Kriingg...
Bunyi bel sekolah yang nyaring memecah keheningan kelas, dan seketika itu juga suasana berubah. Suara itu seolah menjadi sinyal kebebasan, membangkitkan semangat yang tak terlukiskan. Kegembiraan yang tak tertahankan, karena itu adalah tanda bahwa pelajaran terakhir hari ini telah usai.
Senyum lebar mulai merekah di wajah para siswa yang kini bergegas merapikan buku dan peralatan mereka, berlari keluar dari kelas dengan terburu-buru. Waktu untuk bersantai, bermain, atau hanya sekadar melupakan sejenak semua tugas dan pelajaran, kini ada di depan mata. Sesuatu yang sederhana, namun begitu berharga, dan perasaan senang itu tak bisa dijelaskan dengan kata-kata
Memasukkan semua bukunya saat melirik sekilas kearah para siswa yang terlihat begitu tergesa-gesa untuk keluar dari ruangan ini, merepotkan sekali jika harus ikut berdesakkan keluar dari sekolah seolah meteor akan jatuh keatas kepala mereka jika tak segera keluar
Setelah memastikan bahwa semuanya tertata rapi di dalam tas, ia kemudian berdiri menatap kelas yang sudah kosong. Setidaknya ia tak merasa sesak karna melihat desakkan para siswa
Berjalan di lorong sendirian sembari menatap luar jendela, menatap dari atas bagaimana lapangan masih dipenuhi dengan siswa yang terlihat bermain bola kaki
Langkahnya yang begitu santai dan nyaman sontak terhenti ketika merasakan tiba-tiba sesuatu menutupi wajahnya, membuatnya kebingungan sekaligus meronta
"Siapa kalia--" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, mulutnya di tutup dari balik penutup kepala itu, saat merasakan dua orang yang sedikit terkikik kemudian menarik kasar tubuhnya menuju suatu tempat yang tak diketahui
Secara otomatis tubuhnya mencoba bertahan dengan meronta keras, berusaha melepaskan cekalan dari dua orang yang memegangi masing-masing tangannya saat ini, namun semuanya nihil
Saat kemudian tubuhnya di dudukkan kasar diatas kursi dengan sebuah tali yang tiba-tiba mengikat tangannya dibelakang kursi
"Lepaskan aku!! Siapa kalian!! Sial, lepaskan aku!!" Teriaknya sembari terus meronta mencoba menarik tangannya dari ikatan itu
Ketika kain penutup kepalanya ditarik, sejenak ia diam sembari mencoba meminimalisir cahaya yang masuk kedalam indra nya. Menatap ke depan tepat dimana ia menatap beberapa orang berdiri disana dengan senyum mengejek
Tatapannya menajam ketika matanya menangkap salah satu gadis yang mencuri perhatiannya. Hyeri. Terlihat bagaimana wajah kemenangan gadis itu saat menatapnya yang diikat dikursi
"Sial! Lepaskan aku, Hyeri! Apa-apaan ini?! Kau sungguh keterlaluan" teriaknya keras menatap gadis itu tajam dan menusuk
"Kau sungguh memiliki nyali hingga berani menentang ku, wajah sialan mu itu membuatku ingin muntah. Jangan besar kepala kau dasar gadis miskin, kau hanya penerima beasiswa disekolah ini, seharusnya kau tak berada disini, bodoh. Sadar diri lah, aku benci melihat gadis jalang sepertimu" jelas Hyeri yang kemudian mendekat dan menundukkan wajahnya menatap tajam kearah gadis yang terikat saat ini
"Apa masalahmu?! Tak pernah sedikitpun aku mencari perkara padamu! Berhenti bertingkah seperti seluruh dunia ada di sekelilingmu! Kau sama biasanya sepertiku!" Mendengar itu, sontak Hyeri mencengkram erat dagu gadis itu dengan tatapan tak senang
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD LOVE
Teen Fiction"Hyung, aku suka gadis ini" ucap Jungkook menatap para temannya kemudian beralih kearah gadis berkaca mata yang menampilkan wajah datar didepannya Berawal dari kejadian digudang itu, setelah ia seorang Jeon jungkook direndahkan oleh sosok gadis Nerd...