"Halo sayang bisa kau ke cafe tempat kita biasa bertemu, sekarang? Aku ingin bertemu denganmu. Aku merindukan mu, kutunggu kau disana"
Tut...tutt
Kalimat itulah yang menjadi penutup percakapan sepihak mereka. Rasanya sudah biasa saat mendengar pria itu memutuskan sepihak sebuah pilihan
Disinilah ia sekarang, berdiri didepan pintu kafetaria sembari menatap sekeliling tempat yang begitu ramai. Seperti biasa, jangan heran jika tak menemukan pria itu setelah mengatakan akan menunggu, karna pada akhirnya dirinyalah yang akan menunggu disini, menyebalkan sekali
Dengan langkah pelan, akhirnya ia berjalan menuju salah satu meja kosong didekat pintu
"Kemana ia? Mengatakan padaku 'kutunggu kau disana' bahkan aku tak menemukan batang hidungnya disini, cihh" ucapnya sedikit merapikan pakaiannya saat senyuman kecil mengembang di bibirnya
Hatinya berdebar ringan saat membayangkan akhirnya akan bertemu lagi dengan Jungkook. Hampir seminggu sudah tanpa melihat senyum khas pria bergigi kelinci itu, tanpa mendengar candaan yang selalu saja bisa mencairkan suasana. Sekarang, pertemuan mereka kian jarang karena pria itu begitu sibuk, membenamkan diri dalam tuntutan pekerjaannya.
Tak mudah, mengingat bahwa pria itu sedang dipersiapkan untuk menjadi seorang Direktur, dimana tanggung jawab besar yang jelas terlihat menguras energi. Namun, walaupun terkadang menggerutu soal kerinduan, ia tetap diam-diam menantikan momen ini.
Bahkan lewat panggilan video, wajah lelah Jungkook begitu jelas terlihat. Dalam nada suara pria itu terdengar mengisyaratkan betapa beratnya beban yang harus ia pikul. Tapi, hanya dengan beberapa kata penyemangat mungkin janji kecil untuk bertemu, pria itu kembali semangat.
Kadang, Jungkook bahkan mengutarakan niat untuk datang dan beristirahat di rumahnya, mencoba melarikan diri sejenak dari seluruh pekerjaan. Namun, pernah sekali saat pria itu benar-benar datang, Jungkook tak ingin kembali ke kantor, malah menolak pulang dan menghabiskan waktu bersama sampai akhirnya ia terpaksa melarangnya untuk datang kecuali di hari libur.
Dan akhir-akhir ini, rumah menjadi lebih tenang tanpa kehadiran pria itu yang sering datang tiba-tiba, ia mulai merasa ada yang hilang. Dulu, ketika pria itu mampir, ia sering mengeluh tentang betapa berisiknya Jungkook. Sekarang, tanpa canda tawa dan suara ramai, rumah terasa sedikit kosong. Mungkin, ia memang sedikit merindukan kehadiran pria itu.
Hari ini, di hari libur yang telah ia nantikan, rasa bersemangat mengalir dalam setiap senyumnya. Duduk di sini dengan hati tak sabaran, menanti kekasih yang sudah lama tak ia temui.
"Kenapa jantungku terus berdebar kencang?" gumamnya, memegangi dada yang berdebar lebih kencang dari biasanya. Menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri dengan hembusan panjang.
Tangannya sibuk merapikan gaun yang ia kenakan, gaun yang sedikit terasa asing namun ia mengenakan dengan penuh semangat. Mungkin, untuk hari ini, ia ingin tampil lebih feminim, menampilkan sisi lain dari dirinya. Rona merah di pipinya begitu kentara, hasil dari sedikit make-up yang ia pakai khusus hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD LOVE
Подростковая литература"Hyung, aku suka gadis ini" ucap Jungkook menatap para temannya kemudian beralih kearah gadis berkaca mata yang menampilkan wajah datar didepannya Berawal dari kejadian digudang itu, setelah ia seorang Jeon jungkook direndahkan oleh sosok gadis Nerd...