“Wuri?”
Suara lembut namun cukup jelas itu sejenak memecah keheningan di dalam rumah yang sunyi. Seorang pria menyembulkan kepalanya dari balik pintu yang sedikit terbuka, matanya menelusuri ruangan yang tampak kosong. Tak ada tanda-tanda kehidupan di dalam rumah, hanya ada cahaya lembut dari jendela yang memancarkan sedikit sinar matahari, menyelimuti ruang tamu dengan nuansa hangat.
Dia melangkah masuk perlahan, pintu di belakangnya tertutup dengan halus. Langkah kakinya hampir tak terdengar saat ia menapaki lantai kayu yang dingin, dengan setiap derap langkahnya menggema lembut di seluruh rumah.
Ia bergerak masuk ketika tak mendapati gadis itu bahkan di sofa ruang tengah yang kosong dengan bantal-bantal yang tersusun rapi tanpa ada yang bergeser.
Langkahnya kembali menapak menuju dapur, meja makan di sudut ruangan tampak rapi, tak ada bekas makanan atau gelas yang dibiarkan di sana.
"Sayang, aku datang. Tidakkah kau merindukanku?" Ucapnya pelan namun tetap tak ada sedikitpun sahutan, saat ia kembali melangkah menuju depan
Saat ia sedikit tersentak kaget ketika melihat sebuah gulungan kain aneh diatas sofa ruang tengah yang sebelumnya tak ada disana. Saat ia menghela nafas sembari memegangi dadanya ketika melihat seutas rambut menjuntai dari balik selimut itu
"Itu kau?" Tanyanya sebelum kemudian mendekat dan menarik selimut yang menutupi wajah gadis itu
"Ada apa denganmu? Kau tampak tak segar" ucapnya sembari menatap wajah gadis disampingnya yang terlihat sedikit pucat
Mereka terdiam sejenak, saat Jungkook hanya duduk disana, memainkan rambut gadis itu dan menatap wajah Wuri yang masih memejamkan mata
"Aku merindukanmu"
Mata yang awalnya terpejam rapat, kini terbuka ketika ia melirik kearah pria didepannya yang menariknya serta selimutnya kedalam pelukan manja itu, sontak itu membuatnya memutar mata malas
"Sejak kemarin aku tak melihatmu. Ayah terus memintaku untuk membantunya di kantor. Cih, karna aku menyetujui tentang ucapannya, membuatnya menjadi semena-mena padaku. Karna tau bahwa ujian akhir sekolah sudah selesai dan libur, ia jadi terus menekanku" jelas Jungkook sembari menenggelamkan wajahnya di leher gadis yang terlihat tak peduli saat ini
Jungkook menerima tawaran sang Ayah untuk berlatih dengan dunia kerja. Dengan keahliannya dan otaknya yang cerdas, ia memang dengan fasih dan telaten dapat dengan cepat menguasai sisi-sisi perusahaan yang akan menjadi tanggung jawabnya kelak. Namun tak menyangka bahwa akan secepat ini
"Apa kau tak merindukanku? Aku sangat lelah sekarang. Bisakah beri aku energi, sayang?" Ujar Jungkook yang kemudian mendongak menatap gadis yang membuang wajah darinya
Karna merasa diabaikan sedari tadi membuatnya sedikit kesal. Dengan gerakan cepat, ia menangkupkan wajah gadis itu
"Hey... apa-apaan kau?!" Teriak Wuri sembari mencoba menepis tangan Jungkook
"Berhenti mengabaikan ku, aku ingin sedikit energi sekarang" ucap Jungkook yang kemudian mencondongkan tubuhnya kearah Wuri sembari memiringkan kepalanya berniat mencium
Namun belum sampai bibir mereka bertemu, sebuah telapak tangan sudah lebih dulu mencium bibirnya. Matanya sedikit menyipit ketika kepalanya didorong menjauh. Ia ditolak
"Ada apa? kau tak mau memberiku sedikit energi? Ayolah" ucap Jungkook tak terima
"Aku sedang tak enak badan, bodoh" balas Wuri sembari menjauhkan tangan pria itu dari wajahnya tak peduli
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD LOVE
Novela Juvenil"Hyung, aku suka gadis ini" ucap Jungkook menatap para temannya kemudian beralih kearah gadis berkaca mata yang menampilkan wajah datar didepannya Berawal dari kejadian digudang itu, setelah ia seorang Jeon jungkook direndahkan oleh sosok gadis Nerd...