part 39

12.7K 988 74
                                    

"Michael... Cepetan." jerit Muiza
"ini Gulf mau berangkat, kalau gak dia pergi sama Gerald aja ya." sambung Muiza dengan jeritan cukup kuat karna sudah tidak sabarannya. Kalau ada Mew, mungkin kedua orang itu sudah terkena amukan kakaknya itu.

"jangan!! Iya bentar!" sahut Michael dari dalam kamar dengan jeritan yang tak kalah kuat juga dari Muiza.

"cepat!!!" jerit Muiza lagi.

Gulf pun memegang pundak Muiza untuk menenangkannya. "Muiza, udah gapapa aku bisa nunggu kok." kata Gulf menenangkan Muiza yang sudah kesal dengan Michael karna terlalu lama di kamar. Ntah apa yang dilakukannya sehingga terlalu lama di dalam kamar.

"yaudah deh kita makan dulu aja." saran Muiza dan dapat anggukan setuju serta senyuman dari Gulf. Mereka pun meninggalkan pintu kamar Michael dan berjalan menuju meja makan.

Saat sampai di meja makan, sarapan untuk mereka sudah tersedia. Muiza dan Gulf duduk di tempat mereka masing-masing. Sudah 10 menit mereka memakan makanannya, Michael pun datang dengan senyuman sumringah diwajahnya yang tampan. Muiza dan Gulf hanya mengabaikan Michael dan terus memakan makanannya. Michael pun berjalan ke arah duduk Muiza lalu mencium pipi adiknya itu dengan gemas.

"ihh Michael!!!" geram Muiza sambil menatap kakaknya dengan sinis.

"gemas." kata Michael sambil tersenyum senang melihat wajah adiknya itu

"bau!" ketus Muiza

"aku udah mandi." balas Michael seraya duduk di kursinya.

"terserah mau mandi apa gak, kamu bau." ketus Muiza dengan kesal. Sedangkan Michael tak peduli dengan omelan adiknya itu.

"marah-marah terus, mukanya cepat tua loh." canda Michael sembari memakan makanannya

"terserah!!" balas Muiza acuh.

"yampun.. Kalian jangan berantem terus, ayo lanjut makan aja." kata Gulf membuat suasana yang tadinya ricuh menjadi tenang. Muiza dan Michael pun diam sambil memakan makanannya tanpa mengatakan apapun lagi.

Tak berapa lama ketiganya pun selesai dengan sarapan masing-masing. Gulf segera mengambil tasnya yang terletak di kursi sampingnya lalu berdiri untuk merapikan kemejanya. Michael yang sudah selesai makan pun pergi ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil yang lupa dia bawa olehnya. Sedangkan Muiza telah siap untuk berangkat bersama dengan Michael dan Gulf. Muiza ada urusan dengan teman-temannya yang telah lama tak dijumpainya.

"Gulf, ayo kita ke mobil aja dulu nunggu Michael." kata Muiza, gulf yang diajak Muiza pun mengangguk mengikuti Muiza yang telah jalan terlebih dahulu keluar dari meja makan.

Saat berjalan menuju pintu depan Mansion, Tiba-tiba Gulf terdiam dengan tak percaya, matanya membulat, jantungnya berpacu dengan cepat, darahnya mendesir. Dia tak menyangka yang dilihatnya saat ini nyata adanya.

"Mew." panggilnya saat dilihatnya sosok tegas dan tampan itu sedang berdiri tak jauh dari tempat dia mematung. Muiza yang sudah melihat Mew terlebih dahulu juga sama terkejutnya dengan Gulf. Kakaknya itu tanpa kabar apapun tiba-tiba pulang.

Ntah angin dari mana karna semangatnya dan senangnya Gulf, tiba-tiba saja dia berlari dan memeluk Mew hingga Mew sedikit terhuyung kebelakang, membuat Mew segera membalas pelukan kekasih manisnya itu. Kekasihnya Gulf itu telah pulang, kekasihnya Gulf telah kembali. Gulf rindu padanya, sangat teramat rindu. Rasa khawatir dan rindu campur menjadi satu diantara keduanya saat mereka tak saling berdekatan. Sebenarnya rasa khawatir Gulf lebih besar, karna mew pergi tiba-tiba yang membuat Gulf kebingungan. Tapi karna adanya Michael dan Muiza yang selalu menemaninya, rasa khawatirnya terhadap Mew sedikit menghilang.

Life With Devil ( mewgulf ) S1 segera dibukukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang