Suara khas dari pendingin ruangan terasa begitu menenangkan dihari yang begitu terik diluar sana saat ini. Menarik salah satu buku dengan begitu hati-hati, menghabiskan waktu di perpustakaan sepertinya adalah obat bagi semua kaum
Mendapatkan apa yang dicari, seorang gadis berjalan dengan beberapa buku di pelukannya, menuju kearah salah satu kursi dengan meja panjang ditengah ruangan
Mendudukkan diri sembari sejenak menatap sekitar, ruangan yang tampak begitu ramai membuatnya semakin bersemangat untuk mulai menjelajah kedalam buku
Saat ia membenarkan kaca matanya kala melihat sosok familiar duduk diujung, menyipitkan matanya saat ia kemudian menyadari siapa sosok dibalik meja itu. Dengan gerakan cepat, ia menarik bukunya dan berlari memutari meja menghampiri sosok pria yang tampak begitu serius dengan lembaran buku dihadapannya
"Hai, kau Kim Namjoon, bukan?" Ujarnya sembari melambaikan tangan menyapa, namun senyumnya sedikit memudar kala mendapati ia hanya diam tak peduli dari pria tersebut
"Bolehkah aku duduk disini" tanyanya sembari tersenyum kecil pada pria yang tampak tak peduli saat ini, tanpa mengatakan apapun akhirnya ia mendudukkan diri disamping pria bermarga Kim tersebut
"Kebetulan sekali kita bertemu disini" ujarnya mencoba memecah keheningan, namun tampak hanya diacuhkan
"Kau sering kemari?" Dapat terdengar helaan nafas kasar disela sela dehaman dari Namjoon sendiri
Memilih untuk tak bersuara lebih jauh, karna merasa bahwa orang ini sedang tak ingin diganggu bersama para buku ini. Namun, matanya sontak menjadi terang benderang saat tertuju pada tulisan khas dari buku yang pria itu pegang
"Woo, kau membaca buku karya Albert?" Ujarnya sembari menunjuk sampul buku yang tampak berkilau itu riang
"Hmm"
"Wahh mengejutkan, aku juga menyukai buku karyanya hahha" ujarnya riang sembari menunjukkan sampul buku ditangannya yang saat ini ia pegang
"Kukira hanya aku yang menyukainya, aku selalu dibilang kuno oleh pamanku karna membaca buku ini, ia mengatakan jika aku terus membaca buku seperti ini mungkin beberapa tahun lagi aku akan ketinggalan jaman. Hanya dengan alasan pengarang buku yang kurang terkenal, bukan berarti dapat membuat kualitas buku menurun dan tak bisa dinikmati" jelasnya dengan begitu antusias
Walaupun merasa diabaikan, entah mengapa mulutnya tak dapat berhenti bicara. Ini begitu menyenangkan, menceritakan dan mengetahui bahwa seseorang memiliki hobi yang sama seperti diri sendiri. Cerita demi cerita terus terpapar sekalipun tak didengar, ini sungguh menggembirakan, saat akhirnya dapat menemukan seseorang yang berjalan di jalan yang sama
Sedangkan Namjoon yang terlihat sejak tadi mencoba mengabaikan, kini merasa sedikit tertarik untuk mendengar. Menoleh kearah gadis yang terus berceloteh disampingnya saat ini. Menatap bagaimana gadis itu menjelaskan setiap bait dari isi buku yang saat ini berada ditangan
Ia hanya diam membiarkan gadis disebelahnya berbicara begitu banyak, mengetahui bahwa ternyata keanehan yang dirasakan orang lain terhadap dirinya belum tentu menjadi hal yang buruk. Lihatlah, bahkan ada seseorang yang terlihat begitu bodoh menjelaskan tentang isi buku dari karya penulis jalanan seperti ini
Terasa sedikit menghibur, bahwa seseorang dengan hobi yang sma akhirnya terlibat masuk kedalam perpustakaan didalam kepalanya
"Kau juga menyukai ini, Wuri?" Mendengar pertanyaan itu seketika membuat Wuri mengangguk begitu tegas
"Tentu saja, aku membaca semua buku-bukunya, bahkan sampul gambar sekalipun. Aku baru saja menyelesaikan empat series dari buku ini, lalu series berapa yang kau pegang saat ini?" Namjoon yang menyadari itu kemudian membalik sampul tersebut, membuat gadis disebelahnya membelalak lebar
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD LOVE
Teen Fiction"Hyung, aku suka gadis ini" ucap Jungkook menatap para temannya kemudian beralih kearah gadis berkaca mata yang menampilkan wajah datar didepannya Berawal dari kejadian digudang itu, setelah ia seorang Jeon jungkook direndahkan oleh sosok gadis Nerd...