"maaf Ms. Emeralda, apa yang bisa saya bantu?" tanya Gulf
"bantu? Kamu itu membuat saya malu di depan Mr. Suppasit. Kamu seperti tak tau sopan santun, kamu membuat Mr. Suppasit menegur saya karna kamu tak sopan." bentak Emeralda pada Gulf membuat Gulf menunduk. Dirinya tak tau kalau Mew akan marah pada ketua divisi itu hanya karna hal kecil, apalagi itu karna dirinya. (hayoloh Gulf)
"maaf Ms." ucap Gulf menyesal.
"apa maaf kamu bisa membuat Mr. Suppasit tidak marah pada saya? Dia pikir saya tak mengajari kamu dengan baik." bentak Emeralda untuk kedua kalinya.
"memang dasar dianya aja yang emosian." gumam Gulf tanpa sadar dan secara cepat menutup mulutnya yang tak tau aturan. Niatnya dia ingin mengoceh di dalam hati tapi malah suaranya yang keluar.
"apa kamu bilang? Sekarang kamu harus datang ke ruangan Mr. Suppasit untuk meminta maaf." perintah Emeralda membuat Gulf terkejut
"Ms. Emeralda, jangan suruh saya keruangan tuan Mew. Ms. Emeralda saja yang memarahi saya, saya tak ingin pergi keruangan beliau." ujar Gulf memohon.
"pokoknya kamu harus keruangannya saat ini juga, ayo saya antar kamu takutnya kamu berbohong dihadapan Mr. Suppasit. Dan satu lagi, kamu tak di izinkan memanggilnya tuan Mew." tegas Emeralda memandang Gulf tajam.
"tapi tuan Mew mengizinkan saya memanggilnya seperti itu. Ms Saya mohon jangan adukan saya pada atasan." Gulf terus memohon, tapi sia-sia permohonannya tak terkabul. Ntah apa yang akan dilakukan Mew padanya. Dia malas melihat wajah Mew yang akan meledeknya atau bahkan menggodanya.
"ya terserah, pokoknya ayo ikuti saya." seru Emeralda seraya keluar dari ruangannya yang diikuti dengan Gulf sambil memohon pada ketua divisinya.
"Ms. Emeralda, saya rela di hukum apa aja asal jangan ketemu tuan Mew. Dia sangat menyeramkan." ujar Gulf tanpa berpikir terlebih dahulu.
"baiklah, kesalahan kamu bertambah. Kamu mengatakam Mr. Suppasit emosian dan menyeramkan." ujar Emeralda seraya menaiki lift yang tentu saja diikuti Gulf. Sebenarnya dia bisa saja membiarkan emeralda naik sendiri tapi dia takut di hukum lebih berat dan nilainya terancam.
Selama di lift, Gulf sudah berhenti memohon karena percuma lift sudah naik menuju lantai dimana ruangan Mew berada.
Saat keluar dari lift, Gulf hanya mengikuti Emeralda dari belakang. Sampai akhirnya Emeralda mengetuk pintu besar itu dan masuk kedalamnya.
"maaf Mr. Suppasit mengganggu waktunya. Saya membawa Gulf anak yang magang disini, anda sebelumnya mengatakan ingin menghukum dirinya dan saya membawanya kesini. Dia juga melakukan kesalahan lain." ujar Emeralda tanpa jeda, dia tau Mew tak suka berbasa basi.
"apa lagi kesalahannya?" tanya Mew sambil memperhatikan Gulf yang menunduk sambil berdiri di depan mejanya.
"katakan apa salahmu." pinta Emeralda pada Gulf
"tuan Mew maaf sebelumnya saya mengatakan anda emosian juga menyeramkan." ujar Gulf masih menundukkan kepalanya.
Hal sederhana seperti ini saja di perbesar. -batin Gulf
"Emeralda, kamu boleh keluar sekarang biarkan dia disini. Saya yang akan memberikannya hukuman." ujar Mew
"baik Mr, saya permisi." Emeralda pun keluar dari ruangan Mew itu. Dia meninggalkan Gulf dan juga Mew hanya berdua di ruangan itu.
Setelah pintu besar itu tertutup sempurna Mew pun berdiri dari kursinya dan berjalan mendekati Gulf yang masih menunduk.
"hukuman apa yang pantas untuk kekasihku ini, hem?" tanya Mew dengan nada menggoda seraya memegang dagu Gulf untuk memperlihatkan wajah manis Gulf itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With Devil ( mewgulf ) S1 segera dibukukan
Romansa21+ (MATURE CONTENT) Gulf adalah seorang pria sederhana yang di tinggalkan orangtuanya karna meninggal. Bukan suatu kebetulan, dia bertemu dengan mew sang devil yang ingin membalaskan dendam pada orang tuanya dengan menyiksa gulf. Mew menyuruh orang...