69-Seirin vs Yosen (3)

563 105 15
                                    

*warn, typo yak...

Alex menatap ke arah lapangan dengan serius, sebentar lagi quarter kedua akan di mulai. Akihiro yang berada di sampingnya menyipitkan mata, sorot matanya juga berubah serius.

“Bagaimana Akihiro?” tanya Alex tanpa mengalihkan tatapannya pada lapangan.

“Mereka belum mengeluarkan semuanya. Jika Seirin terus bergantung dengan serangan bocah minim ekspresi itu bisa dipastikan Seirin akan kelelahan” jelas Akihiro.

“Aku juga memikirkan hal yang sama, apa yang akan Seirin lakukan? Ini akan sedikit sulit” balas Alex menganggukkan kepalanya.

Di ruang ganti Yosen, Masako menatap para atlitnya. “Seirin pasti akan mencadangkan si no 11 di babak kedua. Tembakan yang bisa menghilang tadi merupakan kejutan, tapi pasti ada situasi tertentu mengapa mereka tidak memakainya sebelum kuartal kedua. Sepertinya mereka bergantung pada misdirection. Jika benar, mereka pasti akan mencadangkannya. Dengan begitu, formasi mereka juga akan berubah” jelasnya.

“Tapi mungkin saja mereka akan tetap memainkannya sama seperti saat melawan Touou dan memakai Overflow” balas Okamura.

Masako menggelengkan kepalanya. “Tidak, mereka tidak akan melakukannya. Karena...”
Di ruang ganti Seirin, Riko menatap teman satu timnya serius. “Kita tidak bisa memakai Misdirection Overflow milik Kuroko-kun untuk melawan Yosen” jelasnya.

“Apa? Nande?” tanya Koganei sedikit terkejut.

“Kita tidak bisa berharap efek yang sama saat melawan Touou akan terjadi” jawab [Name]. Gadis itu menatap satu per satu anggota Seirin, Kuroko mengeraskan rahangnya. “Overflow milik Tetsuya memiliki dua efek. Dia meningkatkan serangan timnya dengan memberikan mereka kemampuan untuk memakai Vanishing Drive. Dia juga meningkatkan kekuatan pertahanan tim dengan mengurai akurasi lawan dalam menembak” jelasnya.

“Dan dimana masalahnya?” tanya Koganei belum menangkap maksud [Name].

“Masalah terletak pada pertahanan. Memang sangat berefek pada lawan yang sering menembak dan memotong umpan, tapi akan sangat sulit melawan tim seperti Yosen yang sering bermain dari dalam” jelas [Name] sekali lagi.

“Karena itu kita harus bisa mencetak angka melawan Murasakibara-kun tanpa bergantung pada Kuroko-kun” ucap Riko serius. dia melirik ke kiri. “Untuk itulah, Teppei... tenagamu sangat dibutuhkan” lanjutnya.

“Dan Pertahanan. Serangan dari ujung ke ujung milik Yosen akan mulai bergerak di babak kedua. No. 12, Himuro-kun” jelas Riko lagi. Kagami mengerutkan keningnya saat mendengar nama Himuro, [Name] melirik Kagami dari ekor matanya. “Orang yang bisa menghentikannya adalah Kagami-kun. Dengan kata lain, agar kita bisa menang, Kagami-kun harus bisa mengalahkan Himuro-kun dan Teppei harus bisa mengalahkan Murasakibara-kun

Kedua lelaki itu mengerutkan keningnya secara bersamaan, manik mata [Name] menggelap. Gadis itu sedikit menundukkan kepalanya, sudut bibirnya meringkuk ke atas membentuk seringai tipis.

Kalian berdua akan berhadapan dengan musuh dan ketakutan terbesar kalian. Aku harap kalian berdua bisa melewati tembok itu’ batin [Name]. Tanpa sadar kedua tangannya mengepal erat.

“Di babak kedua, Murasakibara akan berhadapan dengan Kiyoshi” ucap Masako melirik Miurasakibara yang masih saja berwajah malas. “Dan kau akan mengurus kartu as mereka, Kagami, Himuro” lanjutnya lagi melirik Himuro yang memasang wajah serius.

“Berjuanglah. Aku membencinya karena dekat dengan [Name]-chin. Ya, aku juga benci Kiyoshi sih. Mereka berdua terlalu serius” ucap Murasakibara melirik Himuro meski nada malasnya tidak berubah.

Himuro tersenyum tipis, tidak membalas ucapan Murasakibara. Kalung berbandul cincin mirip milik Kagami tergeletak bebas di atas tas milik Himuro.

Kedua tim kembali ke area lapangan dan bersiap untuk quarter ketiga.

Yosh, ayo!” seru Hyuga lantang.

Ou!” balas pemain Seirin serempak.

“Kiyoshi senpai, Kagami-kun” panggil Kuroko. “Murasakibara-kun dan Himuro-san, keduanya sangat tangguh. Tapi aku rasa kalian tidak akan kalah. Pergi dan kalahkan mereka” ujarnya dengan senyum lebar. Tidak lupa juga Kuroko mengacukan kedua tinjunya pada Kagami dan Kiyoshi.

[Name] terkekeh mendengarkan ucapan Kuroko, gadis itu menatap Kagami dan Kiyoshi dengan senyum lebar dan cerah. “Aku menantikan permainan kalian, berjuanglah Kiyoshi senpai, Taiga” ucapnya.

“Tentu saja” balas Kagami serius. dia sama sekali tidak mengendurkan sorot seriusnya.

“Mengalahkan mereka ya? Sepertinya keren. Tenang saja [Name]-chan kau akan melihat permainan yang bagus.” balas Kiyoshi ikut tersnyum lebar.

Kiyoshi dan Kagami menempelkan tinju mereka berdua pada tinju Kuroko. [Name] menarik kaos Kagami perlahan, membuat lelaki itu menoleh padanya. Kagami mensejajarkan kepalanya dan milik [Name] dengan pandangan bertanya. [Name] langsung memeliuk leher Kagami dan mengecup pipinya sekilas. Akihiro yang melihat langsung dikerubungi dengan aura hitam dan berat, matany memicing tajam menatap Kagami. jika dia memiliki Death Note bisa dipastikan dia sudah menulis nama Kagami dan Kiseki no Sedai ribuan kali.

“Anggap saja jimat” ucap [Name] dengan senyum lebar.

Kagami masih diam membeku dengan tindakan tiba-tiba [Name], sebelum akhirnya menganggukkan kepala. Kagami segera berbalik bersamaan dengan Kiyoshi.

“Serahkan pada kami!” ucap Kagami dan Kiyoshi serempak.

Peluit berbunyi nyaring, akhirnya quarter ketiga di mulai. Bola berada di tangan Fukui, dia mendribblenya dengan perlahan.

“Mereka mencadangkan Tetsu” ucap Aomine.

“Lalu ini serangan segitiga!” sahut Satsuki menatap ke arah lapangan takzim.

Masako menatap ke arah lapangan dengan serius, Riko meliriknya dengan tajam. Sudut bibir [Name] semakin meringkuk ke atas, mata miliknya sudah menggelap dengan kilat tajamnya.

Nee, nee... Riko senpai nenek itu bisa menebak strategi kita. Tidak bisa diremehkan seperti om-om lainnya ya” ucap [Name] dengan nada lirih.

“[Name]-chan...” ucap Riko sweatdrop. Meski dalam kepalanya juga memikirkan hal yang sama.

Everything About Us [KnB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang