Chapter 54 : Jamais Vu

29 7 0
                                    






Di kursi taman itu, ia duduk sendirian, dikelilingi oleh keheningan yang terasa begitu menusuk. Dunia di sekitarnya tampak buram, seakan-akan semua warna memudar menjadi abu-abu yang hampa. Tak ada satu pun yang benar-benar melihat dirinya, betapa rapuh dan lelah ia sebenarnya. Ia tahu sejak awal, mungkin keputusan untuk menutup diri adalah pilihannya sendiri; ia telah memilih untuk menjaga semua beban ini tetap tersembunyi, jauh dari jangkauan orang lain.

Kepalanya sedikit terangkat saat ia menutup mata, membiarkan angin sore menyapu wajahnya. Hembusan angin membawa aroma bunga-bunga di taman, begitu halus namun penuh ketenangan. Wangi itu menyelinap, sedikit demi sedikit menenangkan suara berisik dalam kepalanya. Di saat-saat seperti ini, kesunyian bukan lagi sesuatu yang menakutkan—melainkan tempat di mana ia bisa merangkai ulang kekuatannya, meskipun yang mengetahui itu hanya dirinya sendiri yang bisa memperbaiki semuanya.

Saat dimana ia seharusnya dapatemberikan senyuman pada seseorang, disisi lain ternyata ia tak bisa tersenyum pada dirinya sendiri hanya karna masalah. Seperti ini. Menyedihkan

"Jung Hoseok-ssi" matanya terbuka perlahan saat mendengar suara panggilan dari seorang gadis

Kepalanya kemudian menoleh dan menatap bingung pada sosok gadis yang berdiri dengan senyum manis

"Kebetulan sekali kita bertemu disini"  yang bisa ia lakukan saat ini hanya menatap gadis yang tanpa segan duduk disampingnya seolah mereka adalah teman dekat. Dengan sedikit senyuman, ia mencoba melengkungkan bibirnya bersikap ramah

"Wuri, kebetulan sekali. Sedang apa kau disini?" Tanyanya dengan ramah

"Hanya ingin mencari udara saja"

"Kudengar kau tinggal di Dobong-dong, jauh sekali hingga kemari" ucap Hoseok menatap heran kearah gadis disampingnya

"Ntahlah, beberapa hari ini aku begitu suka taman ini, untuk sekedar menghilangkan penat dan menenangkan pikiran hahha, jadi rumahmu disekitar sini?" Hoseok tersenyum kemudian mengangguk riang

"Aku bertemu kucing galak tadi di jalan" ujar Wuri sembari mendengus

"Kucing galak?"

"Ya, hampir saja aku menjadi objek cakarannya. Ia begitu kasar hingga melemparkan botol kaleng minumannya padaku" tampak hoseok tersenyum menatap heran pada gadis disebelahnya

"Bagaimana bisa?"

"Kurasa ia kalah pertandingan, itu sebabnya ia menjadikanku pelampiasan karna tak sengaja bertemu di tosebra. Cakarannya benar-benar tajam hingga menusuk hingga ke jantung. Sialan"

"Hahha, jadi kau membalas kucing itu?"

"Tentu saja, aku sempat menarik rambut nya keras sebelum berlari menjauh sembari berteriak 'Min Yoongi pria cabai' seperti itu" mendengar itu, Hoseok seketika tertawa. Mengerti bahwa yang ditemui gadis ini bukan kucing biasa

"Hahha, kau bertemu dengannya? Seharusnya kau menarik hidungnya, jangan rambutnya. Untuk itu kupastikan kau akan dikejar hingga kedalam rumahmu olehnya hahha" tawanya seketika memenuhi sekitar taman, diikuti oleh Wuri yang juga ikut tertawa

Suasana taman terasa hidup setelah suara tawa itu terdengar hampir belasan meter. Saat mereka kemudian kembali terdiam menatap sekitar

Wuri berdiri kemudian berjalan kedepan untuk meraih beberapa bunga kecil ditanah. Setelah akhirnya ia kembali duduk di kursi untuk merapikan bunga kecilnya riang

"Kau begitu menyukai bunga" tanya hoseok sembari tersenyum menatap gadis yang sibuk dengan bunga-bunga kecil itu

"Emm, lihatlah mereka terlihat begitu menggemaskan" ujar Wuri yang terkekeh sembari menunjukkan bunga-bunga tersebut

NERD LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang