Brruukkk
"Aww.. sakit banget"Gulf terjatuh saat dirinya ingin duduk kembali di kursi rodanya. Ntah mengapa kursi rodanya bisa mundur kebelakang, kemungkinan besar tanpa Gulf sadari kursi roda itu memang mundur sendiri.
"Harusnya tadi minta temani Mew aja." Keluh Gulf
Berhubung kursi rodanya tak dapat di gapainya, dia pun terpaksa duduk sambil menyeret kakinya yang tak dapat merasakan apapun itu di lantai toilet.
"Kana."
Suara baritone milik sang suami tiba-tiba aja memberhentikan tindakan Gulf yang ingin menggapi kursi rodanya.
"Mew."
"Kamu jatuh?" Tanya Mew yang saat ini sudah didekat Gulf. Tanpa aba-aba Mew mengangkat Gulf ala bridalstyle.
Mew pun meninggalkan kursi roda tersebut dan hanya membawa Gulf di dalam dekapannya menuju ruangannya. Saat ini Gulf hanya diam, tak ingin bertanya atau mengatakan apapun. Dia takut Mew marah padanya.
Sampainya di ruangan milik Mew, Dia meletakkan Gulf di sofa. Gulf hanya menunduk tak ingin menatap Mew saat ini.
"Lihat aku!" Kata Mew yang saat ini ada di hadapan Gulf sambil melipat tangannya di depan dada.
Gulf pun menengadah memperlihatkan wajah dan mata yang penuh rasa bersalah karena tak mendengarkan suaminya itu.
Okey, calm down Mew. Jangan pernah terpengaruh oleh mata kana yang dapat mengalihkan rasa marahmu padanya. Kau harus tegas saat ini, ayo mulai lah marah padanya. - batin Mew
"Kenapa bisa di lantai tadi?" Tanya Mew dengan wajah seriusnya.
Baiklah Gulf, habislah dirimu saat ini. Lihatlah wajah suami mu ini sungguh memancarkan amarah tapi mengapa masih saja tampan, ughh pengen cium. -batin Gulf
Bisa-bisanya disaat seperti ini Gulf malah mau mencium wajah tampan Mew. Dia memang sudah pasrah saja mau apapun omelan atau hukuman untuknya yang diberikan Mew.
"Mew aku-"
"Ssstt, aku sudah tau. Kamu terjatuhkan? Tadi aku sudah katakan akan mengantarmu ke toilet. Tapi kamu katakan kamu bisa, ya kamu bisa. Kamu bisa melakukan segalanya kan tanpa memberitahuku, tanpa ada aku."
Mew berusaha menahan emosinya saat ini, dia berusaha hanya mengomeli Gulf saja agar Gulf tak menolak jika Mew menawarkannya bantuan.
"Sekarang apa gunanya aku sebagai suamimu, hah? Rasanya aku tidak ada artinya ya, kamu selalu saja terkena masalah saat bersamaku."
Devil ini sedang emosi pada suami manisnya, biarlah, biarlah dia emosi. Tapi rasanya dia ingin sekali memeluk Gulf melihat wajahnya yang merasa bersalah namun di urungkan. Dia harus tegas pada suaminya itu.
"Jangan memasang wajah seperti itu, kamu pikir aku akan luluh padamu? Tidak! Jangan harap aku akan berhenti mengomeli mu."
Gulf hanya diam mendengarkan setiap celotehan Mew, dia jarang sekali mendengar Mew mengomel seperti ini. Baru ini Mew mengomelinya bagaikan seorang ibu pada anaknya yang nakal.
"Kamu ini-"
"Ba ba ba.. nyaahh nyahh.."
"Nghh.. ngahh.."
Ketika Mew ingin melanjutkan amarahnya, sang anak yang berada di keranjang bayi sedang berceloteh ria. Mereka sama sekali tak paham situasi saat ini sedang penuh amarah oleh sang daddy.
"Suara bayi siapa lagi itu?" Omel Mew
"Bayimu." Jawab Gulf
"Diam! Tidak ada yang menyuruhmu berbicara." Ujar Mew
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With Devil ( mewgulf ) S1 segera dibukukan
Romance21+ (MATURE CONTENT) Gulf adalah seorang pria sederhana yang di tinggalkan orangtuanya karna meninggal. Bukan suatu kebetulan, dia bertemu dengan mew sang devil yang ingin membalaskan dendam pada orang tuanya dengan menyiksa gulf. Mew menyuruh orang...