"Mew aku mau tanya." Ujar Gulf yang saat ini sedang duduk disamping Mew.
"Tanya apa?" Ujar Mew seraya memakai bajunya yang dibantu oleh Gulf saat ini.
"Sewaktu di club Bastian, kamu marah sama aku banget ya sampai kamu cium wanita itu." Mew seketika menegang mendengar pernyataan Gulf.
"Aku hanya bertanya, bukan untuk marah atau membuat hubungan kita hancur." Ujar Gulf dengan suara lembut, dirinya sudah tau akan ekspresi suaminya itu.
Kini tangan Mew berada di atas kepala Gulf, mengelus kepala itu dengan lembut. Dia tau, akan ada saatnya Gulf penasaran dengan hal itu. Akan ada saatnya Gulf bertanya tentangnya dengan wanita yang sama sekali tak ingin dia ingat, karena hal itu menyakiti Kananya.
"Aku mabuk, aku pikir itu kamu yang datang di dekatku hingga aku melakukan hal itu. Apa kamu masih bisa percaya padaku?" Tanya Mew, kini tangannya mengelus pipi Gulf
"Kalau aku bilang tidak?" Ujar Gulf seraya menatap mata Mew.
"Tidak apa-apa, percaya pada apa yang kamu percaya ya. Yang pasti aku tidak melakukan itu dengan sengaja. Aku tau tidak akan mudah percaya dengan orang jahat seperti aku ini. Kamu sudah tau semuanya dan kamu sudah tau siapa aku. Aku bagaimana, masa laluku gimana? Kamu tau semuanya sekarang. Tidak akan mudah mempercayai aku. Kamu datang dan berbicara padaku saja, sudah membuat aku senang. Di tambah kita melakukan hal tadi yang sama sekali tak aku bayangkan, dapat melakukan hal itu disaat seperti ini." Seru Mew kemudian menurunkan tangan dari pipi Gulf.
Sedikit kecewa dirinya pada kata-kata Gulf, bagaimana pun, siapa pun yang melihat hal itu tidak mungkin mengira itu tidak sengaja. Semua orang akan percaya pada apa yang mereka lihat saat itu juga.
"Aku percaya kamu tidak melakukan hal itu secara sengaja." Ujar Gulf membuat Mew mengerjapkan matanya dan perlahan tersenyum senang mendengar perkataan suaminya. Dia pikir Gulf masih tetap marah padanya.
"Benarkah?" Tanya Mew
"Iya sayang." Jawab Gulf
"Terimakasih telah percaya. Terimakasih telah menerima aku kembali."ujar Mew seraya memeluk Gulf
"Terimakasih juga karena tidak marah atau membenci aku karena kesalah pahaman kita. Maaf telah menyakiti kamu."
"Tidak, kamu tidak salah kana, sudah kita lupakan saja. sekarang, Boleh bawa anak-anak kesini? Aku ingin mencium mereka." Pinta Mew
"Ya, tentu saja." Gulf pun melepaskan pelukannya dari Mew lalu berjalan menuju ketempat anak-anaknya meninggalkan Mew sendiri di tempat tidur.
"Anak papa mainnya seru ya, ayo sayang kita sama daddy" Gulf pun menurunkan anaknya dari kursi satu persatu. Gulf pun kembali berjalan ke tempat tidur Mew dengan dua anaknya memegang jari-jarinya sambil berjalan.
"Bawa atas sini saja mereka." Pinta Mew seraya menepuk nepuk tempat tidurnya dan Gulf pun menurutinya. Dia menggendong kedua anaknya di atas tempat tidur Mew.
"Aku ambil bubur kamu dulu ya." Mew hanya mengangguk dan memfokuskan dirinya pada anak-anaknya yang sedang bermain di dekat kakinya.Semenit kemudian Gulf datang dengan membawa semua makanan yang di panaskannya tadi. Dia mendinginkan sebentar, agar makanan tersebut hangat dan mudah di makan.
"Kana, Muiza akan menikah." Hal tersebut mengejutkan Gulf sedikit. Ya, dia sama sekali tidak tahu bahwa adik iparnya itu akan segera menikah. Dia malah fokus pada masalah yang membuat salah paham dirinya dan Mew.
"Kapan?" Tanyanya seraya mendudukan dirinya.
"Mungkin sebulan lagi atau bisa lebih cepat." Jelas Mew sambil bermain dengan anaknya yang ada di depannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With Devil ( mewgulf ) S1 segera dibukukan
Romance21+ (MATURE CONTENT) Gulf adalah seorang pria sederhana yang di tinggalkan orangtuanya karna meninggal. Bukan suatu kebetulan, dia bertemu dengan mew sang devil yang ingin membalaskan dendam pada orang tuanya dengan menyiksa gulf. Mew menyuruh orang...