*warn, typo guys...
Kuroko perlahan melepaskan tangan [Name], gadis itu berjalan mendekati Akashi. Mendengar suara langkah kaki [Name], Akashi melanjutkan kembali langkahnya.
Mereka berdua terus berjalan sampai akhirnya mereka berdua menemukan tempat yang agak sepi, cocok untuk bicara secara pribadi. Akashi menghentikan langkahnya dan berbalik menatap [Name] yang tersenyum lebar padanya.
“Hisasiburi, [Name]” ucap Akashi. Nadanya berbicara dengan tadi juga berubah lebih lembut, mata heterocrome-nya berubah menjadi merah di kedua maniknya.
“Hisasiburi, Sei” balas [Name].
Akashi berjalan mendekat dan menyentuh pipi [Name] yang terluka akibat tindakan dirinya yang satu lagi, matanya berubah sedikit sendu dan bersalah.
“Maaf, aku membuatmu terluka” ucap Akashi.
[Name] menggelengkan kepalanya, gadis itu tersenyum semakin lebar. “Bukan salahmu, Sei. Tidak apa-apa, jangan khawatir” balasnya.
“Kau tidak takut denganku?” tanya Akashi.
“Takut? Kenapa?” tanya [Name] balik.
“Ya, karena aku tiba-tiba menyerang temanmu tadi” ucap Akashi.
[Name] terkekeh mendengar ucapan Akashi, dia meraih tangan Akashi yang masih menyentuh pipinya. “Aku tidak takut denganmu Sei ataupun dengan Seijuro. Yang aku takutkan...” [Name] menggantung ucapannya sebelum matanya sedikit berkabut.
“[Name]?” panggil Akashi.
“Nande monai” ucap [Name]. Gadis itu segera mengenyahkan pikiran negatif dan ingatannya dulu. “Apa yang ingin kau bicarakan denganku Sei? Nanti siang timku akan bertanding. Tidak enak jika nanti aku datang terlambat” ucapnya.
“Tidak ada, aku hanya ingin melihat wajahmu dan berbicara denganmu” balas Akashi.
“Uhm, kalau begitu aku kembali dulu” ucap [Name] bersiap untuk berbalik.
“Tunggu” tahan Akashi. “Pipimu...”
“Tenang saja, aku membawa plester luka” balas [Name] mengeluarkan plester luka dari kantong roknya.
Akashi mengambil alih plester luka dan membukanya, lelaki bersurai merah itu memakaikan plester luka di pipi [Name].
“Arigatou, Sei” ucap [Name] tersenyum lebar.
Akashi langsung merengkuh tubuh [Name] ke dalam pelukannya, [Name] sedikit tersentak kaget. Akashi semakin mengeratkan pelukannya.“Aku senang bisa bertemu denganmu lagi, kukira aku tidak akan pernah bertemu denganmu untuk selamanya” ucap Akashi sedikit lirih.
[Name] melebarkan matanya sebelum akhirnya menghela nafas, gadis itu membalas pelukan Akashi. “Ya, aku juga senang bisa bertemu denganmu lagi dan semuanya” ucapnya.
Setelah berpelukan agak lama, Akashi orang pertama yang melepaskan pelukannya. Matanya sudah kembali menjadi heterocrome, sorot matanya berubah tajam dan dingin.
“Kembalilah” ucapnya dengan nada dingin.
“Ya, aku pergi dulu Seijuro” balas [Name]. Dia melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Akashi dengan senyum lebar.
Begitu melihat sosok [Name] yang semakin kecil dan jauh, Akashi meremas dadanya erat. “Seperti biasa, hanya kau yang akan memperlakukan kami seperti manusia biasa, bukan monster mengerikan yang akan dijauhi orang-orang. Cepatlah menjadi milikku, [Name]” gumamnya pelan.
[Name] berjalan seperti biasanya, tapi sorot matanya berubah sedikit sayu setelah bertemu dengan Kiseki no Sedai. Hari yang tidak bisa di elaak lagi datang, kali ini mereka bertemu sebagai musuh. [Name] hanya bisa berharap apapun yang terjadi nantinya, dia ingin melihat anggota Kiseki no Sedai kembali seperti dulu. Seperti saat mereka semua bermain basket di Teikou dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything About Us [KnB]
Action[Name] akan pindah ke Amerika karena pekerjaan orang tuanya. Dia berniat pamit kepada para sahabatnya setelah pertandingan dan membuat kenangan indah bersama. Sampai akhirnya [Name] dikecewakan dengan sikap teman-temannya saat pertandingan. Dia meni...