Minggu adalah hari yang sangat berarti untuknya karena hari ini akhirnya ia bisa bersantai dan bermalas-malasan di kasurnya, menikmati waktu luang tanpa tekanan pekerjaan. Ia sudah membayangkan betapa nikmatnya tidur lebih lama, membaca novel yang sudah lama ingin ia selesaikan, dan menonton serial favoritnya sambil berbaring santai di kamar.
Huh
Namun, niat itu harus ia urungkan ketika menyadari bahwa persediaan bahan makanan di rumah sudah hampir habis. Dengan enggan, ia bangkit dari kasur, mengenakan pakaian yang nyaman untuk segera pergi ke swalayan terdekat. Ia mencatat daftar belanjaan di ponselnya: beras, telur, susu, sayuran segar, buah-buahan, dan beberapa camilan kesukaannya. Meskipun malas, ia tahu bahwa mengisi ulang stok makanan adalah hal yang penting.
Ia berdiri di pinggir jalan sembari menunggu lampu pejalan kaki menyala. Jalanan yang ramai dengan kendaraan yang berlalu-lalang membuatnya tenggelam dalam lamunan sejenak. Tiba-tiba, perhatiannya teralih pada seorang wanita lansia yang duduk dikursi roda berjarak beberapa meter darinya. Nenek itu terlihat kelelahan, keringat bercucuran di dahinya karena berdiri di bawah terik matahari yang menyengat.
Tanpa berpikir panjang, ia merasa terdorong oleh rasa khawatir dan mulai melangkahkan kaki menuju wanita lansia tersebut. Langkahnya cepat, matanya tetap fokus pada nenek yang tampak kebingungan dan kelelahan itu. Ketika ia mendekat, ia melihat lebih jelas kondisi wanita tersebut dengan kulitnya yang sedikit keriput tampak merah akibat terpapar sinar matahari terlalu lama
“Halmeonie...maaf mengejutkanmu, apakah kau ingin menyebrang jalan?” tanyanya dengan suara lembut namun penuh perhatian (nenek)
Nenek itu menoleh, menatapnya dengan mata yang terlihat letih namun terkejut karna orang asing menyapanya. Sejenak ia terdiam sembari menatap gadis yang saat ini berdiri di belakangnya dengan sebuah tas belanja di tangannya
"Aku sedang menunggu cucu ku" gumam singkat nenek tersebut
"Kau terlihat kepanasan, jadi aku merasa tak tega" gumamnya singkat sembari tersenyum kecil
"Ahh aku hendak pergi kesebrang sana untuk duduk di bawah pohon itu, matahari benar benar terik hari ini" ucap nenek sembari sedikit terkekeh
"Kebetulan sekali, aku juga hendak menyeberang. Aku bisa membantu menyebrang jika nenek ketika lampu sudah menyala hijau untuk pejalan kaki. Kita bisa menyebrang bersama" sejenak mereka bertatapan satu sama lain dalam diam
"Owh kau tak perlu khawatir nek, aku bukan orang jahat...tapi aku tak akan memaksa jika kau tak mau, mengingat kita tak saling kenal hahha" ujarnya sembari tertawa kering menjadi tak enak
“Terima kasih, Nak. Aku sepertinya ingin menyeberang jalan, kepala ku juga mulai terasa pusing karena panas ini” ujar nenek sembari menatap gadis di belakangnya dengan senyum percaya membuat gadis itu ikut tersenyum senang karena dapat membantu
“Aku akan membawamu ke bawah pohon itu agar kau tak kepanasan”
Mereka berdiri bersama di pinggir jalan, menunggu lampu pejalan kaki berubah warna. Sambil menunggu, ia mengeluarkan sapu tangan dari saku dan menawarkan kepada nenek untuk mengusap keringat. Nenek tersebut menerima dengan senyum lemah, berterima kasih atas kebaikannya.
Tak lama kemudian, lampu pejalan kaki akhirnya menyala hijau. Dengan hati-hati, ia mendorong kursi roda tersebut itu menyeberang jalan, memastikan dorongannya tetap stabil dan aman.
Setelah kemudian mereka berhenti di bawah pohon rindang yang setidaknya menjauhkan mereka dari paparan terik matahari.
"Halmeonie, kau seharusnya tak berada di pinggir jalan seperti itu sendirian apalagi dengan kursi roda seperti ini, akan bahaya" ucapnya sembari kemudian sejenak duduk di bangku kecil sebelah sang nenek
![](https://img.wattpad.com/cover/209965672-288-k330732.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD LOVE
Roman pour Adolescents"Hyung, aku suka gadis ini" ucap Jungkook menatap para temannya kemudian beralih kearah gadis berkaca mata yang menampilkan wajah datar didepannya Berawal dari kejadian digudang itu, setelah ia seorang Jeon jungkook direndahkan oleh sosok gadis Nerd...