[S2] 15. Gelisah

1.8K 210 24
                                    

Randa membuka kedua matanya. Sedari tadi memejam, tapi ia tak kunjung tidur. Melirik Dera yang memeluk Arga. Pria itu telah terlelap.

Perasaan gelisah kini menghinggapi Randa. Memikirkan apakah harus memberitahu Dera atau tidak perlu.

Tapi, jika Dera tau nanti pria itu marah.

Baiklah Dera gak usah tau, batinnya membenarkan.

Dera tidak perlu tau jika tadi ia menemani Sabian makan. Tentunya karena terpaksa.

Masih segar dalam ingatan Randa bagaimana lahapnya Sabian makan. Meski ditawari, ia menggeleng karena ia akan makan bersama Dera dan Arga nanti.

"Gak. Nanti gue mau makan bareng suami dan anak gue."

Gerakan Sabian mengunyah berhenti, pria itu menegakkan kepala menatapnya dengan senyum kaku membuatnya membuang pandangan.

"Padahal gue pesenin lo tumis kangkung dan telur balado ini. Kesukaan lo," ujar pria itu lalu kembali mengunyah makanannya. Menyuapkan nasi serta lauk masuk ke dalam mulutnya.

Tanpa sadar air mata Randa mengalir. Segera ia menyeka air matanya, enggan menatap Sabian.

Padahal jika Randa menatap Sabian, pria itu makan dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa belum tidur?" Randa tersentak, ia menoleh pada Dera yang menatapnya.

"Gak bisa tidur."

Dera melirik jam yang menunjukkan pukul satu malam. Lalu kembali menatap Randa. "Mau aku tidurin?"

Randa menatap Dera dengan mata melotot lalu tertawa pelan melihat cengiran Dera.

Pria itu turun dari ranjang. Mengendikkan kepala agar ia ikut beranjak.

Pria itu duduk di atas karpet membuatnya mengernyit heran, tapi juga ikut duduk.

"Balik badan kamu." Suruh Dera pada Randa setelah wanita itu duduk menghadap ke arahnya.

"Kamu mau apa?"

"Balik aja, Da!"

Randa pun memutar tubuh, memunggungi Dera. Kedua pundaknya dipijat Dera.

"Biasanya nih orang yang gak bisa tidur karena pundaknya tegang," ujar Dera seraya memijat pundak Randa.

"Oh ya? Kata siapa?"

"Kata aku."

Keduanya tertawa geli. Randa merasa rileks karena dipijat Dera. Pria itu beralih memijat kedua lengannya.

"Sandar aja Da," ujar Dera pelan membuatnya menyandarkan punggung di dada Dera.

Dagu pria itu berada di pundak kirinya. Nafas Dera yang hangat menerpa lehernya. Dan tidak berapa lama lehernya dicium pelan membuatnya melenguh pelan.

"Der..."

"Hm?" Dera berdehem pelan tidak menghentikan aksinya yang mencium leher Randa.

Tangan Randa mencengkeram tangan Dera yang bertengger di perutnya sehingga posisi Randa saat ini dipeluk dari belakang.

Memejam merasakan bibir lembab Dera mengakses lehernya. Memiringkan kepala agar pria itu leluasa menikmati lehernya.

Tangan Dera naik hingga ke dadanya. Meremas kedua benda itu yang membuatnya mendesah.

Menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahannya.

"Gak usah ditahan Mira, gue suka desahan lo."

Mata Randa terbuka, refleks menarik diri dari pria di belakangnya. Matanya terkejut menatap Sabian yang menyeringai.

Love Makes Hurt [S2-S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang