76 - Kise is Sick!

780 82 10
                                    

*warn gaes, typo everywhere...

[Name] mengerjapkan matanya, langit-langit yang akrab memasuki pandangannya. Perlahan gadis itu duduk dan melihat sekeliling kamarnya. [Name] masih diam di tempat sebelum turun dan menyibak tirai kamarnya.

Gadis itu membuka jendela dan menghirup nafas dalam-dalam, udara dingin memasuki paru-parunya. [Name] menepuk kedua pipinya pelan, senyum lebar terpatri di wajah manisnya. Angin lembut membelai helaian rambut perak miliknya.

"Yosh! Ayo kita berjuang untuk hari ini juga!" ucapnya bersemangat.

Gadis itu membuka pintu kamar, dari sana dia bisa mencium harum makanan melayang di udara. [Name] langsung berjalan sedikit berlari menuju ruang makan. Lagi-lagi Akihiro berdiri di sana mengenakan celemek pink milik [Name] dengan tangan tangan memegang wajan.

"Ohayou Aki-nii!" sapa [Name] dengan senyum lebar.

"Ohayou, [Name]" sapa balik Akihiro dengan senyum lebar.

"Aki-nii masak lagi? Kenapa tidak membiarkanku memasak?" tanya [Name] heran. Dia menarik salah satu kursi dan duduk.

"Tidak, kau kelelahan semalam. Mana kakak tega membangunkanmu balas Akihiro tersenyum lembut pada [Name]. Dia berjalan mendekat dan mengelus surai adiknya penuh sayang. Bagaimana matamu? Masih sakit?"

[Name] menggeleng dan menyengir lebar. "Tidak sakit lagi"

"Souka" ucap Akihiro menatap khawatir [Name]. Dia menarik kursi di sebelah [Name] dan menggenggam erat tangan kanan adiknya itu. "Jika bisa kakak tidak ingin mengajarimu tehnik analisa ini. Itu membuatmu cepat lelah baik secara mental, pikiran dan penglihatan"

"Jika tehnik ini bisa membantuku membawa teman-teman pada kemenangan aku tidak masalah Aki-nii. Lagipula aku senang bisa mengembalikan pemikiran Shin dan yang lainnya seperti dulu, menurutku harga itu sepadan" ucap [Name] tenang.

"Tapi bagi kakak mereka tidak sepadan dengan usaha kerasmu itu. Mengingat bagaimana mereka menyakitimu dulu" balas Akihiro cepat sedikit mengernyit. [Name] tidak membalas ucapan kakaknya, dia hanya bisa tersenyum tipis.

"Lupakan saja, perasaanku selalu jelek jika membahas mereka" putus Akihiro. Lelaki itu paham mau sekeras apapun dia membujuk adiknya, [Name] akan tetap keras kepala dengan keputusannya. "Setelah mereka kembali seperti dulu apa rencanamu? Bukannya kau mendapat tawaran itu?"

"Aku... aku masih memikirkannya Aki-nii" ucap [Name] sedikit menundukkan kepala. Matanya sedikit berkabut mengingat dia mendapat beberapa tawaran beberapa hari lalu.

"Yah, apapun keputusanmu kakak akan mendukungmu" ucap Akihiro mengelus kembali puncak surai [Name]. "Tapi ingat keputusanmu itu harus benar-benar sesuai dengan hatimu, ini demi masa depanmu juga [Name]. Jangan terlalu fokus mengurus orang lain tapi dirimu sendiri juga harus kau pikirkan" ucap Akihiro menasehati.

"Ya, aku tahu Aki-nii. Arigatou sudah mengingatkanku" balas [Name] dengan senyum lebar.

Mereka berdua saling menatap sebelum akhirnya tertawa bersama, Akihiro menarik [Name] ke dalam pelukannya. Dia menepuk punggung [Name] dan mengecup puncak kepala [Name].

"Berjanjilah padaku kau tidak akan memaksakan diri seperti dulu [Name]. Kakak selalu merasa sakit setiap melihatmu menangis" ucapnya lirih.

[Name] tertegun sesaat, pupil matanya melebar sebelum kembali ke ukuran semula. Gadis itu membalas pelukan Akihiro.

"Un, aku berjanji padamu Aki-nii" balas [Name].

Suasana sekitar mereka benar-benar sunyi, sampai akhirnya pintu apartemen mereka diketuk kuat hingga berkali-kali. Akihiro dan [Name] melepaskan pelukan mereka dan saling menatap bingung.

Everything About Us [KnB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang