"Jeon, bisakah kita tunda dulu pertemuan ini, aku sungguh tak bertenaga hanya untuk berjalan kesana"
"Tidak, jangan memberi alasan, Wuri. Kita bertemu, jika aku tak mendapatimu disana, lihat saja akibatnya"
Tut...tutt
Huh
AKKHH!!!
Siang di hari Minggu itu terasa seperti mimpi buruk yang tak kunjung usai, matahari bersinar begitu garang hingga hawa panas menusuk sampai ke tulang. Kulitnya, yang semakin hari semakin kecokelatan karena terlalu sering terpapar terik, membuatnya berdecak kesal. Rasanya ia ingin sekali bersembunyi di balik bayangan, jauh dari panas menyengat yang tak kenal ampun.
Sial! Dirinya merutuki keberadaan seorang pria yang entah mengapa terus saja mengusik kehidupannya tanpa ampun. Di saat ia hanya ingin bersantai, pria itu muncul seperti badai, mengajaknya keluar di tengah teriknya siang.
Menghela napas panjang, merasa dilema, apakah harus menuruti ajakan pria gila itu atau tetap bertahan di bawah selimut yang menenangkan ini. Tangannya memegang selimut erat, seolah tak rela melepasnya.
"Terserah, aku ingin tidur" ujarnya yang kemudian menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya
Saat beberapa detik kemudian, tampak selimut terkibas layaknya bendera. Kala seorang gadis berdiri dan berjalan menuju kamar mandi dengan umpatan yang terus keluar dari mulutnya. Berterima kasih pada orang-orang yang sudah rela menyediakan neraka untuknya
...
"Sial, dengan sombongnya menyuruhku untuk datang lebih cepat, namun ia sendiri terlambat bahkan lebih dari lima belas menit. Dasar sialan, akan ku pukul kepalanya saat ia datang nanti" dengan wajah kusut itu, ia menyesal latte yang ada dihadapannya sembari menatap keluar kaca
Kring...
Bunyi lonceng cafe sejenak membuat sebagian pengunjung cafe menoleh. Menatap seorang pria jangkung yang berjalan masuk layaknya aktor drama, yang sedang menjalankan adegan film. Tampak pria itu menatap sekeliling tempat, mendapati sosok gadis dengan wajah datar duduk disudut ruangan
"Berlaga seperti aktor bintang lima, ia bahkan terus tersenyum tak merasa bersalah mengetahui bahwa ia terlambat hampir setengah jam" ucapnya pelan sembari menatap tajam pria yang berlari kearahnya saat ini. Tangannya sudah terasa gatal untuk menggaruk wajah menyebalkan itu karna berani membuatnya menunggu hal tak penting seperti ini
"Ohh bukankah itu Jungkook sunbae, lulusan dari sekolah kita, ia sangat tampan"
(Sunbae = kakak kelas)
"Benarkah itu dia?"
"Wahh ternyata ia lebih tampan dari yang dibicarakan banyak orang"
"Bukankah ia baru saja lulus tahun ini, namun perawakannya mengalahkan para idol. Hey hey lihatlah, aku akan mencoba menyapanya"
Matanya yang tadinya terasa begitu mengantuk setelah menunggu pria itu, kini sejenak terbuka saat mendengar obrolan para siswi di meja sebelahnya
Matanya terus menatap para gadis berseragam itu yang terus menatap pria itu kagum dan tertawa. Apa mereka tak tau bahwa pria itu sudah memiliki kekasih? Membuatnya tersenyum remeh menatap sekumpulan siswa itu
Tampak salah satu siswa berdiri sembari menunggu pria itu melewatinya. Berdiri disana dengan kesiapan untuk menyapa, menggelikan sekali. Dengan telukan di paha, merasa bahwa ia harus bertindak, ia kemudian berdiri menatap pria itu tajam
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD LOVE
Teen Fiction"Hyung, aku suka gadis ini" ucap Jungkook menatap para temannya kemudian beralih kearah gadis berkaca mata yang menampilkan wajah datar didepannya Berawal dari kejadian digudang itu, setelah ia seorang Jeon jungkook direndahkan oleh sosok gadis Nerd...