Chapter 49 : The Journey

32 7 0
                                    






Sebuah kaki kecil seorang gadis menapak pelan di lantai bandara, diiringi dengan suara roda koper kecil yang berputar di sampingnya. Ia berhenti sejenak, menutup matanya, lalu menarik napas dalam-dalam, meresapi aroma udara baru yang asing namun menyegarkan. Senyum tipis mulai mengembang di bibirnya, terpancar kebahagiaan yang tak bisa disembunyikan. Setelah perjalanan panjang, akhirnya, ia sampai.

"Sial, sempit sekali didalam, ingin rasanya aku berteriak" matanya terbuka perlahan, saat ia menoleh kala mendengar gerutuan kesal dari pria dibelakangnya saat ini, benar-benar merusak suasana

"Seharusnya tak perlu repot-repot berada di tempat sempit seperti ini"

"Sejak awal aku tak pernah ingin kau ikut, kau hanya mempersulit dirimu sendiri, Jeon Jungkook" ucapnya ketus sembari menatap pria yang berdiri disampingnya dengan wajah kesal

"Dan sejak awal pun aku juga sudah mengatakan untuk menggunakan jet pribadi ayahku, lebih cepat dan lapang. Namun  kau tak menurutiku, Jeon Woo ri"

"Hey tuan, kau tak ingat siapa yang terus merengek untuk ikut? Jika ingin pergi dengan jet yahmu, pergilah sendiri. Jangan merengek hanya karna hal seperti ini, kau bukan anak-anak yang harus ku elus kepala mu ketika tak mendapatkan apa yang kau mau" Jungkook mendengus kesal saat melihat gadis disampingnya berjalan menggeret kopernya pergi

Ia melakukan ini bukan karna kemauannya, ia terpaksa. Sejujurnya, merepotkan untuk berada berdempetan dengan para manusia-manusia berkuman di dalam pesawat itu

Ayolah, ia tak ingin gadis ini tergoda dengan para pria illsan, jadi protect yang keras harus tetap ia lakukan sekalipun kedalam lembah

...

Senyum cerah begitu indah melengkung saat matanya terus mendongak menatap bangunan rumah sederhana yang ada di depannya. Rasanya seperti sudah lama sekali tak menginjakkan diri ke tanah hangat ini

Rumah aku merindukanmu

Dengan hembusan nafas pelan, ia melangkah dan berdiri di depan pintu kayu berwarna coklat. Tangannya terulur sebelum kemudian mengetuk pintu tanpa mengatakan bahkan memanggil siapapun

Saat tak lama kemudian pintu terbuka dengan memperlihatkan sosok wanita lansia yang berdiri disana, termenung dengan mata datar

"Halmeonie, tak ingin memelukku?" Ucapnya sembari tersenyum merentangkan tangannya

Namun senyumnya memudar kala tiba-tiba sebuah pukulan mendarat di bahunya beberapa kali, hingga membuatnya meringis kebingungan menatap sang nenek

"Kurasa sepertinya akan ada badai setelah ini, uuhhh tak menyangka akan melihat gadis yang tak pernah pulang, akhirnya menginjakkan kakinya dengan begitu angkuh di rumahku ini, dasar gadis nakal" mendengar cibiran itu, sontak membuatnya sedikit merengut

"Maafkan aku, kau tau bahwa aku baru dapat mendapat libur panjang setelah sekian lama. Aku harus menyelesaikan seluruh tugasku terlebih dahulu disana, beberapa bulan terakhir aku sangat disibukkan  oleh kelasku, terlebih setelah ujian kelulusan. Maafkan aku" jelasnya sembari sedikit menunduk memainkan kakinya

"Eoh kau datang"

Kepalanya yang tadi menunduk, kini terangkat kala mendengar suara panggilan dari dalam. Matanya kembali berbinar saat tanpa aba-aba ia berlari menuju pria paruh baya yang berdiri didepan sofa dengan wajah cengo

Bughh

"Akhh...mengapa memukulku!" Teriaknya saat bahkan bukan pelukan yang ia dapat namun lagi-lagi pukulan dilengannya

NERD LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang