. Dia akan melompat tapi kaki kanannya diinjak oleh Hara yang entah sejak kapan ada didepannya. “Sialan...” gumam Kagami geram melihat ke arah kakinya.
[Name] mengeratkan pegangannya pada papan LJK, meski senyumnya melebar aura yang dikeluarkannya sudah suram dan dingin. Kiyoshi yang juga menyadari itu juga menahan amarahnya. Kirisaki memanfaatkan sudut mati penglihatan wasit, membuat mereka bisa melakukan apa pun saat wasit tidak melihat.
Hara melompat dan menangkap bola, saat itu anehnya setelah menangkap bola Hara mengayunkan tangannya dengan cepat ke belakang bermaksud mengenaika kepala Kagami. untung karena [Name] sering menyerangnya jika kaget, Kagami berhasil menghindar dengan cepat. Hara mendarat di lantai, melemparkan bola dan masuk ke ring. Skor Kirisaki dan Seirin sama.
“Maaf, maaf” ucap Hara berjalan melewati Kagami tanpa bersalah sambil menggembungkan permen karetnya.
“Kono yarou!” geram Kagami.
“Tenanglah, Kagami. Jangan terpancing” ucap Izuki.
“[Name]-chan, apa aku boleh melihat data mengenai Kirisaki Dai Ichi?” tanya Koganei.
“Uh? Ya, douzo Koganei senpai” jawab [Name] memberikan papan LJK-nya yang hampir hancur tidak berbentuk.
Koganei yang melihat papan LJK milik [Name] langsung sweatdrop, tapi mata membulat begitu melihat kertas hasil petandingan Kirisaki. Begitu pula dengan Tsuchida dan Mitobe yang memegang papan LJK.
“Apa data ini sungguhan? Setiap tim yang bermain melawan Kirisaki Dai Ichi past mengalami cidera” tanya ragu.
“Ace dan pemain bintang mereka selalu ditarik keluar” sahut Tsuchida.
“Karena itulah aku sempat tidak fokus dengan pertandingan Seirin melawan Senshinkan, membuatku melakukan pengamatan pada Kirisaki Dai Ichi” ucap [Name] menganggukkan kepalanya.
“Mereka hanyalah salah satu sekolah yang kuat sampai tahun lalu. Sejak Hanamiya-kun dan pemain kelas dua lainnya menjadi tim inti, peningkatan mereka terlihat sangat mencolok” ucap Riko serius. “Apa yang dia perbuat pada Teppei tahun lalu... Hanamiya Makoto tidak bisa kita remehkan”
Sekali lagi bola terpental mengenai pinggir ring, Kiyoshi bersiap untuk melompat. Sekali lagi Kirisaki Dai Ichi melakukannya, Furuhashi juga menginjak kaki kiri Kiyoshi membuatnya tidak bisa memlompat. Furuhashi melompat dan menangkap bola, begitu akan mendarat dia sengaja akan menjatuhkan lengan kanannya pada Hyuga.
“Tidak mungkin! Dia memakai sikutnya lagi!” seru Kagami dengan mata lebar.
Sikut Furuhashi semakin dekat mengenai Hyuga, Kapten Seirin itu menutup matanya erat. Tapi rasa sakit tidak dirasakannya, dia membuka matanya dan melihat Kiyoshi yang berdiri melindungi Hyuga menahan tubuh Furuashi.
“Kiyoshi!” seru Hyuga.
“Kita sedang ada di lapangan. Kalahkan kami dengan basket” ucap Kiyoshi menatap tajam Furuhashi.
“Itulah yang sedang aku lakukan” balas Futruhashi.
Hanamiya segera berlari menuju ring Seirin, Kuroko yang menyadari segera mengikutinya. Furuhashi segera melemparkan bola pada Hanamiya.
“Serangan balik!” seru Furuhashi.
Hanamiya segera menangkap bola bola, Izuki sudah menghadang didepannya. Hanamiya menyeringai lebar, dia bergerak dengan sangat cepat dan berhasil melewati Izuki. Hanamiya melompat dan memasukkan bola ke ring Seirin.
Hanamiya berlari kecil menuju Kiyoshi yang menatap tajam padanya. Dia berhenti tepat di samping Kiyoshi dan menyeringai lebar.
“Hampir saja. Kami hampir saja menghancurkan si megane” ucap Hanamiya lirih. Kiyoshi yang mendengarkan langsung melebarkan matanya. “Jangan menghalangi kami”
Kiyoshi mengepalkan tangannya erat hingga membuatnya gemetaran. “Aku tidak peduli jika akulah satu-satunya yang cidera, tapi aku tidak akan membiarkanmu jika kau mencederai rekan satu timku!” balas Kiyoshi yang sudah menahan amarahnya.
Hanamiya dengan santainya berjalan pergi meninggalkan Kiyoshi dengan seringai lebar menyebalkannya.
“Hanamiya!” seru Kiyoshi. Hanamiya berhenti dan menoleh padanya. “Aku akan mengalahkanmu!” serunya lagi.
Pertandingan di mulai lagi, Hyuga melemparkan bola ke ring tapi terpental keluar karena terkena pinggir ring. Kagami dan Kiyoshi yang akan melakukan rebound sedikit kesusahan karena dua pemain Kirisaki yang menghalangi mereka dengan cara apa pun. Bahkan Furuhashi sengaja menyenggol lutut kiri Kiyoshi yang terluka. Bola berhasil di tangkap oleh pemain Kirisaki Dai Ichi.
“Apa yang wasit itu lakukan-ssu? Dia pasti buta-ssu! Pantas saja [Name]cchi sampai mengeluarkan aura menekan miliknya-ssu!” geram Kise yang melihat Kirisaki Dai Ichi bermain licik.
“Mereka melakukan itu di tempat yang tidak terlihat wasit. Meski licik, itu adalah skill yang hebat” sahut Kasamatsu yang masih bisa mengontrol emosinya.
“Sehalusnya mereka belatih secara biasa dalipada meningkatkan skill itu!” pekik Hayakawa dengan perempatan besar di kepalanya.
“Dia benar-ssu! Meski aku tidak sepenuhnya mengerti apa maksudnya-ssu!” sahut Kise.
“Kita akan baik-baik saja, tapi ini cukup sulit bagi tim seperti Seirin yang memiliki tim seadanya” ucap Kasamatsu.
“Lagipula, ini bukanlah pertandingan yang enak untuk di tonton” timpal Moriyama mengerutkan keningnya.
Hanamiya berlari mendribble bola, Izuki segera menghadangnya. Hanamiya segera mengoper bolanya pada Yamazaki, dia segera melempar bola ke ring namun terpental keluar terkena pinggir ring. Kagami bersiap di bawah bersama dengan Hara. Sekali lagi Hara akan menginjak kaki Kagami lagi, dengan gesitnya Kagami memindahkan kakinya menghindari injakan kaki Hara.
Hara yang melihat itu terkekeh, dia tersenyum lebar. “Kalau begitu. Aku hanya perlu melakukan screen” ucapnya. Kemudian lelaki itu menyikut perut Kagami cukup keras.
“Kagami!” seru Kiyoshi. [Name] tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia mematahkan papan LJK-nya hingga hancur lebur, senyumnya perlahan menghilang.
Hara melompat dan memasukkan bola ke ring Seirin.
“Yatta! Kirisaki sudah mendapat poin ke-10!” seru seorang penonton.
Hara berjalan melewati Kagami dengan santainya sambil meniup permen karetnya. Kagami masih diam ditempatnya sambil memegang perutnya. Batas kesabaran Kagami sudah habis, dia mulai berdiri akan memukul Hara. Kuroko yang melihat itu segera tertegun, semua pemain Seirin segera terlonjak kaget.
“Kagami, bodoh!” seru Kawahara.
“Hentikan!” timpal Fukuda.
Kepalan tangan Kagami semakin dekat memukul wajah Hara, saat itulah kedua pasang tangan memegang kedua kakinya. Membuat lelaki bersurai merah gelap itu menghentikan gerakannya dan terjatuh dengan wajah menghantam lantai dengan keras.
“Rasanya sakit, Kuroko!” seru Kagami garang sambil memegangi wajahnya.
“Apa yang mau kau lakukan?” tanya Kuroko balik.
“Tadi itu aku-”
Kuroko mengerutkan keningnya dan menatap Kagami serius. “Apa kau mau mengacaukan segalanya dengan kemarahanmu?” tanyanya yang sukses membuat Kagami tertegun. “Aku juga marah. Tapi memukul mereka demi senpai kita, bukan cara yang tepat. Kita harus mengalahkan mereka dengan basket. Kau harus tetap tenang, [Name]-chan juga sudah sampai puncaknya” ucapnya lagi.
Kagami mengepalkan kedua tangannya erat. “Kau benar. Maaf” ucapnya kemudian melonggarkan kepalannya. Dia segera berbalik menghadap para senpai Seirin dan membungkuk. “Maafkan aku! tolong pukul aku!” serunya lantang.
“Apa?” tanya Izuki bingung.
“Tadi aku hampir...”
“Tidak apa-apa” ucap Hyuga.
“Tapi aku belum lega!” seru Kagami lagi.
“Dari pada kami, mungkin seseorang bukan lebih tepatnya dua orang yang akan melakukannya” ucap Izuki melirik ke arah bench.
Riko segera memukul kepala Kagami dengan kerasnya, hingga muncul benjol besar. “Apa yang kau pikirkan, dasar bodoh?!” omelnya. “Jika kau diusir keluar, kita bisa kalah!!”
“Akhirnya dia tetap kena pukul juga” ucap Izuki yang melihat Kagami disampingnya.
“Jika kau mau melakukannya jangan terang-terangan begitu!” omel Riko sambil menunjuk Kagami.
“Jadi itu maksudmu?!” seru Izuki.
[Name] menepuk bahu Riko. “Riko senpai, biarkan aku yang berbicara padanya” ucapnya lirih. begitu mendengar suara [Name] yang berbeda dari biasanya mereka segera memberinya jalan.
“[Name], aku-” Kagami yang akan membela dirinya langsung terdiam begitu melihat [Name] yang tidak tersenyum sama sekali.
“Diam. Aku sedang marah sekarang, tempelkan ini diperutmu” ucap [Name] yang memberikan kantong es kecil pada Kagami. dengan patuh lelaki bersurai merah gelap itu menerima kantong es [Name], Kagami terdiam saat melihat tangan gadis itu yang gemetaran. “Kau harus mendinginkan kepalamu itu, jangan bertindak ceroboh” ucapnya sebelum dia pergi menuju Hyuga.
“Itte... hei, bawakan aku sesuatu yang dingin” ringis Hyuga menahan sakit di dekat siku kirinya.
“Ini Hyuga senpai” ucap [Name] yang memberikan kantong es lainnya.
“Ah, arigatou [Name]-chan” ucap Hyuga menerima kantong es [Name].
Kiyoshi melirik tangan Hyuga yang lebam. “Kagami, menyeranglah dari luar ketika kita menyerang. Kau tidak perlu merebut rebound untuk bertahan juga” ucapnya.
“Apa?” tanya Kagami tidak mengerti.
“Aku akan bermain di dalam sendirian. kalian berempat berjagalah di luar” jelas Kiyoshi. Semua yang mendengarkannya segera tersentak kaget, bahkan [Name] yang mencoba menenangkan dirinya langsung melirik ke arah Kiyoshi.
“Satu di dalam, empat di luar?” tanya Izuki.
“Apa maksudmu, Kiyoshi? Permain keras mereka di dalam semakin brutal! Jika kau melakukan itu, mereka akan fokus untuk menyerangmu!” seru Hyuga hingga berdiri dari duduknya.
“Itu lebih baik daripada melihat temanku yang terluka” jawab Kiyoshi masih menatap lantai.
“Chot- kakimu sudah cidera. Kau tidak bisa melakukan itu. Jika terjadi sesuatu, kami harus-”
“Tidak, aku saja yang melakukannya” ucap Kiyoshi memotong ucapan Riko. “Maaf, Riko”
“Demo...”
“Inilah alasan mengapa aku kembali. jika kau menggantiku sekarang, aku akan membencimu untuk seumur hidupku” ucap Kiyoshi menatap tajam Riko. Lelaki bersurai coklat itu berdiri. “Sekarang... ayo kita bersenang-senang”
[Name] mengambil nafas dalam sebelum menghembuskannya. Pikirannya sedikit kacau balau melihat anggota tim Seirin yang sengaja dilukai pemain Kirisaki Dai Ichi. Gadis itu memejamkan matanya, pikirannya sedikit tumpul. Dia harus tetap tenang agar bisa berpikir jernih dan merencanakan sebuah rencana balasan.
Sampai akhirnya dua telapak tangan jatuh di atas kepalanya dan mengelusnya pelan. Lagu [Name] juga mulai berbunyi dari kedua headsetnya. [Name] membuka matanya dan melihat Kagami dan Kuroko yang menatapnya.
“Kami akan baik-baik saja” ucap mereka bersamaan.
[Name] mengedipkan matanya, dia menatap Kagami dan Kuroko bergantian. Senyum perlahan mulai terbit diwajahnya, [Name] menganggukkan kepalanya pada mereka.
“Ya, kitalah yang akan menang nanti” ucap [Name] dengan senyum lebar.
Pertandingan di mulai lagi, Seirin menggunakan formasi yang diminta Kiyoshi tadi. Tim Touou dan Kaijou terbengong menatap formasi Seirin.
“Yang benar saja-ssu? Hanya pemain no. 7 yang ada di dalam-ssu?” ucap Kise tidak percaya.
“Semuanya bermain di luar!” seru Kasamatsu.
Izuki yang mendribble bola segera mengoper pada Hyuga yang ada di samping kirinya. Hyuga mendapat bola dan melompat tinggi, dia melemparkan bola ke ring. Dan lagi-lagi bola keluar terkena pinggir ring.
Kiyoshi bersiap melakukan rebound, Hara menyikut perutnya dan seorang pemain Kirisaki menyenggol lutut kanannya. Kiyoshi berteriak dan melompat tinggi, akhirnya dia berhasil melakukan rebound. Begitu berdarat Kiyoshi melompat lagi dan melakukan dunk, para penonton segera bersorak.
“Kiyoshi!” panggil Hyuga khawatir.
“Daijoubu. Tadi itu bukan apa-apa. Serahkan area di dalam padaku” balas Kiyoshi tersenyum lebar.
Hanamiya berlari mendribble bola, lagi-lagi dua pemain Kirisaki yang menjaga Kiyoshi menyikutnya dengan kuat. Hanamiya mengoper bola pada Yamazaki, dia melompat dan bermaksud memasukkan bola ke ring. Dari samping Kiyoshi melompat dan menepis bola hingga terlepas dari tangan Yamazaki.
Izuki yang mendapatkan bola segera mendribble, dia bersiap mengoper bola. Hanamiya yang menjaganya menarik baju belakangnya, namun Izuki dengan cepat mengoper bola pada Kiyoshi. Dua pemain menjaga Kiyoshi dengan ketatnya, mereka terus menyikut, menarik baju maupun menyenggol lutut Kiyoshi dengan kerasnya. Kiyoshi menyesuaikan gerakannya, dia berbalik dan melompat tinggi. Kiyoshi melemparkan bola ke ring dan masuk.
“Sugoi... pantas saja dulu [Name]—chan pernah berkata dia mengaguminya” ucap Satsuki.
“Kiyoshi berada di dalam sendirian saat menyerang dan bertahan” ucap Imayoshi.
“Heeh, lumayan juga. Mata [Name] memang tajam” puji Aomine.
Skor saat ini 23-26, Seirin berhasil menyusul dan memimpin. Kiyoshi mengatur nafasnya yang memburu, beberapa bagian tubuhnya sudah mulai membiru.
“Sialan. Apa kita harus terus melakukan ini?” gerutu Kagami yang melirik ke arah Kiyoshi.
“Tentu saja tidak!” teriak Hyuga lantang. Kagami, Kuroko dan Izuki segera menoleh padanya. “Beri aku bolanya!”
“Mereka mulai serius-ssu. Apa mereka sudah siap mencobanya-ssu?” ucap Kise yang mulai bersemangat juga.
“Aku tidak tahu soal itu” jawab Kasamatsu.
Izuki yang membawa bola mengopernya ke kiri, Kuroko segera membelokkan operannya yang di tangkap oleh Hyuga.
“Dia bebas!” seru Koganei.
Hyuga yang membawa bola, melihat kecurangan Kirisaki dengan kedua matanya. membuat pikirannya kembali kacau. Saat itulah [Name] berdiri dari kursi dan mendekat pada Riko.
“Ini buruk. Nde, apa yang akan kita lakukan Riko senpai? Akan semakin buruk jika kita tidak bisa mendinginkan Hyuga senpai dan yang lainnya” ucap [Name].
Hyuga melompat dan melemparkan bola ke ring, lagi-lagi dia meleset bola kembali terpental keluar. Hanamiya menyeringai lebar melihat itu, Kiyoshi yang akan melakukan rebound kembali tertahan. Furuhashi menyenggol lutut kirinya dan seorang pemain Kirisaki berhasil mendapatkan bola.
“Hyuga, pikiranmu sedang kacau! Tenanglah!” seru Izuki mengingatkan.
“Aku tahu! Berikan saja bolanya padaku!” seru Hyuga balik.
“Paling tidak cetak skor jika kau bebas!” omel Izuki.
“Apa katamu?!” seru Hyuga tidak terima.
“Keadaan sepertinya tidak berjalan lancar untuk Seirin-ssu” ucap Kise khawatir.
“Aku mengerti jika mereka marah ketika temannya terluka, tapi... jangan terlalu terbawa suasana, Hyuga” ucap Kasamatsu.
Hanamiya segera mengoper bola pada Yamazaki, Hyuga langsung menghadangnya. Dengan tenangnya Yamazaki mendribble bola dari belakang Kuroko menepis bola hingga terlepas dari tangannya. Kagami segera meraih bola yang bebas dan mulai berlari. Hara langsung menghadang Kagami dengan senyum lebar.
“Tidak, kau tidak akan bisa” ucap Hara.
“Minggir kau!” seru Kagami. Dia berusaha melewatinya, tanpa sengaja dia malah menubruk tubuh Hara hingga membuatnya terjatuh.
Wasit segera membunyikan peluitnya. “Charging! Putih, no.10!” seru wasit.
Dengan tenangnya Hara meniup permen karetnya hingga meletus menutupi bibirnya yang tersenyum lebar.
“Ano baka” ucap Koganei lelah.
Kagami menahan amarahnya, dari belakang Kiyoshi datang dan menepuk kepalanya.
“Perhatikan sekelilingmu. Izuki sedang bebas tadi” ucap Kiyoshi dengan senyum lebar. Kagami langsung memasang wajah aneh. “Kita harus bermain dengan cara kita sendiri”
“Kiyoshi...” ucap Izuki.
Hyuga yang tersadar akan sesuatu segera mengeratkan rahangnya. “Yosh! Bertahan!” serunya.
“Ou!” balas mereka serempak.
Hanamiya tersenyum remeh melihat Seirin, Kiyoshi berlari kecil akan melewatinya.
“Kau terlalu banyak bicara. Kau sudah hampir menjadi sampah” sarkas Hanamiya. Tapi Kiyoshi mengabaikannya dan terus berlari melewatinya. Hanamiya melebarkan matanya sebelum menggertakkan giginya tidak senang.
Pertandingan di mulai lagi, Kiyoshi masih di jaga dengan dua orang.
“Hah... aku muak dengan ini semua” gumam Hanamiya pelan sambil menatap Kiyoshi yang mencoba bertahan.
Bola lagi-lagi gagal masuk ke ring dan terpental keluar.
“Jika kau memang ingin sekali mati, mati saja kau” ucap Hanamiya seraya menjentikkan jarinya. Hyuga yang mendengar itu segera menoleh padanya.
Seorang pemain Kirisaki menyenggol kaki Kiyoshi membuatnya hilang keseimbangan dan oleng ke belakang. Furuhasi yang mendapatkan bola berada tepat di atas tubuh Kiysohi, dengan sengaja dia menjatuhkan tubuhnya. Sikunya mengenai kepala Kiyoshi dengan kerasnya yang sudah terjatuh di lantai.
Wasit segera membunyikan peluitnya dan belari menuju Kiyoshi dan Furuhashi yang masih tergeletak di lantai. Para pemain Seirin segera melebarkan matanya, wajah [Name] memucat seketika.
“Referee time out!” seru wasit.
“Kiyoshi!” seru Izuki berlari menuju ke arahnya.
“Senpai!” seru Kagami yang juga ikut berlari mendekat.
Kiyoshi masih diam tidak bergerak maupun merespon mereka.
“Buruk sekali-ssu!” seru Kise mulai geram.
“Ini bukan main-main!” timpal Kasamatsu.
Hyuga langsung menoleh pada Hanamiya yang menatap remeh pada Kiyoshi yang tergeletak. “Jangan main-main! Kau...” seru Hyuga.
“Apa? Kau mau menuduhku lagi?” tanya Hanamiya malas penuh ejekan. “Aku tidak tahu apa yang terjadi. Keadaan menjadi kacau di bawah sana. tadi itu hanya kecelakaan” ucapnya melirik ke arah Kiyoshi. “Kece-” dia berhenti bicara dan membulatkan matanya.
Jari Kiyoshi mulai bergerak, dia mulai mengingat saat Riko berkunjung menjenguknya dan menceritakan tentang Kuroko, Kagami dan [Name].
Flashback.
“Begitu ya, Kuroko, Kagami dan [Name]-chan? Kita mendapat dua pemain baru yang hebat dan manajer yang menarik” ucap Kiyoshi pada Riko yang duduk di kamar menginap di rumah sakit saat sore hari.
“Ya” balas Riko singkat.
“Hyuga, Izuki, Mitobe Koga dan Tsuchida juga semakin baik. Seirin sudah memiliki banyak pemain yang kuat” ucap Kiyoshi lagi.
“Apa maksudmu? Kau juga salah satu dari mereka” omel Riko.
“Tentu saja aku juga ikut membantu menyerang” ucap Kiyoshi tersenyum lebar.
“Menyerang?” tanya Riko bingung.
“Aku sudah memikirkannya. Apa yang bisa kulakukan untuk Seirin ketika aku kembali nanti? Jika kita terus bermain, kita mungkin akan kalah melawan tim yang kuat seperti Teiko, kita mungkin akan cidera melawan pemain yang berbahaya seperti Hanamiya” ucap Kiyoshi.
Present.
Kiyoshi memaksakan dirinya untuk berdiri. “Karena itulah aku sudah memutuskan... jika mereka hampir hancur, aku akan menjadi tombek mereka. Jika mereka dalam bahaya, aku akan menjadi perisai mereka” ucapnya.
Kiyoshi berjalan perlahan ke depan dengan pasti meski sedikit tertatih. “Aku akan mempertaruhkan segalanya” ucapnya lagi. Dia merentangkan kedua tangannya, dengan semua pemain Seirin dibelakangnya. Dia menatap tajam Hanamiya meski kepalanya terluka dan mengeluarkan darah. “Untuk melindungi pemain Seirin! Untuk itulah aku kembali!” serunya.-●●-
Ohayou, minna-san...
Mumpung ada ide, langsung upload. Hehehe...
Untuk Q&A author berterima kasih untuk pertanyaannya. Akan author jawab nanti jika pertanyaannya dah kekumpul banyak, arigatou ne...
Selamat menikmati, jumpa lagi chapter selanjutnya...
Jaa ne...
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything About Us [KnB]
Acción[Name] akan pindah ke Amerika karena pekerjaan orang tuanya. Dia berniat pamit kepada para sahabatnya setelah pertandingan dan membuat kenangan indah bersama. Sampai akhirnya [Name] dikecewakan dengan sikap teman-temannya saat pertandingan. Dia meni...