Chapter 57 : Trauma Healing

45 7 0
                                    



Kring...

Suara gemerincing lonceng berbunyi, saat kaki seorang gadis menapak masuk kedalam sebuah cafe kecil dipinggir jalan, tampak ia berdiri sejenak sembari menatap sekeliling tempat untuk mencari spot

Saat ia kemudian tersenyum dan berjalan menuju sudut ruangan, dengan hembusan nafas kecil, ia mendudukkan diri sembari meletakkan tasnya diatas meja

Belum sempat memesan, kepalanya tertoleh kearah pintu masuk saat suara lonceng kembali berbunyi. Menemukan seorang pria tinggi berkharisma berdiri disana. Tangannya terangkat untuk melambai, mengisyaratkan bahwa ia ada disini

Bagaimana pria itu berjalan melewati para gadis sungguh sesuatu yang begitu keren, mata itu bahkan tak sedikitpun menoleh kearah para wanita yang terus bergunjing, tak memperdulikan tatapan-tatapan dari mereka semua

"Kau terlambat lima menit, tuan Kim" ujarnya yang hanya dibalas dengan cibiran kecil oleh pria yang mendudukkan diri dihadapannya saat ini

"Ingin ku pesankan sesuatu?" Tawarnya sembari berdiri bersiap menuju kasir

"Caramel macchiato"

"Siap laksanakan, komandan"

"Wuri, dan tolong pesankan aku salad buah. Aku sedikit lapar"

"Roger, kapten" saat ia akhirnya berlalu menuju kasir untuk memasan

"Mulai dari mana dulu kita?" Tanya pria itu sembari mengeluarkan seluruh bukunya setelah melihat gadis itu kembali duduk setelah memesan

"Cih Namjoon-ssi, tak bisakah kau sedikit lebih hangat? Tidakkah kau pernah berpikir bahwa kau itu terlalu dingin. Tak akan ada wanita yang akan menyukaimu jika sikapmu selalu seperti itu. Bersikaplah lebih lembut, tersenyum lah dan sapa semua orang. Aku yakin mereka akan menyukaimu"

"Mencoba merayuku, nona? Bahkan tanpa senyum pun seluruh cafe ini tau aku sudah tampan. Wanita selalu mengantri di belakangku setiap saat, yang mengartikan bahwa bagaimanapun sikapku pada mereka, mereka akan tetap memujaku, am i wrong?" ucap Namjoon sembari membuka buku didepannya dengan sedikit kekehan

"Dan sialnya bagi mereka adalah, tak ada satupun dari mereka yang bisa menggaet mu karna bagimu mereka terlalu berisik" Namjoon mengangguk sembari mengacungkan jempolnya tanda setuju

Sedikit cerita dimana, masa kuliah memang telah tiba. Disaat yang sama, mereka baru menyadari bahwa mereka berada di satu universitas yang sama. Wuri menemukan pria ini saat itu sedang mengantar berkas ke rumah kemahasiswaan, begitupun dengan dirinya yang saat itu dijadwal akan ujian

Selama beberapa bulan terakhir, mereka terkadang selalu berpapasan entah itu pulang dari universitas atau bahkan saat pulang. Di bulan-bulan baru, seluruh universitas dihebohkan dengan semoga mahasiswa baru pintar. Nama Kim Namjoon sendiri seketika menjadi trending topik di setiap kalangan mahasiswa, terutama pada para gadis. Banyak dari mereka yang bahkan terang-terangan mendatangi pria itu untuk berkenalan dan kencan

Sewaktu-waktu, Wuri hendak menghadiri kelas terakhirnya di aula, tepat saat ia ingin menaikki tangga, ia menemukan pria ini duduk dibawah tangga bersama alat pembersih lantai lainnya, berusaha hanya untuk membaca buku dengan tenang tanpa diganggu oleh teriakkan-teriakkan dari masyarakat kampus. Terkadang ia merasa begitu iba melihat bagaimana pria ini begitu terganggu oleh teriakkan para mahasiswi kampus yang begitu berisik, itu pasti begitu mengganggu

Sungguh menjengkelkan. Itulah dua kalimat yang selalu ia lontarkan ketika seseorang mengganggunya yang sedang berkencan dengan para buku

Karna mendapatkan sebuah tugas dari salah satu dosen, membuat akhirnya Wuri memohon bertemu pada pria ini agar membantunya, mencoba sedikit memanfaatkan otak jenius pria ini agar tugasnya selesai

NERD LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang