"kamu kenapa dari tadi main ponsel terus?" tanya Mew.
Saat ini Mew dan Gulf sedang di dalam mobil, ingin survei langsung universitas untuk Gulf. Tapi sejak tadi Gulf sibuk dengan ponselnya, tak tau apa yang sedang di lihatya di dalam ponsel itu.
"aku lagi cari universitas yang bagus disini. Tapi semuanya bagus, aku bingung milihnya." jelas Gulf, dengan matanya yang masih menatap ponselnya.
"kenapa dari tadi gak di cari waktu di kamar?" tanya Mew
"kamu gak ingat, setelah kita masuk kamar apa yang kamu lakukan? Mana bisa megang ponsel kalau kamu kayak gitu. Badanku juga masih sakit ini loh." ketus Gulf sambil melirik Mew sinis, sedangkan Mew berdehem membersihkan tenggorokannya sambil menyamankan duduknya.
"hmm.. Yaudah kamu cari aja universitas yang kamu inginkan. Aku akan tunjukan universitas yang sudah aku inginkan untukmu. Kalau gak suka kamu boleh tunjuk universitas yang kamu inginkan." kata Mew mengalihkan percakapan Gulf, tentang hal yang dilakukan di kamar.
"hmm.. Ok deh, kamu pilih universitas yang mana sih?" tanya Gulf
"kamu akan tau nanti."
Tak berapa lama MewGulf sampai di lokasi yang mereka tuju. Sebuah gedung yang cukup besar dan berbentuk cukup unik yang terletak di pinggir kota hamburg, yang sebagian bangunannya terbuat dari kaca. Gulf mengagumi desain itu dengan teramat sangat.
Ketika memasuki dalam gedung, Gulf lebih mengagumi hal-hal yang terdapat dalam gedung itu. Hal-hal yang terdapat di dalam gedung itu cukup modern. Fasilitasnya cukup lengkap.
"eh.. Mew, emang kita boleh sembarang masuk begini?" tanya Gulf seraya menghentikan Mew lalu berbisik sambil menggenggam lengan Mew.
Alasannya bertanya karna banyak orang yang memerhatikan mereka. Masih banyak siswa dan siswi yang berkeliaran di dalam maupun diluar gedung universitas yang membuat Gulf tak nyaman.
"kenapa tidak boleh?"
"orang-orang pada ngelihat kita, kita kan orang asing, mana boleh sembarang masuk." kata Gulf dengan polos
"gapapa, jangan perdulikan mereka. Mungkin kamu terlalu tampan, itu sebabnya kamu di lihatin." kata Mew sedikit bercanda agar Gulf tidak ragu untuk mengikutinya masuk lebih dalam.
Mereka akhirnya terus berjalan, hingga tak lama mereka sampai di depan pintu yang cukup besar. Saat Mew memegang gagang pintu itu, Gulf menghentikannya kembali.
"Mew.. Ketuk dulu." ujar Gulf
*knock knock knock
"nah kayak gitu, baru kita masuk." lanjut Gulf sembari membuka pintu besar itu.
Mew mengelus kepala Gulf lembut sambil tersenyum melihat tingkah polos Gulf. Mew tau, Gulf hanya ingin bertingkah sopan. Tapi hal ini sama sekali bukan gaya Mew untuk mengetuk pintu lalu masuk setelah diizinkan. Kali ini dia hanya mengizinkan Gulf untuk bertingkah sopan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With Devil ( mewgulf ) S1 segera dibukukan
Romance21+ (MATURE CONTENT) Gulf adalah seorang pria sederhana yang di tinggalkan orangtuanya karna meninggal. Bukan suatu kebetulan, dia bertemu dengan mew sang devil yang ingin membalaskan dendam pada orang tuanya dengan menyiksa gulf. Mew menyuruh orang...