Langkah kaki yang begitu terarah terus melangkah lurus di bilik rumah, mengikuti pria paruh baya yang membimbingnya. Suara sepatu yang beradu dengan lantai marmer bergema lembut di sepanjang koridor yang dihiasi dengan lukisan-lukisan indah dan tanaman hias yang terawat rapi. Hatinya berdebar, tetapi ia berusaha tetap tenang dan fokus.
Setelah sesi wawancara tempo hari, akhirnya ia mendapatkan persetujuan untuk mengemban pekerjaan ini. Hari ini adalah waktunya untuk bertemu dengan anak itu, murid yang akan dibimbingnya selama satu semester ke depan.
Setelah beberapa saat berjalan, mereka tiba di depan sebuah pintu kayu yang besar. Pintu terbuka dengan perlahan, dan hal pertama yang masuk ke dalam matanya adalah sebuah kamar yang begitu berantakan dengan barang-barang berserakan di mana-mana. Buku-buku, pakaian, dan pernak-pernik lainnya tampak tersebar tak beraturan.
Matanya menatap sekitar, mencoba memetakan kekacauan yang ada, sebelum akhirnya beralih pada sosok anak laki-laki yang berbaring di kasur dengan gaya santai. Anak itu asyik bermain game di ponselnya tanpa memperhatikan sedikit pun ke arah mereka berdua. Layar ponsel memantulkan cahaya biru di wajahnya yang tampak serius dan fokus
Pria paruh baya itu berdehem pelan, mencoba menarik perhatian anak laki-laki tersebut.
"Jungwoo, ini adalah guru privatmu yang baru...berhenti menatap ponselmu dan perkenalkan diri katanya dengan nada lembut namun tegas.
Jungwoo menoleh perlahan, sedikit berdecak kesal karena gangguan tersebut, saat ia menurunkan ponselnya dan duduk di tepi kasur.
"Halo aku Jungwoo...huh semoga berhasil" katanya singkat tanpa banyak antusiasme, matanya memandang sekilas sebelum kembali melirik layar ponselnya.
"Hai, Jungwoo-ssi. Nama saya Jeon Woo Ri, senang bertemu denganmu. Kuharap kita bisa bekerja sama dengan baik dan bersenang-senang belajar bersama." Ujar Wuri sembari tersenyum ramah berusaha mencarikan suasana
Sedangkan Jungwoo hanya diam mengangguk pelan, saat mata itu hanya terfokus pada layar ponselnya.
"Jeon Jungwoo, ayah benar benar lelah jika harus mendengar kabar kau terus merepotkan guru mu. Kuharap ini terakhir kalinya kau bertingkah dan patuh. Sekarang letakkan ponselku dan belajar bersamanya, apa kau mendengar itu?" Ujar sang ayah dengan suara tegas penuh wibawa saat menatap anaknya yang hanya menunduk dengan ponsel yang sudah mati di atas kasur
"Baiklah Wuri-ssi, aku bisa meninggalkan kalian berdua untuk sesi perkenalan satu sama lain. Kuharap semua berjalan lancar" Wuri tersenyum sembari menatap pria di depannya dengan anggukan kecil
"Anda bisa menyerahkannya pada saya, tuan Jeon" sang ayah hanya tersenyum padanya sebelum kemudian meninggalkan ruangan, memberi mereka ruang untuk berkenalan lebih lanjut.
Setelah melihat pintu tertutup, Jungwoo kembali meraih ponselnya kemudian kembali bermain ponselnya tak peduli apapun. Wuri kemudian mencoba untuk duduk disebelah pria kecil itu mencoba membuat percakapan yang lebih menarik.
"Kamar kamu banyak barang keren, ya" ia menatap anak di sampingnya berharap bisa menemukan titik awal untuk membangun hubungan baik dengan Jungwoo
Jungwoo melirik sinis menatap gadis disampingnya, saat kemudian membuang wajah tak peduli
"Kelihatannya kau benar benar menyukai game itu, Mungkin kita bisa ngobrol lebih banyak soal game favoritmu nanti. Tapi sekarang, bagaimana kalau kita mulai dengan pelajaran pertama kita? Kita bisa mulai pelan-pelan, tidak perlu buru-buru."
Wuri menatap anak di sampingnya yang masih tak menanggapi ucapannya sama sekali. Matanya beralih pada rambut anak itu, tangannya terasa gatal untuk menarik rambut itu dengan keras, namun disinilah ia yang harus melakukan segala daya untuk anak nakal ini
![](https://img.wattpad.com/cover/209965672-288-k330732.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD LOVE
Teen Fiction"Hyung, aku suka gadis ini" ucap Jungkook menatap para temannya kemudian beralih kearah gadis berkaca mata yang menampilkan wajah datar didepannya Berawal dari kejadian digudang itu, setelah ia seorang Jeon jungkook direndahkan oleh sosok gadis Nerd...