part 30

16.1K 1K 88
                                    

Salah satu dari kelima pria yang bersedia menembak temannya itu, menarik pelatuk pistol, dan menembakkan peluru tepat di kepala temannya yang berada di bawah kaki Mew. Lelaki itu langsung tak bernyawa dan Banyak darah yang keluar dari kepalanya. Tak lama setelah dia menembak temannya itu, pria itu menodongkan pistolnya pada Mew. Mengancam Mew untuk melepaskan keempat temannya yang sedang terikat.

"singkirkan pistol kalian dari kepalaku atau aku akan melayangkan peluru di dalam sini tepat pada boss kalian." ucap lelaki itu pada anak buah Mew yang saat ini masih mengancamnya dengan senjata api di kepala pria itu.

Anak buah Mew melirik ke arah Mew untuk bertanya, segera mungkin Mew menganggukan kepalanya dengan wajah santainya tanpa rasa takut sedikitpun. Anak buah Mew pun menurunkan senjatanya dari kepala lelaki itu.

"kau yakin akan menembak ku? Jika kau sesekali menarik pelatuk itu, aku jamin kau akan mati sama seperti dia." kata Mew sambil mengarahkan pandangannya pada orang yang ada di bawah kakinya. Lalu menatap pria itu dengan tatapan tajam penuh intimidasi.

Lelaki itu gemetera. Dia sebenarnya ketakutan, tapi dia berusaha memberanikan dirinya untuk tetap menodongkan pistol itu pada Mew.

Mew itu cerdik dia tak semudah itu dikalahkan oleh gangster kampungan seperti mereka.

"jika aku menarik pelatuk ini, kau yang akan mati! Bukan aku yang akan mati." gertak lelaki itu pada Mew.

Mew mendekati lelaki itu, Mew berhenti tepat di depan lelaki itu lalu sedikit menurunkan badannya yang terlalu tinggi untuk menyetarakan mulut pistol pada pelipisnya.

"silahkan! Apa kau bisa menembakku dengan tangan gemetar seperti itu?" tanya Mew remeh pada lelaki itu.

"tuan.." ucap anak buah Mew sambil sedikit mendekat, takut-takut lelaki itu benar-benar menembak Mew. Tapi Mew memberhentikan  tindakan anak buahnya dengan mengangkat telapak tangannya untuk memberitahukan 'stop'. Anak buah Mew pun berhenti di tempatnya.

"ayo lakukan!" perintah Mew pada lelaki itu.

Lelaki itu sebenarnya sudah biasa dengan pistol, tapi kali ini yang berhadapan dengannya adalah seorang Mew suppasit. Bahkan memandang matanya saja lehernya seperti tercekat oleh tali.

"cepat!" perintah Mew lagi, dengan segera lelaki itu menarik pelatuk pistol itu

Tapi...

Sama sekali gak terjadi apa apa pada Mew. Lelaki itu terkejut, pistol itu tak berfungsi sama sekali. Belum selesai dengan keterkejutannya, Mew merebut pistol itu dari tangan lelaki itu lalu membanting lelaki itu.

Pistol tersebut bukan tidak berfungsi, tapi Mew sengaja hanya menaruh satu peluru di dalamnya. Bodohnya lelaki itu dia malah menembak temannya terlebih dahulu.

"sudah ku katakan, aku akan menepati perkataanku. Bersiaplah untuk ajalmu, tapi aku tak ingin kau mati dengan mudah."

Mew berjongkok di dekat lelaki itu, menepuk nepuk pelan pipi lelaki itu dengan pistol yang ada di tangan nya saat ini, lalu dengan cepat dan tanpa aba aba Mew menampar lelaki itu masih dengan pistol yang ada di tangannya. Darah segar langsung mengalir dari bibir lelaki itu

"padahal aku ingin berbaik hati, tapi kebaikanku tidak di hargai. Sepertinya jika setiap manusia yang sifatnya sama sepertimu harus dimusnahkan. Manusia seperti kalian tidak bisa dibaikin, malah menjadi jadi." Mew pun kembali berdiri.

"laksanakan tugas kalian!" ucap Mew dan berlalu pergi.

Mew segera masuk kedalam mobilnya, menyalakannya dan segera melajukannya. Sudah setengah perjalanan tiba tiba hujan turun.

Life With Devil ( mewgulf ) S1 segera dibukukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang