LWD2-02

13.5K 1.1K 293
                                    

"Mew mau pulang!" satu kalimat sederhana yang lantas membuat sang Devil bingung.

"masih jam kerja, kana. Lagian makanan kamu belum datang." jawabnya dari arah kursi kerjanya.

"oh iya yasudah. Mew sini deketan, jauh banget ngomongnya kayak orang musuhan. Sini, aku mau peluk!" kata Gulf seraya menggerakkan kakinya diatas sofa.

"manja!"

Hhuuueekk~

"kana.. Kamu kenapa?" tanya Mew, terkejut karena mendengar Gulf yang mau muntah.

Hhuueekk~

"Mew aku ke toilet dulu!" pamit Gulf

Gulf pun langsung berlari keluar ruangan Mew untuk menuju toilet tanpa menghiraukan Mew yang memandangnya bingung. Sampainya di toilet, dia muntah di wastafel. Seperti kejadian beberapa jam lalu yang di keluarkannya hanya air.

"Kana, are you okay?" tanya Mew dengan raut wajah khawatirnya saat baru datang ke toilet yang memang khusus di pergunakan untuk Mew.

"Mew.. Aku Gapapa mungkin masuk angin aja ini." kata Gulf

"yaudah kita pulang aja, muka kamu juga pucat gitu." ujar Mew yang langsung dapat anggukan dari Gulf.

Saat ingin menuju lift, Mew dan Gulf bertemu Albert yang sudah membawa pesanan makanan yang beberapa menit lalu disuruh Mew.

"tuan Mew mau kemana? Ini pesanan anda." Seru Albert seraya memberikan kantung yang berisi ayam saus barbeque yang di pesan Gulf.

"Mew kamu aja yang makan ayamnya aku gak mau lagi. Mencium aromanya buat aku semakin mual." kata Gulf

"yaudah untukmu saja Albert." ujar Mew

"gak! Untuk kamu aja Mew." ketus Gulf

"aku tidak terlalu suka ayam, Kana."

"tidak terlalu suka, tapi masih bisa memakannya kan?"

"tapi aku gak bisa, kana." seru Mew

"terserah, yang pasti aku mau lihat kamu memakannya." pinta Gulf dengan nada sedikit memaksa.

"kamu kenapa jadi suka maksa gini?" tanya Mew, pasalnya Gulf sama sekali tidak pernah membantah sampai yang keterlaluan seperti ini. Kalau Mew gak suka, Gulf tidak akan pernah memaksanya.

"aku gak maksa, aku hanya ingin lihat kamu makan ayam itu. Gak tau ingin lihat aja." jelas Gulf

"yasudah." Mew pun mengalah dan mengambil kantung yang berisi makanan itu dari tangan Albert. Lalu berjalan melewati Albert bersama Gulf yang ada di rangkulannya.

Gulf pucat -pikir Albert

Mew kali ini tak ingin berdebat dengan Gulf, karna wajahnya semakin terlihat pucat. Gulf butuh istirahat saat itu juga, jadi dia memutuskan menuruti sang suami.

"Mew.. Tas ku masih di kantor." kata Gulf setelah sampai di dalam mobil.

"nanti aku suruh Albert atau Carlen ambil tas kamu." kata Mew dengan lembut sambil memasangkan seatbelt untuk Gulf. Dia juga memegang kening Gulf memastikan suaminya itu tak demam. Dan tentu saja tidak demam, tapi wajahnya sudah sangat pucat.

Sebenarnya Gulf sungguh menyebalkan sejak tadi, tapi Mew bisa apa kalau Gulf sudah sakit seperti ini. Dia mau marah juga, nanti suaminya itu semakin sakit terpaksa dia yang harus mengalah.

"Mew, mau pegang tangan." kata Gulf dengan manja. Mew pun memberikan satu tangannya untuk di genggam Gulf dan tangan lainnya untuk menyetir. Selama menyetir, Mew terus memerhatikan Gulf sesekali. Memastikan suaminya itu masih bernafas.

Life With Devil ( mewgulf ) S1 segera dibukukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang