LWD2-15

12K 1K 244
                                    

"Nghh.." Desis Gulf saat dirinya ingin mengatur posisi tidurnya. Baru saja bergerak sedikit, badannya sudah terasa seperti tulang-tulangnya remuk. Padahal dirinya hanya ingin tidur miring untuk mengikuti arah penciumannya yang saat ini sedang menghirup aroma wangi maskulin dari sampingnya. Aroma itu sangat memancing Gulf, untuk menghirupnya lebih dalam.

Gulf membuka matanya pelan, lalu mengerjap-ngerjapkannya sebentar untuk menormalkan penglihatannya yang sedikit rabun karena baru bangun. Disampingnya dia melihat Mew sedang tertidur dengan keadaan tidak memakai baju dan lengan yang menjadi bantalan untuk Gulf. Ntah sejak kapan lengan Mew sudah berada di bawah kepala Gulf.

Tidak biasanya -pikir Gulf saat melihat Mew yang bertelanjang dada.

Sekilas Gulf pun melihat ke arah bibir Mew, ada sedikit luka disana. Dia mengingat ingat apa yang dilakukannya pada Mew semalam sehingga ada bekas luka dibibir Mew yang cukup jelas.

Bibirnya luka, apa aku menggigit bibirnya terlalu kuat? -batin Gulf

Gulf pun mengulurkan tangannya perlahan menuju wajah Mew, hal pertama yang dilakukannya adalah mengagumi wajah tampan Mew, kemudian mengelus pelan pipi Mew lalu menuju ke bibir Mew yang luka. Dia mengelus bibir luka itu dengan ibu jarinya sangat lembut, dia berhati-hati agar Mew tak terbangun dari tidurnya saat dirinya tengah mengelus dan mengagumi Mew.

"Nghh.. argghh.." racau Gulf saat dia ingin bergerak sedikit menjauh dari Mew. Pinggang serta tangannya sangat terasa sakit saat dirinya duduk. Tapi tak memperdulikan hal sesakit itu, Gulf membuka selimut yang sejak tadi masih di pakainya. Dia sangat terkejut, dirinya ternyata masih telanjang, dan badannya terasa sangat lengket serta beberapa ruam merah kebiruan di perut serta dadanya. Bahkan putingnya terasa sedikit nyeri dan membengkak.

"Apa yang aku lakukan semalam?" Gumam Gulf sendiri sambil mengingat ingat hal apa saja yang dilakukannya semalam bersama Mew.

"Ah holy shit, kenapa aku bisa lupa. Aku pikir..  aku pikir itu cuma mimpi." Racau Gulf tidak jelas, hingga membuat Mew ikut bangun dan duduk di samping Gulf. Sejujurnya Mew sejak Gulf menyentuhnya sudah terbangun, tapi dia sengaja lama membuka mata untuk membiarkan Gulf bangun terlebih dahulu.

"Kenapa kana? Pagi-pagi udah berisik aja, nanti Alex dan Axel bangun. Aku baru saja memberi mereka susu, syukurnya mereka tak terlalu rewel." Kata Mew seraya memeluk pinggang Gulf dan menyelipkan wajahnya pada leher Gulf. Ya, benar saja Mew memberikan Alex dan Axel susu karena mereka menangis dan Mew paham anaknya itu sedang haus. Bahkan Mew mengganti celana dari Alex yang sudah basah karena pipis.

Gulf melihat sekilas ke arah tempat tidur anaknya, biasanya anaknya itu pasti rewel di jam-jam seperti ini. Tapi kali ini tidak, Mew benar-benar suami yang perhatian dan pengertian menurut Gulf hingga bisa membuat anaknya kembali tertidur.

"Mew.. ihh jangan peluk dulu aku bau belum mandi." Ujar Gulf sambil menggerakkan badannya yang tak terlalu sakit lagi pada Mew agar Mew melepaskannya. Dia baru tersadar Mew memeluknya begitu erat dan dia ingat dirinya belum mandi.

"Gak bau.. hemm gak bau.." ujar Mew sambil menciumi Gulf dengan asal. Gulf memang sama sekali tak bau, keringatnya saja tak bau, hanya saja tubuhnya sedikit lengket saat ini karena permainan mereka yang cukup kasar semalaman. Bagaimana tidak, Mew sampai membuat Gulf pingsan. Sebenarnya itu baru sebagian dari jiwa iblis Mew dalam berhubungan sexual.

"Aku mau mandi Mew, bukannya kamu harus kerja ya?" Tanya Gulf saat berhasil melepaskan pelukan Mew yang luar biasa erat.

"Ayo mandi sama, kamu pasti kesakitan." Pinta Mew lalu turun dari tempat tidurnya.

"Aku mau- ahh Mew." Jerit Gulf, dia padahal belum sempat menyelesaikan ucapannya tapi Mew sudah mengangkatnya ala bridalstyle. Mew hanya tersenyum melihat Gulf yang terkejut dengan mata membulat serta tangan yang langsung dengan cepat melingkar di lehernya.

Life With Devil ( mewgulf ) S1 segera dibukukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang