Chapter 27 : Fault

86 7 0
                                        




Helaan nafas jengah dan kesal keluar dari mulutnya ketika ia kembali menutup pintu kamarnya. Entah mengapa setiap hari suasana hatinya selalu buruk hanya karna satu orang

Ya pria itu memang gila, mengganggu kenyamanan malam rumah hanya untuk mengantarkan sebuah kuncir rambut yang tertinggal di rumah pria itu

"Dasar aneh" ujarnya pelan sebelum kemudian merebahkan kembali tubuhnya diatas kasur

Trining trining trining

Kepalanya kemudian tertoleh saat mendengar dering ponselnya yang berada tepat disamping kepalanya. Ia memutar matanya malas sembari sedikit menggeram tertahan, berusaha sekuat mungkin untuk menahan emosinya

Setelah mengetuk pintu rumahnya malam hari, lalu apa lagi sekarang? Menelpon hanya untuk mengganggu waktu istirahatnya? Dengan gerakan kasar, ia mengangkat telpon itu dengan sedikit kesal

"Hey sialan!! berhentilah menggangguku aish!!" Teriaknya kesal

"Wuri, ini aku Jimin" mendengar suara yang berbeda itu sontak membuatnya terdiam sejenak

Dengan gerakan spontan ia mendudukkan diri dan menjauhkan ponsel itu untuk melihat siapa sebenarnya yang menelponnya. Matanya seketika membola ketika melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Sial, ia kira tadi Jungkook yang menelponnya

"Jimin? Ahh Jimin-ssi astaga maaf, aku tak tau jika ternyata kau yang meneleponku. Aku mengangkat panggilan tanpa melihat siapa penelpon hahha" ujarnya dengan suara pelan sembari tertawa kecil untuk meredam rasa malu nya karna telah berteriak ke orang yang salah

"Ternyata kau sangat dekat dengan kelinci nakal itu hahaha"

"H-hahha tidak juga, ia biasa menerorku setiap hari, jadi terasa menyebalkan setiap kali mendengar dering telpon sekarang...ohh a-ada apa kau menelponku malam-malam seperti ini?"

"Oh seperti itu. Emm tak ada, hanya ingin memastikan apakah kau akan terus mengabaikan teleponku lagi dan lagi"

"Maafkan aku, karna jarang sekali membuka ponsel beberapa hari yang lalu"

"kau rajin sekali, sesekali ajari aku juga belajar eoh "

"hahaha tidak juga"

"emmm...Wuri-ya, besok kau memiliki waktu?"

"Waktu?"

"Ehemm...hanya ingin mengajakmu makan siang bersama, mau?"

"E-ehh?! M-makan s-siang b-bersama?!" Ucapnya dengan nada terkejut dan speechless

"Eoh Besok" mendengar itu sontak membuatnya terdiam seribu bahasa, berusaha mencerna kalimat yang pria sebrang ini katakan

"T-tapi mengapa?"

"Hanya ingin saja"

Ia menelan saliva kasar sejenak sembari diam menggigiti kukunya kecil, ada apa gerangan pria ini tiba tiba mengajaknya makan siang bersama. Sial, apa yang harus dilakukan? Ini membuat gugup dan mengejutkan

Hanya saja, ratusan siswi disekolah yang begitu tergila-gila dengan pria gempal satu ini. Apakah ini pilihan yang tepat?

"Emm...aku tak ingin menolak tawaranmu yang begitu baik untuk makan siang bersama. Namun, aku tak bisa berjanji tentang itu. A-aku tak menolak, sungguh! Hanya saja, besok aku harus mengantar nenek dan pamanku ke bandara dan kurasa itu akan memakan waktu...emm begini saja, aku tau ini sangat tidak sopan namun jika nanti aku dapat mengambil waktu maka aku akan menghubungimu dan mengajakmu makan siang bersama" jelasnya dengan sedikit rasa gugup tak pasti

NERD LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang