Berdiri di depan cermin, dia menatap bayangan dirinya, gaun yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Nafas kecil keluar dari bibirnya, menandakan rasa gugup yang tak bisa dihindari. Ia menatap dirinya, terpaku pada sosoknya yang begitu berbeda dari biasanya. Begitu feminin dan anggun.
Gaun menjuntai dengan lembut, menekankan lekuk tubuhnya dengan cara yang membuatnya merasa elegan namun juga asing. Warna lembut gaunnya selaras dengan kulitnya, sementara rambut yang terurai rapi menambah kesan klasik. Meski senyum kecil menghiasi wajahnya, di dalam dadanya, detak jantungnya semakin cepat.
Ia merapikan gaun di pinggangnya, seolah mencari kekuatan dari penampilannya sendiri. Kepalanya sejenak menoleh ketika mendengar dering ponsel yang sedikit mengagetkannya
Saat ia kemudian meraih ponselnya yang berada diatas nakas, kemudian mengangkat panggilan itu
"Kau sudah siap?"
"Hmm baru saja selesai"
"Aku akan menjemputmu sebentar lagi, kau mengenakan gaun yang ku pilihan kemarin, bukan?"
"Ck walaupun aku menolak, kau juga pasti akan tetap memaksaku"
"Good girl, sayangnya kekasihmu ini tak suka ditolak"
"Jungwoo sudah berangkat?"
"Emm ia berangkat bersama Ayah dan ibuku. Aku akan berangkat, tunggu aku eoh?"
"Hmm"
Panggilan berakhir ketika ia kemudian meraih tas kecilnya. Kembali berdiri di depan cermin merapikan penampilannya, sebelum kemudian keluar dari kamarnya menunggu pria itu datang
Senyumnya mengembang saat ia berdiri didepan rumahnya, rasanya tak sabar melihat anak itu berdiri gembira dihari kelulusannya.
"Apakah Jungwoo akan senang aku datang" ucapnya pelan pada dirinya sendiri
Kontrak kerjanya bersama Tuan Jeon jelas akan berakhir, hari ini ia akan menghadiri acara kelulusan Jungwoo di gedung, walaupun terdapat perasaan tak enak hati
Beberapa hari lalu, setelah berakhirnya masa kerjanya di rumah itu, ia datang untuk membereskan peralatan dan buku materi miliknya di kamar Jungwoo. Saat anak itu kemudian menariknya dan memaksanya untuk datang dihari kelulusannya besok
Lebih lucunya bahkan anak itu hampir menangis saat ia berniat menolak. Hanya saja, rasanya ia tak memiliki hak untuk datang tanpa diundang disana
Jungwoo tetap bersikeras, memintanya dengan tegas untuk datang. Ia mencoba menolak permintaan itu namun Jungwoo terus memaksa, ia bukan orang penting yang harus hadir disana seperti ayah dan ibu anak itu. Sungguh rasanya begitu gugup saat ini
'Kumohon ikutlah Noona, aku mengundangmu datang. Kau bukan orang lain, apakah itu contoh yang baik saat murid mu mengundangmu untuk datang ke acara kelulusannya? Kau yang selama ini membantuku hingga sejauh ini, menurutmu aku akan melupakan itu begitu saja? Ayolah Noona, aku bisa sampai disini juga karna campur tangan darimu. Kumohon'
Jungwoo bahkan mengatakan pada ayahnya untuk membujukku, membuatku semakin tak enak. Dengan sedikit menunduk, ia akhirnya mengangguk menyetujui undangan anak itu setelah tuan Jeon mengizinkannya, walaupun ia dapat melihat sekilas wajah nyonya Jeon yang tampak kusut, menatapntajam kearahnya
Sebagai seorang guru, ia akhirnya dapat berada disini. Berdiri sembari menelan saliva kasar, jantungnya berdegup kencang saat ia merasa sedikit malu. Pertama kalinya ia berada satu lingkup dalam keluarga Jeon. Sial, bukankah ia tak seharusnya lancang berada disini
![](https://img.wattpad.com/cover/209965672-288-k330732.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD LOVE
Jugendliteratur"Hyung, aku suka gadis ini" ucap Jungkook menatap para temannya kemudian beralih kearah gadis berkaca mata yang menampilkan wajah datar didepannya Berawal dari kejadian digudang itu, setelah ia seorang Jeon jungkook direndahkan oleh sosok gadis Nerd...