Chapter 12 : Lunch Box

59 8 0
                                    







Setelah mendengar bel berbunyi, seluruh siswa berhamburan masuk kembali ke dalam kelas, tanda bahwa pelajaran sebentar lagi akan dimulai dan guru akan segera masuk. Suasana yang tadinya ramai dan bising di koridor kini berangsur tenang, digantikan dengan derap langkah kaki yang cepat menuju ke bangku masing-masing.

Guru masuk dengan membawa setumpuk buku dan segera memulai pelajaran. Selama tiga jam penuh, para siswa berusaha fokus memperhatikan penjelasan guru didepan kelas, Waktu terasa berjalan lambat di bawah langit-langit kelas yang putih dan kipas angin yang berputar pelan.

Akhirnya, bel istirahat berbunyi, tanpa menunggu lama, mereka segera berlari keluar dari kelas, seakan-akan baru saja dibebaskan dari sebuah penjara. Kantin menjadi tujuan utama, tempat di mana mereka bisa melepas penat dan mengisi perut setelah sesi belajar yang melelahkan.

"Wuri-ya kau ingin kekantin" Wuri menoleh ketika mendapati teman sebangkunya memanggil

"Maaf Saemi-ah, Sepertinya tidak. Aku membawa bekal hari ini"

"Baiklah aku kekantin dulu, apa kau membawa minum?"

"Hehehe itu masalahnya"

"Kau aneh, membawa makanan tapi tidak membawa minum jadi kau akan makan tanpa minum huh?" ujar Saemi menggeleng melihat tingkah aneh teman sebangkunya yang hanya tertawa kecil

"Aku benar benar lupa padahal tadi sudah ku letakan di dekat tas"

"Huh baiklah aku akan cepat makan dan membawakanmu air"

"Gomawo Saemi-ah" Saemi mengangguk kemudian berjalan menjauh

Ia terdiam sejenak menatap gadis yang sudah keluar kelas untuk ke kantin. Ya hanya wanita itulah temannya disekolah ini, hanya dia yang mau berteman dengan gadis sepertinya. Namanya adalah Oh Sae mi, baru kelas 3 inilah mereka mulai dekat satu sama lain

Saemi mengatakan bahwa gadis itu sebenarnya begitu ingin sangat ingin menyapanya namun tidak memiliki keberanian karna ia yang selalu menampilkan sampul wajah yang cuek dibalik kaca matanya

Ia menghela nafas pelan sebelum kemudian membuka kotak bekalnya, menikmati makanan sembari menatap keluar jendela dimana ia bisa melihat para siswa yang sedang bermain bola di lapangan basket

Setelah selesai dengan makan siangnya, ia kembali meletakkan kotak bekal itu di tasnya. Alisnya sedikit berkerut bingung, saat matanya bergantian menatap kotak bekal ditangannya dan kotak bekal yang ada di tas. Mengapa ia membawa dua bekal?

Ia sejenak diam sembari memutar otaknya, apakah ia melewatkan sesuatu. Saat ia memutar matanya jengah kemudian bangkit dari kursinya dan berlari keluar dengan tergesa gesa. Sial ia lupa bahwa satu bekal ini adalah milik pria itu, jeon Jungkook

Sial, bagaimana bisa ia begitu pelupa. Langkahnya terus melebar ketika ia berkeliling mencari pria itu namun tak menemukannya dimanapun. Ia berhenti sejenak sembari mengatur nafasnya yang tersengal sengal, dimana sebenarnya kelas pria itu

"Ahh gudang"

Tanpa ba-bi-bu ia kemudian berlari menuju gudang belakang sekolah. Saat ia mendorong kasar pintu gudang hingga membuat suara derit pintu menggema didalam ruangan. Ia menghela nafas kasar saat kemudian berjalan kearah segerombol siswa yang duduk didalam menoleh kearahnya

Ia sejenak menghentikan langkahnya kemudian kembali mundur, mengingat kejadian digudang saat itu membuatnya harus waspada pada brandal sekolah ini.

"Kau akan terus berdiri disana? Kemarilah aku sudah kelaparan menunggu kotak bekalku" teriak Jungkook sembari mendudukkan diri

"Kau ingin aku mati kelaparan hanya karna menunggu kota bekalmu ini huh. Kenapa lama sekali" ia berjalan pelan kearah pria menyebalkan itu, rasanya ia ingin sekali mengumpat didepan wajah pria ini

"Maaf" jawabnya sarkas saat menyodorkan kasar kotak bekal itu kewajahnya

"Lalu dimana minumannya, apa kau ingin aku mati tersedak karna makan nasi tanpa air"

"Kau pikir aku peduli? beli sendiri" ucapnya sinis sebelum kemudian berbalik hendak pergi dari sana sebelum ia kembali emosi melihat wajah menyebalkan pria itu

Langkahnya sejenak terhenti ketika tangannya dicekal, ia berbalik menatap Jungkook yang berdiri dengan senyum aneh

"Sepertinya kau benar benar terniat ingin memberikan bekal ini padaku. Lihatlah bahkan kau menata nasi gorengnya dan sayurnya dengan rapi, dibuat spesial untukku? Katakan saja bahwa kau menyukaiku" seketika alisnya berkerut saat ia bergidik ngeri mendengar perkataan pria didepannya saat, tingkat narsis yang benar benar tinggi

"Haha dengar Tuan Jeon yang terhormat. Kau pikir kau begitu spesial? Jika bukan karna perjanjian menyebalkan yang kau buat sepihak, aku rasanya ingin membawakan mu bekal rumput depan rumahku. Sayangnya aku pribadi sangat tak suka dengan sesuatu yang berantakan, namun aku bisa membuat bekalmu beberapa hari kedepan terlihat seperti muntahan kucing, kau mau? Jadi berhenti menjadi narsis, itu benar benar menyebalkan" ujarnya panjang lebar dengan tawa mengejek diakhir kalimatnya, saat kemudian ia kembali berbalik pergi setelah memberikan tatapan tajam pada Jungkook yang terlihat tersulut

"Bukankah dia gadis yang pernah memasuki gudang ini" Seokjin mengangguk sembari menatap Namjoon

"Untuk apa kau meminta bekalnya? Seolah kau tak bisa membeli makanan lebih mahal dari ini" ucap Taehyung

"Hanya perjanjian kecil dimana ia harus membawakanku bekal selama sebulan karna insiden kecil"

"Kuakui ia cukup berbeda, para gadis seolah seperti monyet pemalu ketika memberikan gift dan berbanding balik dengannya yang menatap kearah kita seolah tanpa minat" ujar Taehyung mengangguk pelan seolah mengakui

"Kau tertarik padanya?" Tanya Jimin menatap Taehyung yang mengedikan bahu

"Jangan sentuh dia Hyung dia milikku jika harus kuperingatkan" sela Jungkook tajam

"Baiklah baiklah lagipula aku bukan tertarik padanya, hanya saja memang itu daya tarik darinya. Jadi itu yang membuatku tertarik" ucap Taehyung membuat yang lain bingung

"Terserah apa katamu yang jelas jangan menyentuhnya karna dia sudah jadi mainanku...sial ia berhasil membuatku kesal" ucap Jungkook sembari menyeringai kecil, mengakui bagaimana gadis itu yang membuatnya terdiam dengan ucapan ucapan tajam itu

Sepertinya aku punya hobi baru



NERD LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang