part 16

22.5K 1.7K 221
                                    

Gulf menatap Mew dengan senyuman keterpaksaan, Mew tau Gulf sebenarnya tak ingin mati begitu saja. Mew adalah orang yang bisa baca gerak gerik serta sorot mata seseorang. Dia menatap lekat manik mata Gulf, Gulf seperti menyimpan sesuatu tapi tak ingin orang lain mengetahui itu.

Dengan dorongan dari hatinya, Mew memeluk Gulf dengan erat. Mengelus surai Gulf dengan lembut. Gulf hanya terkejut, dia membulatkan matanya dan tak membalas pelukan Mew yang secara tiba tiba itu. Dia masih mengontrol nafas dan juga pikirannya.

"jangan membuat senyum terpaksa didepan ku, tanpa kau mengatakan apapun aku tau apa yang kau inginkan sebenarnya." ucap Mew dengan terus mengelus surai Gulf.

Gulf bingung untuk membalas perkataan Mew, nafasnya sudah normal tapi jantungnya terus berdetak begitu cepat lebih dari sebelumnya.

"Mew.."

Mew segera melepas pelukannya dari Gulf dan berdiri dari dudukannya.

"sudah mau sore, kembali lah kekamarmu."

Gulf mengangguk menuruti perkataan Mew, dia segera masuk kedalam mansion dan menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju kamarnya.

Tak sengaja dia berpapasan dengan Albert di tangga, Albert yang ingin turun dan Gulf yang ingin naik.

"tuan Gulf, kenapa anda tak menaiki lift?"

"tak apa, aku lagi ingin menaiki tangga."

"hmm, baiklah. Hati hati."

Gulf tersenyum dan mulai menaiki satu persatu anak tangga itu lagi dan meninggalkan Albert dengan kebingungannya saat ini. Albert Tak menyangka seorang Gulf bisa menarik tangan Mew dan sekarang dia melihat Gulf dengan wajah bahagianya.

Gulf memasuki kamarnya, ntah mengapa dia sangat bahagia hanya karna di peluk oleh Mew. Kali ini mew tidak mabuk sama sekali saat memeluk Gulf tapi dalam keadaan sadar.

Gulf segera masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Masih dengan bahagia di raut wajahnya, dia keluar dari kamar mandi setelah hampir setengah jam di dalam kamar mandi. Dia mengambil bajunya di walk in closet dan memakainya lalu segera berjalan menuju tempat tidurnya. Dilihatnya ada kotak persegi panjang di atas tempat tidurnya, dengan terkejut dia melihat isi dalamnya.

"ponsel? Eh.. Ada suratnya."

"ponsel lama mu telah hancur, pakailah ini sebagai gantinya. Aku telah menyimpan nomor ku di dalamnya, jika ada sesuatu hubungi aku"

Pesan singkat yang di dapat Gulf mampu membuatnya lebih bahagia lagi. Dia tak menyangka akan mendapatkan ponsel di saat seperti ini. Sebenarnya, tak memakai ponsel juga tak apa. Lagi pun tak ada yang bisa dihubunginya. Dia lebih nyaman begini, tanpa kabar dari siapapun atau memberi kabar pada siapapun.

Malam pun tiba, Gulf yang sedang menonton film di kamarnya di ganggu oleh suara ketukan pintu dari luar. Gulf membuka pintu itu dengan remote mini yang tersedia diatas meja. Dilihatnya pelayan wanita masuk kedalam kamarnya sambil memberi hormat.

"tuan Gulf, tuan Mew menunggu anda di bawah untuk makan malam."

"makan malam?"

"iya tuan."

"oh aku akan turun kebawah."

"kalau gitu saya permisi tuan."

Gulf hanya mengangguk pada sang pelayan wanita itu, dia segera membuka selimutnya dan turun dari tempat tidurnya. Tidak lupa dia mematikan televisi yang masih hidup menampilkan film yang sedang di lihatnya. Gulf segera berlari kecil keluar dari kamarnya, menuju lantai satu mansion.

Life With Devil ( mewgulf ) S1 segera dibukukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang