Suara khas dari kotak bekal yang ditutup membuatnya sejenak menghela nafas pelan, tangannya terus bergerak memasukkan kotak bekal yang bertumpuk kedalam tas nya. Senyumnya sedikit mengembang, ketika mengetahui bahwa ini terakhir kalinya ia membawa dua kotak yang memberatkan tas nya selama ini
"Wuri-ya, kau selalu membawa dua bekal ke sekolah, untuk siapa sebenarnya kau membawa itu? Ohh untuk kekasih tampan mu itu?" Sejenak gerakannya terhenti ketika mendengar itu
Saat ia menggelengkan kepalanya pelan sembari menutup tas nya dan menggendongnya dibelakang punggung. Saat ia sejenak berbalik menatap sang nenek yang berdiri menatapnya
Ingatannya kembali ke dua hari lalu dimana saat itu ia dengan terpaksa memberitahu neneknya bahwa jeon Jungkook adalah kekasihnya walaupun itu semua palsu.
Sial memang, sejak saat itu entah mengapa Jungkook selalu menjadikan pengakuan itu sebagai lelucon saat disekolah. Dengan senyuman terakhir ia akhirnya hanya mengangguk kecil menatap neneknya sebelum kemudian pamit untuk lekas berangkat ke sekolah
...
Dengan langkah terarah ia berjalan sembari menunduk menuju taman yang berada dibelakang sekolah. Mendapati segerombol siswa duduk disana, sedikit membuatnya berdecih dan memutar mata malas. Sial, menyebalkan sekali harus menghampiri gerombolan itu
"Ohh lihatlah siapa yang datang, betapa perhatiannya gadis kita ini hmm...bekal untukku, sayang?" Mendengar ucapan pria yang saat ini berdiri didepannya sontak membuatnya mengernyitkan alis jiji
"Apa? Bukankah kau mengakuiku sebagai kekasihmu?" Ucapku Jungkook yang terkekeh geli dihadapan gadis itu
"Terserah, aku tak memiliki tenaga yang cukup untuk bertengkar karna ucapan bodohmu itu" ucap Wuri yang menyodorkan kotak bekal tersebut tak peduli
"Ahh dan satu lagi, nikmati bekal terakhirku untukmu. Kita selesai, bye" lanjutnya sebelum kemudian berbalik untuk kembali berjalan menjauh
"Mengapa? Bukankah ini bel--"
"Wuri-ya" mendengar seseorang memanggilnya sontak membuatnya berhenti dan berbalik dengan gugup
Jungkook masih berdiri disana ketika melihat sosok Jimin yang berdiri dan menghampiri gadis didepan mereka yang terlihat gugup seketika
"N-nde?" Jawab gadis itu pelan dengan sorot mata lembut
"Hey mengapa kau tak pernah mengangkat telfon ku? Aku mencoba menghubungimu beberapa hari ini, namun tak ada satupun balasan darimu" disana Wuri terdiam sejenak, mencoba mencerna ucapan pria gempal dihadapannya saat ini
"Ya? A-ahh maaf Jimin-ssi beberapa hari ini aku jarang sekali membuka ponselku karna sibuk dengan tugas dan pekerjaan ku. Bahkan ponsel itu sudah tergeletak beberapa hari di laci nakas saat ini hahha" ucapnya sembari sedikit menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Astaga, kau berusaha terlalu keras. Bisakah kau mengaktifkan ponselmu setelah pulang sekolah nanti? Aku ingin menghubungimu, nomormu hanya menjadi pajangan kontak ku jika terus diabaikan" Wuri berdiri disana dengan mata sedikit membelalak
Ia menelan saliva kasar sejenak sembari menunduk sedikit gugup dan salah tingkah. Bagaimana bisa pria ini begitu terus terang tentang keinginan untuk menghubungi dirinya. Sial, aku tak ingin wajahku memerah sekarang karna ucapan itu
"Hey kau baik baik saja? ada apa dengan pipimu? apa kau sakit atau kepanasan? pipimu memerah" ucap Jimin dengan lembut mengelus pipi gadis dihadapannya yang semakin memerah setiap detiknya
Sedangkan Jimin disana terkekeh kecil melihat gadis itu menggeleng dengan semburat merah dipipinya. Mustahil jika ia tak mengetahui penyebab warna tersebut keluar dari wajah gadis itu dengan sentuhannya
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD LOVE
Teen Fiction"Hyung, aku suka gadis ini" ucap Jungkook menatap para temannya kemudian beralih kearah gadis berkaca mata yang menampilkan wajah datar didepannya Berawal dari kejadian digudang itu, setelah ia seorang Jeon jungkook direndahkan oleh sosok gadis Nerd...