Jungkook benar-benar merasa frustasi. Sial, ini semakin menyebalkan, mengingat betapa mengancam neneknya belakangan ini. Neneknya menuntut agar ia mengantar seorang gadis yang menurutnya sangat membosankan. Ia menggerutu dalam hati, mengutuk nasibnya yang terpaksa menuruti permintaan neneknya, padahal seharusnya saat ini ia sudah bisa mandi dan tidur nyenyak di kasurnya.
Ia menghentikan motornya di persimpangan, pandangannya tertuju pada sosok gadis yang duduk sendirian di halte bus yang sepi. Halte itu berada di pinggir kota, tempat yang jarang dilewati kendaraan, apalagi bus malam hari.
Melirik arloji di pergelangan tangannya yang menunjukkan hampir pukul sepuluh malam. Ia memutar mata jengah, berpikir betapa bodohnya gadis itu karena menunggu bus di tempat terpencil seperti ini. Bus mana yang akan lewat di daerah yang sepi seperti ini pada jam segini? Dasar gadis bodoh
Dengan berat hati, ia akhirnya melajukan motornya dan berhenti di dekat halte. Ia membunyikan klaksonnya dengan keras, membuat gadis itu terlonjak kaget dan menatap tajam ke arahnya. Ia bisa merasakan tatapan marah dari gadis itu, tetapi ia tidak peduli.
"Hey, kau! Apa kau akan terus disana hanya untuk menunggu bus yang tak akan tiba?" Ucapnya yang sejenak menatap gadis yang terlihat sengaja mengabaikannya, cih menyebalkan
"Beraninya kau mengabaikan ku"
"Mau apa kau kesini?"
"Jika bukan karena nenekku, aku juga tak akan mau repot repot berada disini, lebih baik aku tidur dirumah dari pada harus repot repot mengantarmu"
"Aku juga tidak meminta nenek mu untuk memerintahkan itu padamu dan kenapa juga kau mau menuruti perkataan nenekmu"
"Dengan nona Wuri yang terhormat, aku ini selalu berbakti kepada nenek ku jika harus kuberi tahu. Apa kau tak tau bahwa tak akan ada bus lewat setelah jam sembilan? Terserah, Huh karna aku pria yang baik dan tidak sombong aku beri kau satu kesempatan, aku akan mengantarmu pulang jadi cepat naik sebelum aku berubah pikiran" Wuri sejenak terdiam sembari melirik arlojinya yang menunjukkan pukul sepuluh tepat, ia menatap sekitar yang begitu sepi saat kemudian kembali menatap pria menyebalkan didepannya
"Memang apa pedulimu, jika kau ingin pulang pulang saja kenapa mengurusiku" ujarnya masih terhalang gengsi
"Aku hanya memberi tahu.
Haha hey bisakah kau berhenti memakan gengsimu itu. Kau benar benar akan menyesal setelah aku bena benar meninggalkanmu sendirian disini. Kau lihat dua pria yang berdiri ditelpon umum itu..." Mendengar itu membuat Wuri sejenak mengikuti arah pandang pria itu, saat melihat dua orang siswa pria yang berdiri mengobrol di dalam telpon umum"Mereka hanya siswa, mereka akan menyakitiku? Itu yang kau pikirkan? Konyol sekali"
"Kau hanya berpikir mereka akan menyakitimu? Ingatlah, kita juga siswa sama seperti mereka, jika pria satu pria saja mungkin bisa mendekap dan melakukan lebih padamu maka mereka akan berpikir yang sama dan melakukan lebih. Hey, semua otak pria itu sama, kau pikir apa yang akan mereka pikirkan ketika melihat gadis lugu sepertimu sendirian digelap malam seperti ini? Ck karna aku pria yang baik aku hanya kasihan padamu yang masih begitu polos untuk dunia ini" Jungkook menatap gadis yang saat ini terlihat sedikit khawatir sembari menatap kearah dua orang itu sebelum menatapnya tajam
"Berhenti membangga banggakan dirimu" kesalnya sembari menatap Jungkook yang terlihat tersenyum tak peduli
"Baiklah selamat malam" ucap Jungkook yang tersenyum miring sebelum kemudian kembali mengenakan helmnya sebelum melirik gadis yang terlihat begitu gelisah saat ini
"Tunggu...bisakah kau...mengantarku pulang" Jungkook sejenak menghentikan gerakannya ketika ia menoleh malas setelah mendengar panggilan itu. See pada akhirnya gadis gengsi ini juga membuang harga dirinya
Women☕
"Huh dasar wanita. Jangan membesarkan gengsimu itu, lihat sekarang kau memintaku untuk mengantarmu juga pada akhirnya"
"Sudahlah antarkan saja aku pulang" ucap Wuri kesal yang kemudian mendekat untuk segera naik keatas motor
"Uppss nona, imbalan seperti apa yang akan kudapat setelah mengantarmu?" Wuri menatap Jungkook aneh dan bingung
"Maksudmu?"
"I mean, i bring I bring you to home and what feedback you give me after that?" Wuri menghela nafas kasar mendengar itu, sial sungguh pria ini begitu menyebalkan
"Terserah kau saja aku akan membayar ongkosnya setelah sampai, sekarang cepat antar aku" ujarnya yang mencoba naik namun kembali ditahan
"Eittss aku tak ingin uangmu" ucap Jungkook menggeleng
"Lalu apa? kau mau apa huh?!!" kesal Wuri menatap pria menyebalkan dihadapannya saat ini
"Emm biarkan aku berfikir sebentar... Oww bagaimana dengan membawakanku bekal selama sebulan, ide bagus"
"Apa?!! kau gila?! Mengapa aku harus membawakanmu bekal? Sebulan? bahkan kau hanya mengantarku sekali. Kenapa tidak realistis"
"Yaahh itu terserah padamu, aku hanya memberimu 2 pilihan. Menetap disini hingga esok hari atau membawakanku bekal selama sebulan dan aku akan mengantarkanmu sampai tujuan dengan selamat sentosa" mendengus kesal menatap pria yang tengah tersenyum jahat kearahnya
"Sialan, kau benar benar sialan Jeon Jungkook!! Terserah" tanpa aba aba ia naik keatas motor membuat Jungkook hampir kehilangan keseimbangannya
"Aishh wanita satu ini ingin sekali kubuang ke kolong jembatan" Jungkook sejenak tersenyum penuh kemenangan
Deal
"Jalan dobong-dong blok 3 rumah nomor 73" Jungkook tersenyum mengangguk sebelum kemudian menghidupkan mesin motornya dengan jahil
"Mau bermain shock theraphy?" Senyumnya semakin mengembang ketika ide untuk menjahili gadis ini bersarang di otaknya
"Apa maksud---YAK JEON JUNGKOOOKK!! GILAA YAKK DASAR ORANG GILA PELANKAN MOTORMU!!" teriak Wuri kala Jungkook mengendarai motor seperti setan, jika saja ia tidak memegang jaket pria itu mungkin ia bisa terjungkal ke belakang. Dasar Jungkook sialan
Sepanjang perjalanan ia hanya berdoa agar masih diizinkan untuk hidup nanti
"Apa kau akan terus memelukku seperti itu? kita sudah sampai bodoh" merasakan motor yang sudah berhenti, ia membuka matanya dan benar saja ia sudah berada didepan rumahnya
Ia turun dan membenarkan rambutnya yang tertiup angin kencang tadi kemudian menatap pria dihadapannya dengan tatapan kejam
"Apa kau gila huh?!! Membawa kendaraan seperti dikejar hantu, kau ingin membuatku mati serangan jantung hah, jika ingin mati matilah sendiri" teriaknya sembari menatap tajam Jungkook yang terlihat terkekeh pelan
"Kau masih bisa tertawa setelah membuat seseorang hampir mati karnamu? Sinting" ujarnya tak habis pikir
"Apa kau tak ingin mengucapkan terima kasih padaku?"
"Sayangnya tidak, tuan" ucapnya yang kemudian berbalik untuk berjalan menuju rumahnya
"Baiklah jangan lupa dengan perjanjian yang kita buat tadi"
"Bukan aku yang buat tapi kau sendiri"
"Baiklah aku pergi semoga harimu menyenangkan"
Setelah ia masuk kedalam rumah, ia segera membersihkan diri dan beristirahat dari hari yang melelahkan ini
Sejenak meruntuki persetujuan bodoh bersama pria gila itu, apakah ia begitu lugu hingga larut dalam provokasi pria itu? Sial, entahlah ini menyebalkan
![](https://img.wattpad.com/cover/209965672-288-k330732.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD LOVE
Teen Fiction"Hyung, aku suka gadis ini" ucap Jungkook menatap para temannya kemudian beralih kearah gadis berkaca mata yang menampilkan wajah datar didepannya Berawal dari kejadian digudang itu, setelah ia seorang Jeon jungkook direndahkan oleh sosok gadis Nerd...