[S2] 10. Bertemu Kawan Lama

1.8K 244 35
                                    

Dera memilih menunggu Andra di coffee shop yang ada di hotel tersebut. Kepalanya celingukan, lalu kembali fokus pada ponselnya.

Apakah ia harus menghubungi sosok itu?

Sosok yang telah lama tidak bertemu dengannya.

Sekarang ia berada di tempat sosok itu bekerja.

Namun, keraguan memenuhi benak Dera. Tidak berani menghubungi sosok itu.

Persahabatan.

Sepertinya tidak ada lagi.

Persahabatan mereka benar-benar hancur. Tidak ada lagi yang tersisa.

Berawal dari Gibran yang mengkhianati Sabian, menjalin hubungan gelap dengan Randa. Baik Gibran maupun Sabian saling memusuhi, bahkan berdampak pada dirinya, Noah dan Steven.

Lalu saat ia menghamili Randa.

Tidak ada lagi yang tersisa.

Sabian dan Gibran sudah tentu membencinya. Tidak lagi menganggapnya sahabat.

Noah tentunya kecewa padanya karena ia tau perasaan pria itu pada Randa.

Lalu Steven?

Dari yang pernah ia dengar, percakapan antara Randa dan Noah. Sepertinya Steven membenci Randa karena adanya 'sesuatu' antara Noah dan Steven. Tapi, Noah malah menyukai Randa dan membuat Steven membenci Randa.

Mungkin juga dirinya karena sekarang statusnya adalah suami Randa.

Dera baru sadar....

Ternyata kisah persahabatannya begitu rumit.

Saat kembali mengedarkan pandangannya, matanya memicing untuk memperjelas tatapannya pada sosok yang tengah memesan minuman di tempat itu juga.

Rambut yang agak sedikit panjang hingga menutupi tengkuk membuat Dera tidak begitu yakin jika sosok itu adalah orang yang ia kenal.

Tapi melihat jelas ciri-ciri sosok itu membuatnya dengan spontan memanggil.

"Noah!"

Sang pemilik nama langsung menoleh. Hingga keduanya saling menatap.

Dera hanya mampu tersenyum kaku melihat tidak ada ekspresi di wajah pria itu.

Pria itu melangkah mendekat setelah menerima kopi pesanannya. Lalu berdiri di dekat mejanya membuatnya agak mendongak untuk menatap Noah.

"Apa kabar Der?"

Dera cukup bernafas lega saat Noah menyapanya lalu duduk di hadapannya.

Seharusnya Dera tidak perlu merasa khawatir. Noah tetaplah Noah. Tidak akan berubah.

"Gue baik. Lo?"

Menyeruput kopinya lebih dulu, sebelum menjawab pertanyaan Dera. "Gue juga baik."

Biasanya mereka akan ribut jika bertemu, tidak seperti sekarang. Saling terdiam.

"Ngapain lo di sini?" tanya Noah untuk memulai perbincangan. Rasanya aneh jika mereka hanya saling diam.

"Lagi nungguin Bang Andra. Dia lagi hadirin pernikahan karyawannya."

Noah mengangguk kembali menikmati kopinya.

"Kerjaan lo baru kelar?" tanya Dera yang di angguki Noah.

Lalu pria itu tiba-tiba tertawa membuat Dera mengernyit heran. "Napa lo?"

Ingin menghentikan tawanya, namun tidak bisa. Noah menjawab di sela-sela tawanya. "Kita kayak mantanan aja. Canggung banget. Sial!" Lalu menghempaskan punggung di sandaran kursi.

Love Makes Hurt [S2-S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang