"gimana, udah siap memulai kuliah?" tanya Michael pada Gulf yang sudah duduk di kursi penumpang samping Michael.
"eemm." jawab Gulf
"jangan tegang gitu dong." kata Michael, dia melihat raut wajah Gulf yang risau. Tas yang berada di atas pahanya saat ini, di remasnya kuat.
"gak kok!" elak Gulf
"yaudah tasnya taruh belakang aja." Michael pun mengambil tas Gulf yang ada di atas pahanya kini berpindah tempat di kursi belakang.
"Michael, harus ya pakai mobil ini ke kampusnya? Ini terlalu mencolok gak sih? Maksudnya ini cuma ngantar aku aja, kenapa mobilnya mewah banget sih?"
Michael menepuk jidatnya "astaga, kamu ini pacar dari seorang Mew suppasit Jongcheveevat jadi harus special dong diantarnya pakai mobil super mewah miliknya."
kapan lagi coba, Michael bisa pakai mobil mewah milik kakaknya itu. Bukan dia tak memiliki mobil mewah juga, tapi mobil kakaknya ini, benar-benar di buat khusus untuk kakaknya. Kakaknya memperbolehkan Michael memakai mobil tersebut tapi dengan syarat harus mengantar Gulf sampai dengan selamat di kampus barunya. Kalau hanya sekedar ngantar Gulf, itu adalah hal mudah untuknya.
"Michael, aku tak ingin orang-orang di kampusku tau kalau aku ini pacarnya Mew." gumam Gulf sambil menunduk
Michael yang belum menjalankan mobilnya saat ini, langsung melirik ke arah Gulf. Menatap lelaki manis itu dengan raut wajah bingung.
"tapi kenapa?" akhirnya dia bertanya. Sungguh Michael bingung, disaat setiap orang yang mendekati Mew ingin mengambil kesempatan untuk terkenal. Gulf malah tak ingin diketahui oleh banyak orang soal statusnya yang berpacaran dengan Mew.
"aku.. Aku punya alasan tersendiri." jawabnya dengan menundukkan kepalanya
Michael menatap Gulf intens, bingung harus merespon apa. Itu hak Gulf untuk terbuka atau tidak tentang dirinya dan Mew. Menurutnya kakaknya itu tidak salah dalam memilih pasangan.
"yaudah, sekarang udah bisa berangkat kan?" tanya Michael mengalihkan percakapan antara mereka berdua.
"iya." jawab Gulf
Michael pun melajukan mobilnya, tidak ada percakapan lagi diantara mereka. Mobil itu hanya diisi oleh suara musik yang sayup-sayup terdengar. Setelah bermenit menit lamanya, mereka sampai tepat di kawasan universitas Gulf.
"mau masuk sendiri atau mau aku temani?" tanya Michael yang sudah memarkirkan mobil kakaknya itu.
"sendiri aja, tapi kan aku gak tau kelasku dimana?"
"ya.. Iya juga, kamu kan gak ikut kelas dari awal ya. Yaudah nanti kamu tanya rektornya aja. Udah tau kan yang mana rektornya, pasti juga kak Mew udah kasih tau itu rektor."
Michael pun mengambil tas Gulf yang ada di bangku belakang, lalu memberikannya pada Gulf.
"nih.. Masuk sana. Jangan takut, rektornya gak bakal makan kamu." seru Michael dengan candaan sambil mengelus kepala Gulf. Gulf pun segera keluar dari mobil kemudian masuk kedalam gedung besar itu.
Dia berjalan menuju ruangan yang pernah di datanginya dengan Mew beberapa waktu lalu. Beberapa orang ada yang penasaran dengan sosok Gulf dan beberapa orang lainnya merasa tak acuh. Tampang Gulf yang tampan itu cukup menarik minat beberapa wanita dan pria disana. Hanya beberapa, tidak semuanya. Bagaimana tidak, Gulf saat ini berpenampilan cukup rapih dengan kemeja dan celana slim fitnya juga tas yang tersampir di bahu kanannya membuat beberapa orang memuja ketampanannya.
Saat sampai di ruang rektor, dia mengetuk pintu itu. Saat didengarnya suara dari dalam menyuruhnya masuk, dia segera masuk. Saat tau yang masuk adalah Gulf, rektor tersebut sungguh berperilaku sangat baik terhadapnya. Senyum ramahnya terukir di bibir sang rektor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With Devil ( mewgulf ) S1 segera dibukukan
Romansa21+ (MATURE CONTENT) Gulf adalah seorang pria sederhana yang di tinggalkan orangtuanya karna meninggal. Bukan suatu kebetulan, dia bertemu dengan mew sang devil yang ingin membalaskan dendam pada orang tuanya dengan menyiksa gulf. Mew menyuruh orang...