55-Disturb

1.3K 193 55
                                    

*warn, typo dimana-mana
Chapter ni kelanjutan date sama Midorima yaw, belum masuk animenya. Bagi yang nungguin Takao dinistain dan date Midorima yang digangguin baca aja, maafkan kalau cerita agak absurd

Manik mata [Name] mengedar ke sekitar, senyum lebar masih terpasang diwajahnya. Tangannya digenggam erat oleh tangan yang lebih besar dari miliknya, sesekali lelaki bersurai hijau itu akan mengalihkan wajahnya yang bersemu merah.

“Shin, apa kau mau pergi bazar?” tanya [Name] tiba-tiba.

“Bazar nanodayo?” tanya Midorima menaikkan kacamatanya.

“Ya, aku melihat brosurnya saat lari pagi tadi. apa kau mau ke sana?” tanya [Name] menoleh pada Midorima.

Midorima terdiam beberapa saat, dia bisa melihat mata berbinar [Name] yang penuh harap. Midorima tersenyum tipis sebelum menganggukkan kepalanya.

“Baiklah nanodayo. Bukan berarti aku ingin ke sana, tapi karena kau ingin nanodayo” ucap Midorima.

Yatta! Kalau begitu ayo segera ke sana” balas [Name] bersemangat. Gadis itu menarik tangan Midorima setengah berlari.
Takao, Otsubo, Miyagi dan Kimura yang sedari tadi mengintip mereka menaikkan sebelah alis mereka.

“Bazar?” tanya Otsubo.

“Ayo kita segera mengikuti mereka, ini akan seru” balas Takao antusias. Dia sudah bersemangat jika menyangkut mengikuti kencan Midorima. Takao sudah berjalan mengikuti [Name] dan Midorima terlebih dulu.

“Takao! Mattaku, bocah itu” keluh Miyagi.

“Bukankah tadi sempat memfoto mereka berdua? Itu sudah cukup sebagai bahan menggoda Midorima, bukan?” tanya Kimura.

“Yah, aku bahkan sempat melihat dia mengirimkan fotonya pada anak kelas satu Seirin itu” sahut Miyagi menghela nafas. “Apa yang akan kita lakukan Kapten?”

“Mau bagaimana lagi? Kita ikuti mereka” balas Otsubo serius.

Midorima dan [Name] akhirnya sampai di tempat dimana bazar dilakukan, kerumunan orang memenuhi tempat ini, ada yang menjual berbagai macam barang. Mata [Name] berbinar penuh semangat.

“Jangan terburu-buru, [Name]” ucap Midorima mengeratkan genggaman tangannya. “Aku tidak mau terpisah darimu, bukan berarti aku peduli nanodayo. Hanya saja aku tidak mau repot mencari di lautan manusia ini nanodayo” lanjutnya.

[Name] terkekeh dan menatap Midorima. “Aku tahu, Shin. Jangan khawatir” balasnya.

Mereka berdua berkeliling mendatangi kios demi kios di sana. Midorima yang awalnya malas menjadi semangat saat melihat kios ramalan horoskop, [Name] menggelengkan kepalanya. Sebelumnya [Name] ingin mengelus kucing liar yabg kebetulan ada di sana, tentu saja di larang oleh Midorima. Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Sebagai permintaan maaf Midorima membelikannya es krim matcha.

“Kita kehilangan mereka” gerutu Takao melihat sekitarnya.

“Ini karena kau melihat terlalu lama melihat nanas-nanas itu, Kimura” timpal Miyagi.

“Aku hanya ingin melihat jenis-jenis nanas” jawab Kimura tanpa rasa bersalah. Dia juga menenteng sekantong penuh nanas.

Are? Otsubo senpai dimana?” tanya Takao yang kehilangan seorang rombongan mereka.

“Ah, Kapten pergi saat melihat kios menjual perlengkapan basket” jawab Miyagi.

“Kalau begini bagaimana kita mencari mereka? Otsubo senpai bahkan menghilang” omel Takao menoleh kedua senpainya. Dia tidak memperhatikan depan saat tubuhnya menabrak seseorang.

Ittai...” ringis seorang gadis.

“Maafkan aku!” ucap Takao membungkukkan badannya.

“Kau tidak apa-apa nanodayo?” tanya seorang lelaki yang berdiri di samping si gadis.

Mendengar nada bicara yang dikenalnya Takao langsung berkeringat dingin. Dengan gerakan patah-patah dia menegakkan badannya.

“Ya, aku baik-baik saja Shin” jawab si gadis. “Are? Takao-kun?”

Takao tersentak kaget ternyata dugaannya benar, Midorima dan [Name] yang dicarinya berdiri di depan mata. Midorima segera menatap Takao tajam dengan aura membunuh, sedangkan [Name] memiringkan kepalanya.

“Kau ada di sini juga Takao-kun?” tanya [Name] yang masih tidak menyadari situasi panas dingin Takao dan Midorima.

Takao menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum kikuk. “Ternyata, [Name]-chan dan Shin-chan. Ya, a-aku ke-kemari dengan para senpai” jawabnya terbata.

Senpai? Dimana?” tanya [Name] melirik ke sekeliling Takao.

Senpai tachi tentu saja di si-” ucapan Takao terpotong saat menoleh ke belakang, namun Miyagi dan Kimura sudah menghilang. “Are? An-aneh sekali, aku ya-yakin tadi senpai masih di sini” jawabnya kembali canggung.

“Takao” panggil Midorima dengan nada dingin. “Ikut aku nanodayo” lanjutnya lagi menyeret kerah belakang Takao.

“Tidak, tunggu Shin—chan! [Name]-chan, tolong aku!” teriak Takao yang semakin mengecil. [Name] langsung sweatdrop.

[Name] berdiri dengan tenang sebelum akhirnya ponselnya bergetar, gadis itu melihat layar ponselnya dan melihat nama ‘Tetsuya’ tertera di sana. [Name] menaikkan sebelah alisnya, tumben Kuroko menghubunginya, biasanya mereka memang bertukar pesan. Jarang sekali Kuroko menelfonnya jika tidak benar-benar mendesak, dia segera mengangkat telfonnya.

Moshi, moshi Tetsuya? Ada apa?” tanya [Name] ceria.

Konichiwa, [Name]-chan. Kau ada dimana sekarang? Apa Midorima-kun bersamamu?” tanya Kuroko bertubi-tubi.

“Aku ada di bazar, are... bagaimana kau tahu aku bersama dengan Shin?” tanya [Name] bingung. Dia tadi bahkan tidak sempat bicara pada Kagami kemana dia pergi tadi atau siapa pun.

“Aku mendapat fotomu bersama dengan Midorima—kun” balas Kuroko datar.

“Fotoku? Darimana kau mendapatkannya?” tanya [Name] semakin bingung.

“Dari Takao-kun” jawab Kuroko jujur. “[Name]-chan berikan aku lokasi pastimu, aku dan Kagami-kun dalam perjalanan ke sana” lanjutnya.

Hee? Kenapa Taiga juga ikut? Tadi katanya dia mengantuk dan lelah”

“Aku sudah tidak mengantuk, cepat beritahu aku lokasimu” ucap Kagami yang sudah mengambil alih ponsel Kuroko. Suaranya terdengar serak kehabisan nafas.

“Taiga? Kalian sudah di jalan?” tanya [Name] tidak percaya.

“Ya, cepat beritahu kami dimana kau berada sekarang [Name]” balas Kagami.

“Kami ada di-”

“Ayo [Name]” panggil Midorima memotong ucapan [Name].

“Shin!” seru [Name] menoleh kearahnya. “Are? Mana Takao-kun?” tanya [Name].

“Takao ada urusan, makanya pulang duluan nanodayo” jawab Midorima menaikkan kacamatanya. “Kau menelfon seseorang nanodayo?” tanyanya.

“Ya, Tetsuya dan Taiga. Mereka bertanya kita ada dimana, katanya mau menyusul kemari” balas [Name].

Perempatan besar segera muncul di kepala Midorima, dia segera mengambil alih ponsel [Name]. “Kenapa kau bertanya nanodayo?” tanyanya emosi.

“Midorima?! Teme! Kemana kau pergi dengan [Name]?!” seru Kagami.

“Kenapa aku harus memberitahumu nanodayo? Cari saja sendiri nanodayo” balas Midorima. Dia langsung memutuskan sambungan telfonnya.

“Shin? Taiga bilang apa? Kenapa kau tidak memberitahu mereka?” tanya [Name] bingung.

“Biarkan saja nanodayo. Bukan berarti aku tidak ingin seharian ini diganggu dengan mereka nanodayo” ucap Midorima cepat seraya mengalihkan kepalanya.

“Eh, demo...”

“Jangan bahas yang lainnya nanodayo, saat ini kau bersamaku [Name]” ucap Midorima. Dia menggandeng tangan [Name] dan pergi dari sana.

Everything About Us [KnB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang