Benar adanya ternyata, setelah selesai makan dan minum obat, tubuhnya terasa sedikit enteng dan ringan dibanding sebelumnya yang begitu kedinginan dan pusing
"Aku harus pulang setelah ini" ujarnya kecil sembari menghela nafas
Setelah merasa lebih baik,ia berdiri setelah merapikan ranjang, berniat segera pergi dari sini. Merasa begitu tak enak karna telah merepotkan Park Jimin, yang memang begitu baik padanya selama ini. Dalam hal lain pun, entah mengapa Jimin selalu ada saat ia terkadang membutuhkan bantuan, tak salah jika ia memberi julukan malaikat pada pria itu. Ia harap ini terakhir kali ia merepotkan pria itu
"Kenapa tempat ini begitu luas? Terlihat hampir serupa dengan hotel bintang lima. Lihatlah berapa ruangan yang tampak berjejer layaknya hotel, berapa uang yang ia habiskan hanya untuk satu rumah seperti ini, ckckck. Astaga, apa yang kau katakan, Wuri?! Betapa tak sopannya kau. Dimana aku bisa menemukan dapurnya?" ucapnya yang menggelengkan kepala sebelum kemudian berjalan menuruni tangga dengan nampan bekas makan nya
Langkahnya sedikit melambat saat ia mendengar percakapan dari dua orang, jika ia muncul apakah itu akan sopan? Dengan helaan nafas kecil, ia berhenti di anak tangga terakhir
'Hyung aku ingin menjemputnya pulang'
Tubuhnya sontak membeku saat mendengar suara familiar yang masuk kedalam telinganya saat ini. Tubuhnya seketika berbalik, saat ia menyandarkan punggungnya di dinding tanpa berniat keluar
"Setelah semuanya, kau masih ingat dengannya, kook? kukira kau sudah melupakannya" ucap Jimin disana yang tampak menatap pria dihadapannya remeh. Jeon Jungkook
"Hyung aku datang kemari bukan untuk bertengkar denganmu"
"Aku juga tak mengajakmu bertengkar, aku hanya merasa bahwa kau begitu tak tau malu hingga ingin menampakkan diri dihadapannya? Setelah melanggar janjinya hanya untuk wanita busuk itu"
"Apa maksudmu?!! Apa tujuanmu mengatakan itu?! Jangan menatapku seperti itu, jika memang kau merasa tak suka, kita bisa selesaikan disini, Hyung" teriak Jungkook yang maju mencengkram erat kerah baju Jimin yang tampak tak peduli
"Masih mengelak? Sadar diri lah, teman. Jika kedatanganku kemari hanya untuk membuatnya menangis, lebih baik kau pergi. Karna aku sangat tidak terima" ujar Jimin menegaskan kata-kata nya
"Seharusnya aku yang marah disini, mengapa justru sebaliknya. Kau membawanya ke rumahmu, untuk apa? Jangan memberinya rasa sakit lagi Hyung, kau membuatnya takut karna dibawa olehmu. Apa niatmu sebenarnya? Kau ingin memperkosanya?"
Bugh
"Jaga mulutmu, brengsek!! Jika kau tak mengetahui apapun, lebih baik bertanya. Kau tak akan tau apa yang dialami olehnya semalam, hingga membuatku terpaksa membawanya kemari. Seharusnya kau sadar diri!! Aku tak butuh rasa terimakasih mu setelah ini. Namun berpikirlah, bodoh!! Kau mengabaikan kekasih mu yang bahkan tak tau bahwa kau sedang bersama wanita busuk itu. Kook, jika aku tak menemukannya di gelapnya malam saat hujan dengan keadaan kacau, entah apa yang akan terjadi padanya. Sadar, Jeon Jungkook!!" Teriak Jimin dengan nafas memburu karna begitu emosi saat ini
"Apa maksudmu?" Lirih Jungkook yang mendongak menatap Hyung nya bingung
"Sial, kau bahkan tak memikirkanya bukan. Karna janji sialanmu itu, ia bahkan harus mengalami ini. Berjam-jam menunggu di cafe hingga tutup, duduk dibawah pohon tanpa jaket, diguyur hujan hingga bibirnya membiru kedinginan. Kau pikir, menunggu apa ia disana huh?!! Jika bukan menunggu pria gila sepertimu datang menepati janjinya" layaknya sebuah petir di pagi hari, Jungkook seketika menunduk ketika mengetahui itu
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD LOVE
Teen Fiction"Hyung, aku suka gadis ini" ucap Jungkook menatap para temannya kemudian beralih kearah gadis berkaca mata yang menampilkan wajah datar didepannya Berawal dari kejadian digudang itu, setelah ia seorang Jeon jungkook direndahkan oleh sosok gadis Nerd...