*warn dulu ya, as always. typo...
Pada hari yang sama, malam itu lelaki bersurai hijau menaikkan kacamatanya seraya melihat ponselnya. Di layar menampilkan fotonya dan seorang gadis yang tersenyum lebar seraya menggenggam tangannya erat. Lelaki itu hanya diam menatap lekat wajah gadis itu, tanpa sadar senyum tipis mulai muncul diwajahnya.
“Apa kau sudah menunggu lama, Shintaro?” tanya seorang lelaki.
Midorima segera menoleh dan mengembalikan ponselnya ke dalam saku celana. Di depannya berjalan mendekat lelaki bersurai merah, mata heterocrome nya berkilat tajam.
“Akashi” balas Midorima acuh.
“Ada apa kau memanggilku ke sini? Besok kita bisa bertemu di lapangan” ucap Akashi dengan tenangnya.
“Ada yang ingin kupastikan darimu nanodayo” jawab Midorima. Dia berjalan mendekat ke arah Akashi dan menatap kedua mata heterocrome itu sama tajamnya. “Katakan padaku, apa kau sempat menemui [Name] di Amerika. Jangan berikan aku jawaban tidak masuk akal, aku tidak percaya dengan kemampuanmu yang tidak bisa menemukannya saat itu” lanjutnya.
Akashi terdiam sejenak, dia menghela nafas pelan, “Ya aku memang menemukannya. Tapi aku tidak bertemu dengannya” jawabnya.
“Tidak bertemu? Apa maksudmu nanodayo?”
“Akihiro-san menghalangiku untuk bertemu dengannya. Hanya ini yang kau tanyakan? Kalau begitu aku pergi dulu” Akashj mulai berbalik dan berjalan pergi.
“Tunggu, ceritakan aku lebih detailnya nanodayo!” cegah Midorima.
“Kenapa aku harus mengatakannya padamu? Kurasa itu tidak ada hubungannya denganmu kan, Shintaro” tanya Akashi seraya membalikkan badannya sedikit. Nada suaranya terdengan sedikit tajam dan terselip sebuah ancaman di sana.
“Karena aku mencintainya nanodayo” jawab Midorima tegas.
Akashi menatap Midorima, kedua lelaki itu saling bertatapan lama.
“Sejak hari itu aku memang mencari keberadaan [Name]”
Flashback.
Kelima lelaki itu berlari sekuat tenaga menuju rumah [Name], dibelakangnya Satsuki juga ikut berlari bersama mereka. Sampai di sana, rumah [Name] sudah tertutup rapat, sangat sepi tanpa adanya tanda kehidupan.
Lelaki bersurai kuning mulai panik dan memanggil nama [Name], berharap gadis itu muncul dari balik pintu. Sedangkan lelaki berkulit tan mulai memencet bel dan menggedor pintu.
“Apa [Name]-chan sudah pergi?” tanya Satsuki yang dari tadi diam mengatur nafasnya.
“Diamlah, Satsuki!” bentak Aomine yang masih menggedor pintu. Satsuki yang tersentak langsung terdiam, dia menatap cemas ke arah rumah [Name] dan rekan setimnya itu.
Akashi mencoba menghubungi [Name] lewat ponselnya.
“Jangan buat keributan Aomine, Kise” tegur Midorima. Lelaki itu terlihat tenang namun sorot matanya tidak bisa membohongi perasaannya yang kacau balau saat ini.
“Apa yang kalian lakukan?” tanya seorang bibi yang kebetulan lewat.
“Maaf oba-san, apa [Name]-chan sudah pergi?” tanya Satsuki dengan sopan.
“[Name]-chan? Ah, dia baru saja pergi naik taksi dengan kakaknya tadi” jawab bibi itu.“Apa oba-san tahu kemana mereka pergi nanodayo?” tanya Midorima.
“Mereka pergi ke bandara, yang kutahu mereka semua pindah ke luar negeri. Sasaki-san dan istrinya sudah pergi terlebih dulu, hanya [Name]-chan dan kakaknya yang tinggal di sini sebentar. Awalnya mereka ingin pindah bersama, tapi [Name]-chan berkata ada pertandingan penting jadi menunda keberangkatannya” jelas bibi itu sambil tersenyum ke arah Satsuki.
![](https://img.wattpad.com/cover/250810497-288-k956146.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything About Us [KnB]
Action[Name] akan pindah ke Amerika karena pekerjaan orang tuanya. Dia berniat pamit kepada para sahabatnya setelah pertandingan dan membuat kenangan indah bersama. Sampai akhirnya [Name] dikecewakan dengan sikap teman-temannya saat pertandingan. Dia meni...