*warn, typo-nya jalan-jalan kek semut ada dimana-mana
Bel pulang berdering nyaring di Seirin, sekali lagi [Name] terjebak. Dia di suruh sensei membawa tumpukan buku ke ruang guru, padahal gadis itu sudah bersembunyi diam-diam agar tidak ketahuan. Dasar nasib sial, sensei selalu mudah menemukannya karena rambur silvernya yang mencolok.
[Name] langsung pundung di pojokan sana. Bibirnya mengerucut ke depan. Dia mengirimi pesan pada Riko, jika dia tidak bisa menemaninya ke SMA Kaijou hari ini.
“Taiga, Tetsuya kalian duluan saja ke ruang klub.” ucap [Name] murung.
“Mau ku bantu?” tawar Kagami yang menenteng tasnya.
[Name] langsung menggeleng, “Tidak usah, aku bisa sendiri. Kalian ke ruang klub sana, nanti di tunggu para senpai.”
[Name] mengangkat tumpukan buku yang terlihat berat dengan gampangnya. Dengan semangat dia segera meluncur ke ruang guru.
“Dari dulu [Name]-san tetap tidak berubah.” ucap Kuroko yang memperhatikan arah perginya [Name].
“Dari dulu?” tanya Kagami sambil menaikkan sebelah alisnya.
“Ha’i, selalu melakukan semuanya sendiri. Tanpa meminta bantuan orang lain.” jelas Kuroko.
“Yah, jangan lupa keras kepalanya itu.” tambah Kagami sambil menggaruk kepalanya.
Akhirnya mereka berdua menuju ruang klub basket. Di sana sudah ada para senpai dan anak kelas satu lainnya.
Tanpa ba bi bu mereka segera mengganti seragam, dengan baju latihan. Koganei yang sudah selesai menggantinya bajunya berbalik dan menatap majalah sport bulanan basket yang tergeletak di atas kursi panjang.
“Are? Ini...” ucap Koganei yang menarik atensi semua orang yang ada di ruangan. Diambilnya majalah itu. “Edisi ini membahas saat Kuroko dan [Name]-chan masih di Teiko, kan?” tanyanya.
Hyuga yang berada disampingnya mendekat dan ikut membaca majalah yang sudah di buka Koganei.
“Uwooh...setiap pemainnya di bahas satu per satu. Bahkan para manager juga di bahas, [Name]-chan masuk didalamnya. Hebat, dia di beri kepercayaan untuk pelatihan grup dua. Kuroko wa...” Hyuga membalik-balik setiap halaman sambil menaikkan sebelah alisnya bingung. “...tidak ada” ucapnya heran.
“Padahal kau anggota keenam. Memangnya mereka tidak mewawancaraimu?” tanya Koganei dan menatap Kuroko bingung.
Kuroko berbalik dan menatap kedua senpainya datar. “Mereka melakukannya, tapi sepertinya mereka melupakanku.” ucap Kuroko santai.
Koganei menangis dalam diam, Hyuga mengangkat kepalanya menatap Kuroko penuh iba. Sedangkan wajah Izuki kaku bingung mengatakan apa mendengar ucapan Kuroko.
‘Sakit...’ itu batin mereka bertiga.
“Selain itu, aku berbeda dari mereka berlima. Mereka adalah pemain yang benar-benar berbakat.” lanjut Kuroko nyantai.
“Apa reaksi [Name]-chan membaca majalah ini? Dia tidak akan mengamuk kan” tebak Izuki setengah bergurau.
Karena tahu Kuroko dan [Name] berasal dari klub basket dan sekolah yang sama, mereka berdua juga terbilang dekat.
Kuroko seakan mengingat sesuatu. “Ha'i. Melihat majalah itu [Name]-san langsung mengamuk. Jika kami tidak menghentikannya saat itu, mungkin perusahaan itu sudah dijungkirbalikkannya.” jawab Kuroko memasang tampang watados.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything About Us [KnB]
Ação[Name] akan pindah ke Amerika karena pekerjaan orang tuanya. Dia berniat pamit kepada para sahabatnya setelah pertandingan dan membuat kenangan indah bersama. Sampai akhirnya [Name] dikecewakan dengan sikap teman-temannya saat pertandingan. Dia meni...