"tuan Mew, bukan maksud saya lancang tapi jas anda?" tanya Carlen yang saat ini sedang berjalan di lobby kantor menuju pintu keluar bersamaan dengan Mew. Dia melihat Mew tak menggunakan jas, dan itu tidak biasanya. Taukan Mew itu penggila rapih dan tentu saja disiplin. Dia tidak mungkin melupakan jas nya apalagi saat ini akan ada rapat.
"oh jas, jasnya dengan kana. Biarkan saja dia memakainya." kata Mew dengan santainya tanpa memikirkan kerapihannya.
"Tuan Mew tapi kita akan bertemu dengan beberapa petinggi perusahaan, bukankah seharusnya berpenampilan formal?" seru Carlen, dia sebagai skretaris memang harus mengingatkan sang CEO. Urusan dimarahi itu belakangan, yang penting dia sudah mengingatkan.
"haruskah saya yang mengambilnya?" seru Mew sambil berhenti dari jalannya hingga Carlen juga berhenti berjalan.
"tidak tuan! Saya yang akan mengambilnya, anda boleh ke mobil terlebih dahulu." balas Carlen
"kau sudah berani memerintahku sekarang Carlen?" ujar Mew dengan suara pelan penuh intimidasi.
"bu-bukan begitu tuan, saya hanya ingin mengambilkan jas anda yang ada pada Gulf." kata Carlen sedikit takut untuk membela dirinya sendiri.
Carlen terkadang cukup bingung dengan Mew, berbicara dengan Mew harus berhati-hati jika salah salah saja dalam pengucapan pasti seperti sekarang ini. Nada intimidasi, serta tatapan tajamnya keluar tiba-tiba membuat Carlen ketakutan sendiri.
"saya yang akan mengambil jas saya sendiri, kamu tak perlu memerintah saya." kata Mew (bapak kok ya.. Asudahlah😑)
"oh ya, kamu bisa terlebih dahulu ke mobil tidak perlu menunggu saya disini." titah mew.
Mew pun berlalu pergi meninggalkan Carlen di lobby dengan kebingungannya. Lama kelamaan Mew suppasit semakin menyebalkan semenjak mengenal cinta, pikir Carlen.
Saat Mew sampai di lantai atas, yaitu tempat divisi Gulf. Betapa terkejutnya para karyawan yang melihat Mew. Yang tadinya sedikit berleha leha, menjadi sibuk sendiri. Gulf yang masih berdiri sedikit jauh dari tempat duduknya tak menyadari kedatangan Mew.
"Mr. Suppasit, ada yang dapat saya bantu." ujar Belia seraya berdiri dari duduknya yang cukup dekat dari Mew.
Mangabaikan Belia, Mew malah memanggil Gulf yang memang mau berjalan ke arah tempat duduknya. "kana.." panggil Mew membuat beberapa karyawan penasaran dan melihat dengan ragu-ragu ke arah Mew.
"diabaikan." gumam Claire sambil tertawa kecil dari tempat duduknya tanpa didengar oleh orang lain.
Gulf mengalihkan pandangannya pada Mew, cukup terkejut dirinya dengan kedatangan Mew. Karena sebelumnya Mew mengatakan ingin pergi untuk rapat diluar kantor tapi ntah mengapa dia tiba-tiba ada di tempatnya. Gulf segera mungkin datang kehadapan sang kekasih untuk mengetahui maksud sang kekasih.
"Mew, gak jadi rapat?" tanya Gulf dengan suara cukup kecil sehingga hanya mereka berdua yang mendengarkan itu.
"jadi, aku kesini hanya untuk ngambil jas. Masih aja di pakai, dingin ya?" seru Mew
"hihi, iya dingin. Kamu gak ada jas lagi di mobil atau diruanganmu?" tanya Gulf
"tidak ada, kana. Biasanya ada, tapi hari kebetulan semua di mansion." jelas Mew dengan suara lembut mengikuti suara Gulf.
"yaudah, bentar aku buka dulu." ujar Gulf seraya melepas jasnya yang juga di bantu oleh Mew.
Beberapa karyawan yang melihat hal itu, berbisik-bisik. Cukup curiga dengan kedua orang yang sedang tersenyum sambil membuka jas yang dipakai Gulf. Tak pernah mereka melihat Mew tersenyum pada siapapun. Tak ada yang bisa buat dia tersenyum bahkan lelucon sekalipun. Mew itu orang yang cukup serius, dan semua orang tau itu. Namun saat ini, yang mereka lihat adalah senyum kecil dari Mew. Walau hanya senyum kecil, tapi baru ini mereka melihatnya dan itu pun kepada Gulf si anak magang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With Devil ( mewgulf ) S1 segera dibukukan
Romance21+ (MATURE CONTENT) Gulf adalah seorang pria sederhana yang di tinggalkan orangtuanya karna meninggal. Bukan suatu kebetulan, dia bertemu dengan mew sang devil yang ingin membalaskan dendam pada orang tuanya dengan menyiksa gulf. Mew menyuruh orang...