Albert seperti biasanya selalu melayani mew dengan baik, Albert yang sudah melihat mew segera membukakan pintu mobil untuk mew yang sedang berjalan dari dalam rumah dengan Carlen di belakangnya. Sebelum masuk kedalam mobilnya, mew memberhentikan langkahnya dan bertanya pada Carlen.
"jadwal detail untuk hari ini?!"
"tuan mew, Anda bertemu dengan tuan taylor setengah jam lagi di restaurant Die Stube untuk membicarakan perusahaan cabang yang bergerak dibidang teknologi komunikasi." jelas Carlen sambil membuka tab nya.
"lalu?"
"tuan Warren akan datang ke kantor pusat setelah jam makan siang." jawab Carlen
Mew nengernyit "warren? Katakan padanya aku tidak punya waktu hari ini untuk dirinya." ketus Mew
Carlen ingin membantah perkataan mew karena pertemuan mew dengan warren sangat penting menurutnya, dan jadwal mew hari ini hanya bertemu taylor selebihnya dia menyibukkan diri di kantor. Tapi Carlen yang memang terlalu takut membantah segera mengurungkan niatnya untuk membantah. Carlen tak ingin kehilangan pekerjaannya yang sudah lama bersama mew apalagi Carlen adalah orang yang memang sudah jadi tangan kanan Mew setelah Albert dan juga Tidak ada orang yang berani menggaji Carlen sebesar mew menggajinya.
"baik tuan." jawab Carlen sembari menundukkan kepalanya pada Mew.
Mew pun berjalan memasuki mobilnya yang pintunya sudah dibuka oleh Albert. Setelah Carlen melihat mew memasuki mobil, Carlen pun memasuki mobilnya untuk mengikuti mobil Mew.
Mew sampai ke tempat tujuannya dengan sangat tepat waktu. Dia di arahkan untuk menuju privat room yang ada di restaurant ternama tersebut. Mew memasuki privat room itu bersama Carlen dan Albert yang mengikutinya dan yang terus setia berdiri di belakang mew. Saat pintu ruangan itu terbuka, Dilihatnya taylor sedang duduk dan langsung berdiri menyambutnya, saat dirinya melihat mew masuk kedalam ruangan yang sudah di pesannya itu.
"hello tuan Suppasit Jongcheveevat, apa kabar?" sapa taylor ramah sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Mew. Suatu kebanggaan untuk dirinya bisa berjumpa langsung dengan Mew untuk membicarakan kerjasama tersebut.
Mew membalas uluran tangan taylor, lalu melepasnya, "saya cukup baik tuan Taylor Martiner." ucap Mew dengan menyebut nama lengkap dari orang tersebut.
"senang bertemu denganmu kembali tuan suppasit." kata Taylor sambil tersenyum kaku.
"bisa kita langsung mulai? Saya tidak punya cukup waktu hari ini." ucap mew dengan menatap intens taylor.
Taylor sedikit kalang kabut mendapat tatapan dari mew, padahal itu hanya tatapan biasa tapi sangat mengintimidasi bagi orang lain. Ntah kenapa gulf bisa membalas tatapan mata yang penuh kekejaman itu dari mew.
"oh iya.. Iya.. Silahkan duduk tuan."
Mew pun duduk di kursi yang telah disediakan. Tentu taylor langsung menjelaskan hal tentang kerjasama antara perusahaannya juga perusahaan mew. Dia juga memberitahukan tentang keuntungan dan kerugian apa saja yang dapat mereka dapatkan dalam perkembangan teknologi komunikasi yang akan mereka kembangkan nanti.
Sembarinya mew membahas tentang kerjasama perusahaannya, Albert dan Carlen masih terus berdiri di samping kursi mew. Carlen yang notabenya asisten sekaligus skretaris mew ini, hanya memberi berkas berkas yang diperlukan serta menjelaskan sedikit tentang hal hal yang berkaitan dengan perusahaan mew.
"baik tuan mew, terimakasih atas waktunya. Senang bekerja sama dengan anda." ucap taylor sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat Mew kembali.
Mew pun menyambut uluran tangan taylor seraya melepasnya kembali. Tanpa berkata apa apa lagi mew segera keluar dari privat room tersebut yang diikuti oleh Albert dan Carlen. Taylor yang melihat kepergian mew, akhirnya bernafas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With Devil ( mewgulf ) S1 segera dibukukan
Romance21+ (MATURE CONTENT) Gulf adalah seorang pria sederhana yang di tinggalkan orangtuanya karna meninggal. Bukan suatu kebetulan, dia bertemu dengan mew sang devil yang ingin membalaskan dendam pada orang tuanya dengan menyiksa gulf. Mew menyuruh orang...