Tatapan Randa tak sekalipun berhenti memandang pintu apartemennya. Menunggu pintu itu terbuka dan menunggu kedatangan Dera yang entah kemana karena sudah larut malam pria itu belum kembali.
Baru kali ini Dera belum pulang selarut ini semenjak mereka menikah.
Menekan ego, ia menghubungi Dera namun tidak dijawab sama sekali. Bahkan panggilannya ditolak.
Terpaksa bohong pada Arga yang mencari keberadaan Ayahnya, mengatakan Dera masih bekerja dan akan membelikan Arga mainan. Dan akhirnya Arga pun terlelap.
Tepat pukul satu pintu terbuka, segera ia berdiri. Tatapannya tajam pada Dera yang terlihat kuyuh. Mata pria itu memerah, mungkin saja karena mengantuk.
"Kenapa baru pulang?" Todong Randa sembari mendekati Dera yang berhenti melangkah. "Kamu nolak panggilanku. Kenapa?!"
Hidung Randa mengkerut mencium aroma alkohol yang menguar dari Dera. Matanya memicing. "Kamu abis minum?"
Mengabikan Randa, Dera melewati wanita itu, namun lengannya dicekal. "Jangan diem aja, Der!" dessis wanita itu kesal.
"Aku capek Da! Ngantuk!" Dera menepis tangan Randa dari lengannya, menatap penuh lelah Randa.
Kembali melanjutkan langkahnya, namun berhenti saat mendengar perkataan Randa.
"Kamu minum karena mikirin rencana Sabian yang pengen jadiin Rere miliknya?"
Memutar tubuh, menatap datar Randa yang menyunggingkan senyuman.
"Bukannya kamu udah gak cinta sama dia?! Kamu udah selesin kan, Der? Kenapa kamu marah kalau Sabian ada niat deketin Rere?!" cerca Randa. Kedua tangannya terkepal erat. Menatap tajam Dera.
Usai mendengar rekaman suara Dera dan Sabian, membuat perasannya semakin gundah. Meyakini jika Dera masih mencintai Rere. Perkataan Dera yang ingin memulai mencintainya hanyalah kebohongan belaka.
Oh! Harusnya Randa tidak lupa siapa Dera.
Si pemberi harapan palsu.
Itulah sosok Dera yang sebenarnya. Suka menebar janji pada para wanita.
"Karena Sabian bukan laki-laki yang tepat untuk Rere!" Suara Dera agak keras. Balas menatap tajam Randa.
Tertawa sumbang, Randa menggeleng tidak percaya. "Apa peduli kamu pada Rere, Der? Dia orang lain. Gak usah kamu peduliin dia mau sama siapa. Siapa yang pantas buat di..."
"Dia..."
"Dia apa?!"
Mereka saling menyela. Menaikkan nada suara satu sama lain. Menatap sengit satu sama lain.
Menghembuskan nafas kasar, Dera membuang pandangannya lalu menatap Randa. "Harusnya kamu bercermin sebelum mencerca aku," ujar Dera lemah.
Memilih duduk bersandar di dinding sebelah sofa. Memijit kepalanya yang terasa ingin pecah. Berdenyut-denyut karena pusing. Antara rasa kantuk dan efek setelah menegak alkohol.
Randa mendekat berdiri di hadapan Dera. Menunduk balas menatap pria itu. "Maksud kamu?"
Dera mendengus kasar, tersenyum getir. "Kamu selingkuh dengan Sabian."
Terhenyak, Randa langsung menggeleng. "Aku gak selingkuh! Kamu..."
"Apa Da? Biarin dia masuk ke apartemen ini, tanpa sepengetahuan aku?! Biarin dia main bareng Arga! Buat apa? Biar dia bisa deket sama calon anak tirinya?!" Dera kembali berdiri, menatap tajam Randa yang membeku.
Ia mendengus sinis. Lalu tertawa sumbang. Meraup wajahnya kasar. Sembari menyugar rambutnya ke belakang.
Mengingat saat ia bertanya pada Arga siapa yang membuat lego berbentuk kapal dan jawaban putranya itu sempat membuatnya bingung.
![](https://img.wattpad.com/cover/263665682-288-k297871.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Hurt [S2-S3]
Ficción General》Sequel Love Makes Hurt《 • • • Pernikahan yang Randa jalani bersama Dera rasanya sangat semu. Mereka memang menjadi orang tua yang baik untuk putra mereka. Arga. Namun, untuk menjadi sepasang suami istri, mereka belum melakukan yang terbaik. Hing...