Chapter 3 : a moment

105 13 0
                                    


Kriiiing .......

Kriiiing .......

"Hmm"

Sebuah tangan seketika muncul dari balik selimut, saat meraba meja nakas  dan memukul benda berbentuk bulat dengan suara nyaring yang begitu berisik

Saat selimut seketika tersingkap kasar dengan seorang gadis yang terduduk di sana dengan rambut yang mengembang dan wajah yang begitu sembab khas bangun tidur

Saat dengan gerakan tak bernyawa, ia berdiri dari ranjang surga itu setelah waktu menuntutnya untuk lekas bangun dan membersihkan diri

Setelah menghabiskan waktu setengah jam lebih, akhirnya ia siap dengan seragamnya saat kemudian ia meraih tasnya sembari berdiri did depan meja rias, tangannya terulur meraih pelembab bibir untuk di oleskan pada bibirnya

Gerakannya sejenak terhenti ketika ia  memejamkan matanya sembari menarik nafas panjang, saat kemudian ia membanting tas nya kasar dengan geraman pelan

"Brengsek!! aku masih tak terima karna perlakuan pria gila itu kemarin!" geramnya sedikit berteriak karna begitu kesal setelah mengingat kembali kejadian di gudang tempo hari lalu

Dengan kasar ia mengelap bibirnya dan menggosok kasar hingga memerah, rasa jiji tetap tertinggal disana. Sial, ini begitu menyebalkan

"Dasar pria mesum tak punya otak!" umpat nya sebelum kemudian menunduk meraih tasnya dan berjalan keluar dari kamarnya untuk segera pergi ke sekolah



...




Ia mendudukkan diri di halte bus sembari menghela nafas panjang, mood nya menjadi sedikit memburuk karna mengingat kejadian yang tak ingin kuingat itu. Jika bertemu dengan siswa itu, akan kupastikan tinjuku melayang di wajahnya

"Appa nanti setelah selesai bekerja appa harus segera pulang hmm" (ayah)

Kepalanya sejenak tertoreh ketika mendengar suara pria kecil yang berada di sebelahnya

"Hmm mau appa bawakan apa pulang nanti hmm?" tanya sang ayah menatap anaknya yang duduk dipangkuannya dengan lolipop ditangan kecil itu

"Es kriiim" balas sang anak sembari  tertawa girang

"Arrasso appa bawakan untukmu, tapi kau harus berjanji untuk menjaga eomma dan deongseng mu dirumah"

Sedikit senyuman terbit di bibir gadis yang saat ini menatap interaksi kecil itu. Saat melihat bagaimana pria kecil itu memberi sikap hormat dan berjalan mendekat kearah ibunya yang terlihat berjalan mendekat dengan perut yang membuncit

Ketika bus datang dan semuanya masuk kedalam bus, senyumannya tak berhenti mengembang ketika melihat anak itu berteriak embari melambaikan tangannya kearah sang ayah yang sudah masuk kedalam bus

Entah mengapa melihat itu membangkitkan sebuah kenangan singkat dimana dulu ia mendapatkan sebuah boneka sapi pada ultahnya yang ke-10, ingatan 8 tahun yang lalu mulai mengalir di dalam kepalanya


Flashback on

 Sosok gadis kecil tengah asik bermain dengan kumpulan bonekanya di halaman rumah, senyuman kecil itu tak pernah pudar saat ia begitu riang dengan setelah putri kerajaan yang ia kenakan dengan mahkota kecil menghiasi rambut itu

"Wuri-ya kemarilah" mendengar panggilan sang ayah seketika membuatnya mengangguk dan berdiri berlari kearah sang ayah

"Appa membawa sesuatu untukmu apa kau mau?" ucap sang ayah mensejajarkan tubuhnya dengan putri kecilnya

"Mauu" teriaknya kegirangan ketika mendengar kata 'sesuatu'

"Ini apa?" Tanya nya ketika sang ayah menyodorkan sebuah kotak kearahnya, ia mendongak menatap sang ayah bingung

Saat matanya seketika membola dan senyum cerah seketika terbit di bibir kecil itu ketika melihat sebuah boneka sapi berbulu dari dalam kotak itu. Sontak ia meneinya kemudian mengangkatnya keatas dengan tawa gembira

"Sapi...appa gomawo" ucapnya yang kemudian melompat dan memeluk sang ayah yang terlihat baru pulang dari pekerjaan nya [Ayah terimakasih]

"Wuri-ya" ia seketika menoleh ketika melihat ibunya berjalan kearah mereka berdua, berniat memamerkan apa yang ia dapatkan dari sang ayah

"Eomma, appa memberikanku hadiah boneka sapi, lucu bukan" ucapnya sembari tersenyum memamerkan benda itu yang kemudian dibalas dengan senyuman manis dari sang ibu

"Eomma juga punya sesuatu untukmu" ucap sang ibu yang seketika mendapat tatapan berbinar dari sang anak

Saat ibu menunjukan sebuah kotak kearahnya, namun binar yang ada dimatanya seketika sedikit meredup ketika melihat kotak hadis ibunya lebih kecil yang menurutnya saat itu pasti hadiahnya tak terlalu bagus

"Kenapa punya Eomma kecil"

"Jangan melihat sebuah hadiah dari kotaknya...buka lah" ia tersenyum kecil sebelum kemudian meraih kotak itu dan membukanya

Saat matanya seketika kembali bersinar ketika melihat kilauan perak memancar dari kotak yang saat ini ia pegang, saat dengan begitu riang ia menggantung benda yang berkilau dengan sebuah nama di tengahnya 'wuri'

"Eomma gomawo-yo "ucap wuri memeluk ibunya bahagia (terimakasih)

"Sanggil chukkae wuri-ya" tangisan dari bibir kecil itu seketika keluar ketika mendengar ucapan itu yang dilontarkan bersamaan dengan kedua orang yang begitu ia cintai itu (selamat ulang tahun)

Momen yang begitu hangat yang sekarang tak bisa ia rasakan lagi pada setiap bertambah umurnya

Flashback off

Sembari menikmati perjalannya di dalam bus, tangannya tak pernah lepas dari benda yang tergantung di leher dengan namanya saat ini, senyumnya sejenak terpatri saat ia kembali mengingat momen momen itu. Semua kenangan itu masih tersimpan rapi di dalam rumahnya




NERD LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang