Chapter 45 : New Friend

38 7 0
                                    





"Karna kondisi anda yang sudah membaik, dokter sudah memperbolehkan anda untuk makan untuk mempercepat pemulihan" ucap seorang perawat wanita yang meletakkan nampan berisi makanan di atas meja makan ranjang

Setelah perawat tersebut pergi, ruangan kembali meninggalkan suasana sunyi. Matanya kemudian turun ke atas meja, dimana ia melihat berbagai hidangan dan buah disana. Aneh, mengapa ia masih bisa menarik nafas? Mengapa ia masih dapat bergerak? Bukankah seharusnya saat ini tubuhnya tenggelam dibawah air? Namun apa ini? Ia bahkan masih dapat melihat semangkuk bubur dan sup di hadapannya

Ini tak pernah ada di dalam bayangannya, keadaan bodoh ini. Ketika ia masih bisa merasakan semua ini, disaat seharusnya ia sudah mati. Semua ini terjadi karna satu alasan, karna kebodohan seseorang. Malapetaka yang aneh menghampiri dirinya

Jeon Woo Ri

Gadis yang dengan begitu polos dan bodoh dimatanya. Setelah semuanya, mengapa? Sungguh, otaknya saat ini hanya tertuju pada gadis itu. Gadis yang dengan begitu bodoh menenggelamkan diri hanya untuk menyelamatkannya, tanpa memikirkan resiko apapun. Sungguh bodoh

“Bagaimana dengan kondisinya? apakah baik-baik saja? Atau justru dia yang mati?” Ujarnya pelan sembari terdiam menatap pintu

Saat ia perlahan berdiri dari ranjangnya tanpa menyentuh makanan itu sedikitpun. Dengan menggeret tiang infus, ia berjalan keluar dari kamar menghampiri perawat yang ada dibalik meja

“Nona, anda taks eharusnya di sini. Dokter mengatakan untuk memastikan anda memakan makanan anda, anda harus memperbanyak istirahat” ujar perawat yang terkejut akan kehadirannya

“Apa aku kemari bersama seseorang selain diriku?”

“Tapi nona—“

“Jawab saja tolong” tegasnya menatap perawat itu

“Iya, ada satu gadis yang datang dengan ambulan yang sama denganmu”

“Apa...ia selamat?”

“Menurut keterangan dokter, kondisinya sekarang mulai membaik” mendengar itu sontak membuatnya menunduk menghela nafas lega

“Lalu, diruangan mana ia sekarang?”

“Dia diruang dua belas tepat diujung tanpa mendengarkan kelanjutan ucapan perawat itu, ia kemudian melangkahkan kakinya menjauh dari ruangannya

Menghiraukan teriakkan dari perawat tersebut yang mencoba membawanya kembali ke kamar. Saat  kemudian ia berdiri didepan pintu dengan angka dua belas, matanya mengintip dari balik pintu yang sedikit terbuka. Saat matanya menangkap sosok gadis yang duduk sendirian sembari menatap kearah jendela

Genggamannya pada tiang infus sedikit mengeratkan saat ia menunduk dalam. Rasanya begitu malu sekarang. Dengan gerakan pelan, ia akhirnya menggeser pintu, hingga kemudian berdiri saat mata mereka bertemu satu sama lain. Dapat ia lihat betapa terkejutnya gadis itu saat menatapnya

Mereka terdiam untuk beberapa saat, menatap satu sama lain seolah merasakan kelegaan yang sama. Menatap bagaimana senyum itu mengembang dari wajah gadis yang memberi isyarat padanya untuk mendekat dengan antusias

Ia merasa lebih terpukul lagi saat mengetahui kenyataan bahwa gadis itu tak dapat mengeluarkan suara untuk beberapa saat setelah kejadian itu

Perlahan kakinya mulai melangkah kedepan mendekati ranjang, berdiri disana sembari menatap gadis yang terus tersenyum lebar menatapnya dengan wajah pucat itu.

"Kau gadis sialan, Jeon Woo Ri!" Ujarnya sembari menatap tajam kearah gadis itu, yang hanya dibalas dengan senyum yang semakin lebar

“Untuk apa kau melakukanya?” lirihnya ketus sembari mengatur nafasnya yang begitu ingin berteriak emosi pada gadis ini

NERD LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang